Angin berhembus dengan halus mengajak tirai putih sebuah rumah sakit menari bersamanya, dengan alunan lembut dan cahaya indah sore hari memasuki jendela yang terbuka. Suara gemerisik gerimis yang turun dari atap menuju rumput terdengar menenangkan ditelinga seorang pemuda yang tengah terduduk diatas ranjang rumah sakit dengan pandangan kosong lurus kedepan.
Sesuatu memenuhi isi fikiran nya menarik dirinya dari kenyataan menuju isi fikiran yang abstrak. Ia selalu bertanya tanya apa setiap kata itu hanya sebuah bualan? Apa kata kata nya sendiri adalah bualan? Kenapa segalanya terlihat seperti sebuah kebohongan di hidup nya. Termasuk kata yang sempat ia percayai namun berakhir menjadi rasa sakit untuk nya.
"Jangan takut ji, lu cuman liat petasan bukan liat gua pergi ninggalin lo"
Tidak, Han Jisung sudah tidak takut terhadap petasan namun kini malah Hyunjin yang pergi darinya. Jisung menoleh ke nakas disamping meja nya, berdekatan dengan standar infus yang masih setengahnya membayangkan jika itu adalah sebuah tangan yang sangat ia kenali.
Tangan Hwang Hyunjin.
Brukhh...
Meringis keras secara reflek. Ia menatap keadaanya yang terjatuh tanpa aba aba dari atas tempat tidur. Menghela nafas saat sadar telah hilang fokus karena tersangka Hwang Hyunjin. Hal itu rupanya mampu membuat Bangchan dan Changbin yang tengah tertidur di sofa yang ada di ruangan Jisung terbangun seketika dan menghampirinya, tatapan khawatir menguar dari paras tampan keduanya.
"Sung gak papa?"
Ia menatap Bangchan dan Changbin bergantian, infusan nya tertarik hingga lepas dari vena Jisung dan membuat darah menetes dari luka tersebut.
Plakk
"Nanya lo gak masuk akal, dia jatuh Bin" Ujar Bangchan menggeplak kepala Changbin membuat yang termuda mengaduh karena pemuda yang lebih tua memukulnya penuh kasih sayang. Sakitnya tiada tara.
Jisung tertawa kearah Changbin dan Bangchan yang nampak terlalu khawatir akan keadaan nya. Kedua netra itu teralihkan kearah Jisung saat mendengar tawa sang pemuda Han, dapat terlihat jelas raut penuh khawatir yang terarah untuknya.
"Maaf aku hilang fokus"Ujar nya kearah dua pemuda bertubuh kekar tersebut.
"Pasti karena Hyunjin? Han tolong fokus pada kesembuhan lo aja" Changbin berjalan menghampiri dengan langkah yang pelan kearah Jisung sambil bersidekap menatap pemuda berambut hitam itu datar.
"Maaf Bang"
"Selama lo koma di rumah sakit Hyunjin bahkan gak pernah jengkuk dengan alasan sibuk, apalagi nyusul lo ke Tokyo" Changbin kembali berujar sembari menatap sosok sang adik tak sedarahnya. Melayangkan protes tak terima karena Jisung terus memikirkan sosok tak berguna seperti Hwang Hyunjin dibandingkan memulihkan keadaan nya sendiri.
Christopher Bang atau kerap disapa Bangchan itu nampak hendak menegur Changbin karena perkataan nya termasuk menyakitkan, namun belum mulutnya terbuka sang termuda berkata.
"Aku tahu, maaf itu diluar kendali ku. Aku akan berusaha fokus pada pengobatan kerusakan paru-paru ku selama 6 bulan ini"
Pemuda bermarga Seo yang nampak mendebgar ucapan sang adik mengernyit namun seketika merekahkan sebuah senyuman.
"Pintar, Jisung harus kuat ya"
Jisung memang paling pintar membuat Changbin kembali tersenyum. Ia menghela nafas, semarah-marahnya Changbin pasti untuk kebaikan nya. Ia mengerti dan tak akan menyalahkan Changbin atas segala kemarahan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAYKIDS LOVE STORY2; 애 (OH) [✔️]
Fiksi Penggemar[lanjutan dari Book pertama Skz Love story; 30 days] Han Jisung pikir dia tahu dan sombong seolah-olah tahu segalanya. Pada akhirnya, itu semua hanyalah omong kosong. #pair Chansung ft Hyunsung