໒ིׅᏊˊ•⌔•ˋᏊ ྀ꒱::Tiga puluh Lima ִ۟⋆

309 34 7
                                    

Keheningan menyelimuti ruangan kerja dengan nyala layar komputer yang sama sekali enggan menerangi dua adam yang masih betah berada di posisinya. Saling memangku diatas kursi kerja Bangchan yang masih enggan bergerak dari posisinya.

Jisung telah tertidur terlebih dahulu dengan tetap di posisinya, memeluk leher Bangchan dengan pipi terkulai tak berdaya pada bahu tegapnya.

Bangchan yang tengah bekerja juga enggan membawa Jisung kekamarnya dan menidurkan Jisung karena itu artinya ia harus kembali menjauhi Jisung. Bangchan tidak rela.

Setelah cerita selesai Jisung tidak merespon banyak, dia hanya tersenyum sesaat dan berterima kasih atas ketersediaan Bangchan mengulang cerita lama lalu setelahnya pemuda tupai itu jatuh tertidur di posisi ini.

Iapun memutuskan untuk membiarkan nya karena hal ini dulu lumrah terjadi antara ia dan Jisung. Bangchan sangat merindukan moment ini dan ia berharap tidak akan pernah berakhir.

Diluar sana, Felix nampak mengintip disebalik sela pintu yang tak tertutup rapat, ia mengecek sepersekian jam keadaan keduanya dan ia hanya mampu menaikan sebuah senyuman tatkala melihat pemandangan manis didalam sana.

Bangchan dan Jisung, keduanya membingungkan untuk dipertemukan dan di sadarkan pada alur lambat seperti sekarang ini. Namun keduanya selalu berhasil bersatu kembali walau dunia bertingkah seolah hendak memisahkan keduanya.

"Aku harap Kak Changbin bisa mengerti seperti aku" Gumam Felix setelah ia melangkah menjauhi pintu ruang kerja 3Racha dalam membuat musik apik mereka.

Pandangan nya menerawang ke sebuah figura foto tatkala langkahnya membawa Felix menuju ruang tengah dimana tadi ia bersantai. Figura besar itu hanya berisi foto bahagia Bangchan dan Jisung.

Mereka nampak bahagia bersama-sama dan keduanya pun seharusnya berakhir bahagia.

Namun siapa yang bisa menebak takdir?

┉┉┅┉┉┅┉┉┅┉┉┉┅┄┄┄┄┈•◦• • •◦(🥀)

Jeongin memainkan smartphone nya dengan mengirimkan beberapa pesan spam kepada Seungmin yang terus mengomel kesal karena Jeongin terus mengirimkan pesan pada ponsel nya.

Ingatkan Seungmin untuk membeli smartphone baru dimana itu khusus untuk pekerjaan jadi ia bisa mensilent smartphone nya tanpa kehilangan pesan atau telfon penting dari kliennya.

Oke sebenarnya fokus kita akan berikan pada Jeongin jadi maaf Kim Seungmin. Silahkan dilanjut bekerja nya.

Jeongin yang tengah duduk di kursi yang telah disediakan pihak perusahaan dimana Hyunjin tengah melakukan pemotretan saat ini. Ia tertawa kecil sembari melirik bar pada ponselnya memperlihatkan jam yang baru beranjak menuju sore hari.

Namun kegiatan itu harus terhenti ketika sebuah panggilan masuk ke smartphone nya, ia mengernyit melihat nama kontak orang tersebut.

Bang Minho

Itulah nama nya, Jeongin sebenarnya sedikit malas menanggapi ide-ide dan rencana gila Minho yang tak jauh dari melukai Han Jisung. Jika boleh jujur Jeongin sudah cukup muak.

Ia mengabaikan telfon Minho lalu bersiap kembali mengirimkan pesan namun nama Minho terus muncul pertanda orang disebrang sana tak ingin menyerah menelfon smartphone nya.

Jeongin menghembuskan nafasnya sedikit Jengkel, lalu menekan tombol matikan daya pada Smartphone nya bertepatan saat Hyunjin berjalan menghampirinya dengan wajah tertekuk kesal.

"Bang kalo muka lo gak ganteng gua yakin orang-orang gedeg liat ekspresi muka lo" Ujar Jeongin sembari berdiri dari duduknya dan membiarkan Hyunjin mengambil alih sembari tangannya menyodorkan botol air mineral pada Hyunjin.

Padahal cuman bergaya depan kamera tapi Hyunjin minumnya rakus banget kaya baru selesai marathon keliling seoul.

"Fotografer nya kaya anjing, si ceweknya di pepetin ke gua terus gerah banget gua mana bajunya kurang bahan" Omel Hyunjin yang membuat Jeongin tertawa lepas. Ia menepuk bahu Hyunjin lantas tersenyum.

"Lo barusan asyik sama hp, lagi chat sama siapa lo?" Tanya Hyunjin memberikan botol air minumnya pada Jeongin.

"Seungmin"

Hyunjin menaikan alisnya. "Lo belakangan deket banget sama Seungmin ya, suka lo sama dia?"

Jeongin menggeleng. "Belum yakin tapi kemungkinannya iya"

Hyunjin melebarkan matanya terkejut, ia lalu mendongak menatap serius Jeongin. "Serius"

"Ya gitu, ah udah cepet ganti baju kita masih ada schedule" Ujar Jeongin dengan nada cepat. Hyunjin meledak kan sebuah tawa ketika melihat Jeongin yang salah tingkah meninggalkannya.

┉┉┅┉┉┅┉┉┅┉┉┉┅┄┄┄┄┈•◦• • •◦(🥀)

Waktu bergulir dengan begitu cepat, tanpa terasa jarum jam kini telah berpindah pada waktu hampir mencapai jam 9 malam. Waktu dimana Hyunjin bebas dari segala kegiatan idolnya yang mulai terasa memuakkan.

Laju mobil Hyunjin kini membawanya pergi dari bangunan terakhir ia menjalankan pemotretan menuju apartement Bangchan yang kini sering sekali ia datangi. Jisung sudah ia klaim sebagai obat lelahnya walau pemuda itu jugalah sumber patah hati Hyunjin.

Hyunjin tak mengapa, anggap saja penebusan dosanya atas masa lalu pada Jisung. Ia tak apa untuk bertahan dan terluka lebih lama hingga Jisung sendiri yang meminta nya berhenti.

Laju mobil Hyunjin berada pada kecepatan lumayan tinggi akibat jalanan yang sudah bebas hambatan. Hanya beberapa mobil yang ada dijalanan.

Hyunjin tidak sadar jika sebuah mobil berwarna putih tengah menunggunya di perempatan, seseorang dengan jaket bertudung tanpa memperlihatkan wajahnya nampak menanti dengan sabar.

Mata tajamnya bergerak menelisik sekitar, lalu berhenti pada mobil Hyunjin yang melaju begitu kencangnya. Ia menaikan sudut bibir membentuk sebuah seringgai licik.

"Ini sebagai balasan karena lo bermain-main sama gua Yang Jeongin" Monolog sosok itu dengan tawa gila nya yang mampu membuat siapapun merinding. "Dan tentu untuk Han Jisung tercinta juga"

Membuka pintu mobil, ia bersiap dengan waktu dan adegan berbahaya yang sudah ia hafalkan skenarionya didalam otak.

Semakin dekat, suara mobil Hyunjin terdengar semakin dekat.

Hanya beberapa kilometer lagi, mobil Hyunjin sudah hampir mendekat.

Dalam perhitungan nya yang sudah terasa matang, ia segera menginjak pedal gas mobilnya membawa mobilnya melaju cepat menjauhi perempatan menuju tengah jalan pertemuan setiap jalan.

Ia dengan cepat melompat keluar dari mobilnya walau harus merelakan tubuhnya menghantam kuat aspal dan berguling. Membuat beberapa luka dan rasa sakit mampir.

Hyunjin di sisi lain melebarkan kedua bola matanya terkejut ketika melihat sebuah mobil melaju menuju ketengah jalan, tidak cukup banyak waktu untuk mengerem.

Hyunjin membunyikan klakson dan menginjak rem bersamaan diikuti rasa panik yang teramat sangat menyiksa dirinya ketika rem mobilnya sama sekali tidak menanggapi nya.

Tiiiiiiiiiin

BRAKKKH

Suara hantaman terdengar begitu keras pertanda pertemuan antar badan mobil tak main-main kencangnya hingga bisa membuat siapapun meringis ngilu mendengarnya.

Sosok yang telah menjadi alasan kecelakaan yang entah sejak kapan berdiri dan melihat dari kejauhan bagaimana ringsek nya kap mobil Hyunjin bertemu dengan badan mobilnya.

Ia memegang tangannya yang pertama bertemu dengan aspal, darah mengucur menetes pada jari-jari nya pertanda tindakan tak aman nya tadi telah berhasil menimbulkan luka yang cukup besar.

Ia bisa melihat keadaan Hyunjin hanya dari siluet kaca gelapnya, sosok itu terkulai lemas dengan kepala menghantam setir, asap mengepul tipis dari kap mobilnya.

Ia tersenyum puas, lantas segera berjalan pergi sembari tak lupa memastikan tidak ada saksi mata.

Beruntungnya ia. Cctv perempatan tengah di perbaiki jadi tidak akan ada barang bukti kuat .

┉┉┅┉┉┅┉┉┅┉┉┉┅┄┄┄┄┈•◦• • •◦(🥀)

STRAYKIDS LOVE STORY2; 애 (OH)  [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang