໒ིׅᏊˊ•⌔•ˋᏊ ྀ꒱::Sebelas ִ۟⋆

367 51 11
                                    

Jisung biasanya sangat membenci pagi hari namun terima kasih pada Lee Minho dan aroma wangi yang menguar diseluruh apartement dan membangunkan Jisung yang terkenal mudah sekali lapar.

Ia turun dari atas kasur sembari melangkah keluar dari kamar. Ketika memasuki pintu dapur ia memandang dua punggung yang nampak tengah memasak.

Pemuda dengan pakaian serba hitam tanpa lengan sudah dapat dipastikan sebagai Bangchan, jadi yang mengenakan kemeja putih dengan apron itu Lee Minho.

"Kalian cocok kenapa gak pacaran aja?" Gumam Jisung membuat Minho dan Bangchan yang tengah fokus memasak terlonjak. Hampir saja sup yang mau Chan bawa ke meja makan tumpah karena kaget.

"Jisung, dateng-dateng" Tegur Chan melemparkan tatapan tajam kearah Jisung yang nampak menarik lebar sudut-sudut bibirnya menjadi sebuah cengiran lucu.

"Hehehe maaf, lapeeeer" Ujar Jisung sembari melangkahkan kaki ke meja makan.

"Sudah mandi? Minimal cuci muka dan sikat gigi?" Tanya Minho menaruh nasi hangat diatas mangkuk putih ke meja makan. Ia memandang Jisung yang nampak hendak duduk.

"Belum" Jawab Jisung seadanya.

"Cuci muka lalu sikat gigi Love"

Jisung mengerang, Bangchan tak pernah menyuruh nya begitu.

Ting tong

Suara bel mengalihkan atensi ketiga orang disitu yang langsung saja saling lirik. Ketiga nya merasa tidak membeli apapun dan kurir yang Minho suruh mengantarkan barang-barang nya akan datang nanti siang. Siapa ya?

"Sekalian buka deh Ji" Bangchan berbicara membuat Jisung mempoutkan bibirnya. Bangchan terkekeh lalu mendekat dan mendaratkan kecupan singkat di bibir Jisung.

"Sana Quokka"

"Iya iya huh-!!" Jisung mendengus, ia bahkan belum mendudukan bokongnya. Dengan kaki yang sengaja di hentak karena kesal ia segera melangkah menuju pintu apartement dan membuka nya.

Cklek

Pintu terbuka secara lambat memperlihatkan satu sosok tengah menenteng paper bag yang entah apa isinya. Jisung sedikit penasaran tapi melihat siapa yang datang rasa kesalnya jadi bertambah.

Brakkk

Bangchan dan Minho sama-sama terlonjak dan segera berlari kearah pintu guna mengetahui suara keras barusan berasal dari mana. Keduanya hanya dapat melihat punggung Jisung dengan tangan terkepal.

"Siapa dek?" Tanya Minho.

Jisung berbalik dengan air mata menggenang, Chan dan Minho sama-sama saling melirik.

"HYUNJIN HUWAAAA"

┉┉┅┉┉┅┉┉┅┉┉┉┅┄┄┄┄┈•◦• • •◦(🥀)

Hyunjin memamerkan senyuman nya ketika Bangchan dan Minho memandangnya dengan tatapan seolah menyirih hyunjin diam. Minho kini tengah menyuapi Jisung agar teralihkan dari Hyunjin. Mood Jisung berada di mode sensitif terhadap oknum ber bibir tebal tersebut.

"Bang" Minho memberikan air minun kepada Jisung yang langsung saja meminumnya. Ia menggerakan tubuhnya kearah Chan lalu berbisik.

Bangchan mendengarkan dengan seksama apa yang Minho bisikan lalu ia mendekat untuk membalas bisikan Minho yang langsung mengangguk.

"Dek kakak ke ruang utama dulu ya ambil buah. Lupa diberesin" Pamit Minho sembari berdiri dan melangkah menjauhi meja makan menuju kamar Chan guna menggeledah isi laci dan mencari obat bernama Lithium.

Minho tak asing dengan obat tersebut jadi tak sulit untuknya menemukan benda tersebut. Setelahnya ia mengambil sesuai dosis dan segera mencari buah pisang. Membawa nya ke dapur lantas memotong pisang dan tak lupa menyelipkan pil Lithium kedalam potongan pisang.

"Jisung ini buah penutupnya" Ujar Minho sembari menyodorkan sendok kearah Jisung yang langsung memakan potongan buah tersebut. Mengunyahnya walau sedikit mengernyit merasakan sesuatu yang pahit di indera perasanya.

Jisung menaikan bahu nya bodo amat lantas tersenyum sembari mengucapkan terima kasih kearah Minho yang mengangguk.

"Nah jadi, ngapain lo disini?" Tanya Chan dengan aura bapak-bapak mertua. Menakutkan dan penuh intimidasi.

Hyunjin menggaruk tengkuknya bingung mau berbicara apa. Dia cuman iseng kesini biar bisa numpang makan sambil bawa cheesecake kesukaan Jisung.

"Nyamperin pacar aja bang"

Minho menoleh dengan cepat kearah Chan, meminta penjelasan yang langsung dihadiahi hembusan nafas.

"Gak pacaran Hyunjin, kalian cuman partner rumor aja"

"Hehehe doain aja pacaran beneran"

Bangchan bersandar sembari meraih cangkir coffee nya, ia menoleh kearah Minho dan melemparkan tatapan juga senyuman manis. "Bawa Jisung ke studio dong, gua mau ngomong serius sama Hyunjin"

Minho mengangguk. "Oke kalo udah selesai nyusul aja ya"

Bangchan menjawab nya dengan anggukan sedangkan Minho langsung mengajak Jisung tak lupa membawa paper bag berisi Cheese cake dari Hyunjin agar Jisung anteng di studio.

Sepeninggalan Minho dan Jisung hanya menyisakan Hyunjin dan Bangchan yang kini duduk saling berhadapan.

"Ahahaha kalian cocok ngurus Jisung, kaya suami istri gamau nikah aja gitu?"

Bangchan tahu itu hanya basa-basi namun ia tetap mempertahankan tatapan penuh intimidasinya. Tak lupa melipat tangan didepan dada agar bisepnya tercetak jelas menambah intimidasi kearah Hyunjin.

"Lo bersikap aja kaya biasa sama Jisung, buat rumor dan sekian jangan ganggu Jisung selain pekerjaan" Ujar Bangchan datar. Hyunjin yang awalnya merasa terintimidasi langsung mengernyit sembari membalas tatapan tajam Bangchan tanpa rasa takut.

"Kenapa? Lo cemburu?"

"Bisa dibilang iya"

Hyunjin terdiam dengan kata-kata yang menolak keluar dari kerongkongan nya, ia memandang Bangchan dengan raut terkejut sedangkan yang ditatap mengalihkan pandangan kearah gelas Coffee diatas meja makan.

"Gua yang nemenin saat Jisung hancur sampe sebaik ini, lo kemana waktu itu?"

Satu pertanyaan itu berhasil meruntuhkan tatapan Hyunjin yang kini teralihkan kemanapun asal tidak memandang Bangchan.

"Gua permisi bang"

Hyunjin berdiri dari duduknya, ia melemparkan senyuman terpaksa sebelum berlari menuju pintu keluar meninggalkan Bangchan yang terdiam dengan nafas mendengus kasar.

┉┉┅┉┉┅┉┉┅┉┉┉┅┄┄┄┄┈•◦• • •◦(🥀)

Di sebuah lorong apartement Hyunjin nampak berlari terburu sampai tanpa sengaja ia menabrak bahu seseorang. Hyunjin membungkuk sembari bergumam "maaf"

Orang itu mengangguk pertanda tak masalah dan setelah memastikan memang keadaan orang tadi baik-baik saja Hyunjin pun segera melangkah pergi menuju lift dengan air muka yang nampak sangar kacau. Sesampainya di lift ia segera menekan tombol menuju parkiran basement. Pandangannya lurus dan kosong memandang lurus pintu lift yang tertutup perlahan.

Kepalanya pening kala ingatan masa lalu dengan tidak sopannya terngiang kembali, ingatan dari hal buruk yang ia lakukan dulu dan dengan bodohnya ia malah kembali ke kehidupan seorang Han Jisung tanpa tahu diri.

Tapi ia hadir dengan cinta yang serius dan lebih tulus, apa itu tidak bisa dijadikan pertimbangan? Apa terlalu berat kesalahan nya dimasa lalu hingga selalu di ungkit?

Apa se menyedihkan itu seorang Hwang Hyunjin? 

┉┉┅┉┉┅┉┉┅┉┉┉┅┄┄┄┄┈•◦• • •◦(🥀)

STRAYKIDS LOVE STORY2; 애 (OH)  [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang