Taman luas tersebut sudah penuh dengan tenda dan panggung yang ber hiasan serba putih, dengan dekorasi bunga yang melambangkan cinta suci menjadi penambah sakralnya suasana.
Jisung menunduk saat tangan nya di peluk oleh changbin selaku walinya menuju panggung dimana pemberkatan akan di selenggarakan membelah tamu undangan, ia memandang karpet yang di penuhi oleh kelopak mawar merah yang sengaja di tabur oleh bridesmaid dihadapan nya. Degupan jantung menulikan pendengaran nya.
Sorak sorai dari tamu undangan yang hadir menambah gugup sang pemuda. Dengan perlahan ia naik ke atas panggung dibantu Bangchan yang mengulurkan tangannya.
Ia berjalan bersama Bangchan untuk berdiri di hadapan pendeta, sebuah kain bordir putih di taruh di atas kepala nya menutup pandangan, tamu undangan berbisik pelan dengan pandangan takjub keatas podium kala melihat sebentar lagi acara memasuki pengikatan.
Pendeta berdeham sembari memegang sebuah micrphone. "Baik sebelum acara pengikatan nya dimulai pertama-tama kita berdoa semoga acara berlangsung lancar tanpa hambatan"
Pendeta mulai memimpin doa dengan semua orang yang mulai berdoa secara khusuk didalam hatinya sesuai kepercayaan masing-masing. Begitupun dengan pengantin dengan jantung yang mulai semakin gila debaran nya.
"Baiklah apa kalian sudah siap?" Tanya pendeta tersebut memandang Jisung dan Bangchan secara bergantian. Keduanya serempak menangguk sembari memandang satu sama lain dengan rasa gugup yang luar biasa .
"Siap" Jawab keduanya dengan kompak. Saling menggenggam tangan satu sama lain dan saling memposisikan diri berhadapan.
Sang pendeta lalu tersenyum. "Baik kepada saudara Bangchan ikuti ucapan saya"
"Saya, Christopher Bangchan. Mengambil engkau Han Jisung menjadi pasangan saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus."
Ketegangan mulai nampak, hening menyelimuti dengan Bangchan yang mulai berkeringat. Ia memantapkan dirinya dengan memandang bersungguh-sungguh pada Jisung yang ikut membalas dari balik hias kain bordir yang menutupi wajahnya.
"Saya, Christopher Bangchan. Mengambil engkau Han Jisung menjadi pasangan saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus."
Penghulu tersenyum lalu memandang Jisung yang hanya diam menatap Bangchan, pemuda itu meneguk ludahnya akibat terlalu gugup. Sebuah senyuman hadir di paras renta nya. "Kepada saudara Han Jisung bisa mengulang ucapan saya"
"Saya, Han Jisung. Mengambil engkau Christopher Bangchan menjadi pasangan saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus dan inilah janji setiaku yang tulus."
Ketegangan mulai semakin terasa kala hadirin menunggu ucapan sang pendeta yang memilih menjeda sebentar waktu."Mulai sekarang saya nyatakan kalian sebagai pasangan suami istri"
"WOOOOOO!!"
sorakan terdengar begitu ramai kala pendeta menyelesaikan perkataannya, Bangchan tak bisa menahan rasa lega dan haru nya. Ia menunduk dengan tangan menyatu didepan dada sebagai rasa syukur janji suci telah dilaksakan dengan baik.
"Anda sudah boleh mencium pengantin anda"
Bangchan menggeser tubuh nya untuk lebih dekat dengan Jisung, meski Jisung hanya senantiasa menunduk dengan tangan saling meremas karena gugup.
Jisung mendongak menatap Bangchan lalu tersenyum dengan sangat lembut kearah suaminya tersebut. Jisung pandang paras sang suami yang nampak menenangkan dengan senyuman yang membuat hatinya luluh. Matanya terpejam saat tangan Bangchan memegang kedua sisi pipi Jisung, mendekatkan wajahnya pada Jisung dan mencium bibir pemuda yang kini menyandang gelar istrinya.
Sorakan kembali bergema dengan kuatnya kala tamu undangan melihat puncak acara yang sangat ditunggu-tunggu. Mereka serempak bertepuk tangan kala ciuman terlepas.
"Sekarang untuk pembawa cincin tolong bawa kesini dan mempelai tolong pasangkan dari pihak mempelai suami lalu ke mempelai istri"
Bangchan mengambil cincin dari atas nampan yang di bawa oleh Felix lalu tersenyum mengatakan terimakasih. Ia genggam tangan Jisung lembut lantas memasangkan cincin tersebut pada jari manisnya.
Jisung tersenyum riang mengambil cincin dari kotak yang dibawa Felix lalu memasangkan nya pada jari manis Bangchan, tubuhnya di rengkuh kedalam pelukan hangat Bangchan dengan ciuman bertubi-tubi dilayangkan pada pipi dan dahinya.
Rasa haru mendera seluruh tamu undangan yang ikut berbahagia. Mereka saling melemparkan kelopak bunga keatas panggung sebagai penggambaran rasa bahagianya. Pujian dan doa terdengar riuh bersahutan dari para tamu ada pula yang tak mampu menahan air matanya.
Dari kejauhan. Hyunjin dan Minho berdiri memandang kehangatan itu dengan dada sesak luar biasa. Minho menunduk dan hal itu mengundang atensi dari Hyunjin yang langsung memandang senyuman terpaksa Minho.
"Selama ini fikiran gua salah. Gak selalu orang pertama yang bertemu dengan pemeran utama ditakdirkan untuk bersama" Minho tertawa dengan nada tercekat. Hyunjin yang mendengarnya hanya mampu tersenyum paksa lalu bergumam sebelum meninggalkan tempat acara.
"Gua juga bertemu dengan dia pertama sebelum Bangchan, tapi akhirnya Bangchan yang terpilih sebagai pemenangnya"
Minho memandang punggung Hyunjin yang menjauh pergi, ia memandang punggung Hyunjin yang menjauh pergi dengan tatapan ragu namun kemudian memilih berlari mengejar pemuda tadi.
┉┉┅┉┉┅┉┉┅┉┉┉┅┄┄┄┄┈•◦• • •◦(🥀)
Jisung dan Bangchan kini berdiri membelakangi tamu undangan dengan kedua tangan memegang seikat bunga yang sama-dibelakang keduanya. Bangchan dan Jisung saling mandang. "Satu. . . Dua. . ."
Keduanya menghitung bersamaan sembari saling melemparkan senyum bahagianya "TIGAAA!!!"
Tamu undangan satu persatu berebut mengambil bunga tersebut namun sebuah tangan dengan cepat menggenggam nya.
Jeongin tertawa penuh kemenangan pada lawan-lawannya "GUA YANG DAPET WUUU"
Pemuda rubah itu lalu mendekati Seungmin yang tersenyum kecil memandangnya, yah mungkin memang sudah saatnya memperjelas hubungannya dengan Jeongin.
Bangchan genggam kedua tangan Jisung sembari menghadap istri nya tersebut. Semburat manis terlihat pada pipi sang istri ketika dirinya mendongak balas menatap Bangchan.
Bangchan pejamkan mata dengan wajah yang semakin mendekat pada wajah Jisung lalu.
CUPPP
Bibir keduanya bertemu, hanya menempel lembut sementara karena Bangchan langsung melepaskan kecupan nya. Ia menunduk menempelkan dahi nya dengan dahi Jisung.
"Aku sangat beruntung, aku memilikimu. Terima kasih"
Jisung menggeleng. "Terima kasih kembali"
Tangan mungil itu mengelus pipi Bangchan. Tiba tiba tanpa di duga gerimis turun memeriahkan hari yang cerah. Membasahi rumput dan tanah yang kering menimbulkan bau khas yang candu.
"Terima kasih sudah membuat aku menyukai kembali hidupku"
Bangchan tersenyum hangat, lalu memeluk tubuh sang istri diikuti sorak sorai bahagia tamu undangan yang merendam suara gerimis. Bangchan dan Jisung tertawa melihat kebahagiaan terpancar di hari bahagia nya. Banyak beban terlepas dari keduanya dan ini adalah perayaan lembaran baru untuk keduanya.
Lembaran baru untuk kisah bersama yang akan dijalani berdua.
ŤHE END
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAYKIDS LOVE STORY2; 애 (OH) [✔️]
Fanfiction[lanjutan dari Book pertama Skz Love story; 30 days] Han Jisung pikir dia tahu dan sombong seolah-olah tahu segalanya. Pada akhirnya, itu semua hanyalah omong kosong. #pair Chansung ft Hyunsung