໒ིׅᏊˊ•⌔•ˋᏊ ྀ꒱::Empat puluh ִ۟⋆

337 33 12
                                    

Angin malam berhembus membunyikan dedaunan yang saling bergesekan di sunyi nya sebuah taman kota, mungkin juga hanya Jisung yang ada di taman itu karena waktu telah beranjak semakin malam. Jika difikir siapa yang mau duduk sendirian di tengah taman di malam hari?

Ya hanya Jisung, pemuda itu enggan pergi ke rumah sakit maupun apartement, Jisung ingin egois sendirian terlebih dahulu. Mengingat kembali pertanyaan Hyunjin membuat Jisung mengetatkan pelukan nya pada lutut.

Kepada siapa sebenarnya perasaan nya ini? Hyunjin atau Bangchan?

Tapi, rasa sakit saat Hyunjin bersama orang lain tidak begitu menyakitkan dibandingkan dengan melihat Bangchan bersama orang lain.

Apa ia menyukai Bangchan?

"Menyedihkan"

Jisung menolehkan kepalanya kala mendengar sebuah suara yang terdengar begitu dekat dengannya, dan benar saja ada sosok berdiri tak jauh darinya dan sosok itu Jisung tentu dengan sangat jelas mengenalnya.

"Seungmin?" Gumam Jisung memanggil nama dari orang itu.

Kim Seungmin, menaikan bibirnya membuat sebuah senyuman kecil yang jarang Jisung lihat dari sang pemuda puppy tersebut. "Sung, lo gak harus memilih salah satu sekarang"

"Tapi gua gak paham, gua harus memilih salah satu begitulah supaya semua drama ini berakhir" Jawab Jisung sembari menunduk tanpa bergerak sedikitpun dari posisi duduknya.

"Sung, gausah terburu-buru. Kita gak akan tahu soal masa depan" Seungmin menghadap kearah Jisung yang nampak mengernyit, sejujurnya Jisung menyetujui ucapan Seungmin namun tidak dengan sesuatu didalam fikiran nya.

"Setiap akhir kisah bukannya harus selalu bahagia?"

"Kematian itu akhir sebuah kisah, selama itu bukan kematian gak ada akhir bahagia sung, biarin aja waktu ngasih tahu untuk siapa seharusnya hati lo itu." Seungmin mengeluarkan tangan nya dari saku celana, menyodorkan nya kehadapan Jisung. "Mau pulang?"

Jisung menatap terkejut uluran tangan Seungmin, dengan sedikit ragu Jisung menerima uluran tangan itu dan tersenyum. "Mungkin lo bener, gua gak boleh terlalu terburu-buru"

"Kapan sih gua salah?" Tanya Seungmin sedikit main-main dengan nada nya yang membuat Jisung tertawa kecil, tawa yang benar-benar bebas dan tak pernah Jisung duga akan keluar dari bibirnya karena candaan garing dari sosok semacam kulkas seperti kim Seungmin.

Jauh dari keduanya, Yang Jeongin yang tadinya tengah bersama Seungmin dan meninggalkan pemuda itu untuk membeli es krim yang kini tengah menetes karena mencair.  Ia nampak menggigit bibir bawahnya dengan pandangan sendu dari kejauhan.

Berfikir hal terburuk mengenai Kim Seungmin dan apakah ia lagi-lagi akan kehilangan sebuah cinta karena Han Jisung? Apakah ini karma karena Jeongin pernah jahat pada pemuda Han itu?

Jeongin tidak tahu, ini menyesak kan namun tidak bisa dipungkiri mungkin sesak yang Jisung rasakan karena ulahnya bisa saja separah ini. Jeongin tidak dapat melakukan apapun.

Ia hanya sudah merasa pantas dengan segala rasa sakit ini. Ia siap menerima karma menyakitkan ini.

┉┉┅┉┉┅┉┉┅┉┉┉┅┄┄┄┄┈•◦• • •◦(🥀)

Bangcham bergerak gusar dan gelisah di rumah sakit tempat Hyunjin dirawat, sedangkan pemuda Hwang itu bahkan hampir terlelap karena mengantuk melihat kegiatan Bangcham yang bolaj-balik didepan pintu ruangan nya seperti mushroom dalam game super mario.

Hyunjin tidak suka game lama itu, dia lebih suka bermain game menangkap impostor seperti menangkap Lee Minho. Sang impostor agar Hyunjin nanti bisa berteriak dengan nada kuat. 'I GOT THE IMPOSTOR' sambil mnunjuk Minho.

Tapi abaikan itu tidak akan prnah terjadi, Hyunjin meregangkan tubuhnya sembari menguap pelan dan menutupnya dengan telapak tangan. 

"BANG DARI PADA LO KOSPLE SETRIKAAN MENDING SINI DAH, PUK-PUK IN DEDRK HYUNJINNIE INI SOALNYA NGANTUK" Teriak Hyunjin brrharap dapat menyadarkan Bangchan dari lamunanya namun rrspin pemuda bang itu hanya meliriknya tajam lalu kembali melakukan kegiatan nya lagi.

Menyebalkan.

Hyunjin kemudian menolehlan kepalanya kesamping, ke sebuah bunga tulip yang nampak sedikit layu didalam vas kaca.

Jika difikir, cinta itu sangat rumit ya. Dulu Hyunjin mempunyai Jisung namun lebih memilih menggapai mimpi namun saat mimpi itu ia dapatkan, Hyunjin malah ingin membuang nya dan hidup damai dengan Jisung.

Karma itu nyata, disaat ia melupakan Jisung tuhan menghadirkan Bangchan untuk menggantikan nya. Semua ini kesalahan nya, jika saya ia tidak egois maka Jisung tidak akan kecelakaan dan bertemu Bangchan lalu keduanya akan hidup bahagia tanpa konflik memusingkan seperti sekarang.

"Maaf, maaf, maaf sudah menghancurkan hidupmu sung" Gumam Hyunjin memejamkan mata nya yang berkaca-kaca, membuat lelehan kristal bening itu turun ke arah pipinya dan jatuh saat berada di penghujung dagu.

Bangchan melihatnya, gumaman itu terdengar sangat keras. Ia menggigit bibir bawahnya dan mengepalkan erat tangannya. Jisung dengan dilema yang membuatnya menyalahkan diri, Hyunjin dengan penyesalan yang menyebabkannya juga menyalahkan diri padahal disini sumber masalahnya adalah Bangchan sendiri.

Jika ia tidak ugal-ugalan, Jisung tidak akan terluka dan mereka masih memiliki kesempatan. Bangchan ingin Jisung juga? Padahal ia hanyalah benalu di hubungan mereka.

Menyesakan, Bangchan bergerak melangkahkan tungkai kakinya menjauhi ruangan Hyunjin. Mencari tempat yang aman untuknya mengeluarkan seluruh emosi sialan ini.

┉┉┅┉┉┅┉┉┅┉┉┉┅┄┄┄┄┈•◦• • •◦(🥀)

"Apa lagi??" Minho melemparkan smartphone nya kesembarang arah, hampir ia benar-benar bisa melakukannya dengan Bangchan dan menyebarkan file itu ke seluruh media untuk membuat alur drama baru namun sialan nya Felix dan Jisung datang terlalu awal.

Ia juga jadi mencurigai Felix jika sebenarnya anak itu bukan benar-benar sebuah pion untuknya. Anak itu lebih sulit ditebak dari yang Minho kira.

"Aku harus apa lagi?" Tanya Minho kesal, pion nya sudah terlepas semua dan hanya tersisa Felix. Jadi bagaimana cara Minho bisa menggunakan Felix padahal ia sendiri sangat ragu dengan anak itu.

Mengacak surai nya dengan kesal, Minho berjalan menuju dapur apartement pribadinya. Ia telah di usir Bangchan setelah acara tadi yang menyebalkan.

"Aku sudah menahan diri selama ini, tapi aku tidak punya pilihan" Gumam Minho dengan nada yang sangat menakutkan. "Aku akan membunuh mu Han"

STRAYKIDS LOVE STORY2; 애 (OH)  [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang