Bangchan menghembuskan nafasnya dengan sangat-sangat berat, ia baru saja menemui dokter untuk mengetahui perkembangan kondisi Hyunjin yang syukurnya sudah lebih dari baik.
Namun yang membuat Bangchan menghela nafas seperti saat ini adalah telfon yang baru saja ia tutup, telfon dari Changbin yang mampu membuat Bangchan pening seketika.
Namun sepertinya Bangchan juga tidak memiliki pilihan lain, langkah Bangchan terhenti ketika matanya tak sengaja melihat Jeongin ditarik kasar oleh seseorang yang tentunya tak asing untuk Bangchan.
Itu Minho.
Bangchan mengernyit, memikirkan alasan logis untuk apa Minho ke rumah sakit lalu menarik Jeongin yang nampak berontak dan berekspresi marah?
Bangchan awalnya hendak mengikuti namun di urungkan nya ketika sebuah tangan menarik ujung kemejanya, ia menoleh kebelakang dan menemukan Jisung menatapnya dengan alis hampir menyatu.
"Kenapa sung?" Tanya Bangchan berbalik menghadap Jisung sepenuhnya.
Jisung nampak menunduk lalu mengusap perutnya. Bangchan tentu mengernyit karena seingatnya ia belum menghamili Jisung. Masih rencana soalnya.
"Laper" Jawab Jisung yang membuat Bangchan mengusap dadanya, ia sudah tsuudzon mengira Jisung hamil anak orang lain. Tapi Jisung laki-laki mustahil juga dia hamil.
"Bang Chan lapeeeer" Panggil Jisung lagi, tak lupa nadanya berubah merengek yang membuat Bangchan terkekeh.
"Iya-iya ayo makan" Ujar Bangchan gemas sembari mencubit pipi gembil Jisung agak lama.
"Aaaaa jangan dicubit" Rengek Jisung melepaskan cubitan tangan Bangchan lalu berbalik pergi sembari menghentakan kakinya kesal.
Bangchan tersenyum kecil melihat kepergian Jisung lantas mengusap belakang kepalanya sendiri sedikit frustasi. Sebuah helaan nafas keluar begitu saja dari belah bibirnya kala ia teringat kembali isi percakapan telfonnya dengan Changbin.
Bisakah Bangchan melakukan apa yang Changbin perintahkan?
Tapi Bisa tidak bisa Bangchan harus bisa.
┉┉┅┉┉┅┉┉┅┉┉┉┅┄┄┄┄┈•◦• • •◦(🥀)
Jeongin berdiri didepan sebuah ranjang rumah sakit dimana Hyunjin tengah terbaring kini, kedua matanya berkaca-kaca begitu saja melihat begitu tenangnya Hyunjin dalam tidur nya yang tidak jelas kapan bangunnya.
Kedua lutut Jeongin jatuh bertemu dengan lantai, wajah Jeongin jatuh dengan pandangan memburam keatas lantai yang nampak bersih memantulkan bayangannya yang buram.
Tetesan air mata jatuh kala Jeongin menangis. "Maaf, Maaf"
Jeongin menggigit bibir bawahnya begitu kuat. "Maaf jika kebodohan gua menerima tawaran bang Minho dulu mungkin bencana ini gak akan terjadi separah ini"
Jeongin menutup wajahnya dengan kedua tangannya, isakannya terdengar semakin keras. Posisi duduknya kini tepat berada di pinggir kasur Hyunjin sembari menangis.
"Maaf pernah mencintai seperti obsesi, maaf pernah berniat menyakiti Jisung " Jeongin berujar dengan susah payah.
"Gua berjanji bakal memperbaikinya"
PUK
Jeongin terdiam, tangisannya terhenti untuk sementara waktu ketika sesuatu mendarat di puncak kepalanya dan mengelus nya lemah.
Jeongin mendongak hanya untuk melihat tangan Hyunjin yang menyebabkan Jeongin langsung berdiri.
Disana, diatas kasur. Hyunjin nampak tersenyum dengan sangat lemah dibalik masker oksigen nya.
Kedua mata Jeongin berkaca-kaca kembali dan siap tumpah, ia segera memeluk leher Hyunjin dengan begitu eratnya.
Hyunjin membiarkannya, dengan lemah ia usap punggung Jeongin dan membiarkan pemuda rubah itu menangis sepuasnya sembari memeluknya.
┉┉┅┉┉┅┉┉┅┉┉┉┅┄┄┄┄┈•◦• • •◦(🥀)
Bangchan melangkahkan kakinya sendirian saat ini memasuki apartement nya, Jisung menolak ikut karena mengetahui jika Hyunjin telah sadar dan ingin menemani nya sementara waktu.
Bangchan tidak bisa menolaknya jadi ia biarkan saja, lagipula kasihan Hyunjin baru sadar tak ada yang menemani karena Jeongin izin bertemu Seungmin yang tengah mencari banyak bukti bersama Changbin dan Felix.
Dan itu juga alasan Bangchan kesini, ada misi yang harus ia tuntaskan segera. Melangkahkan kakinya lebih dalam memasuki apartement membuat Bangchan dapat melihat Minho tengah tertidur diatas sofa.
Tidak kah pemuda itu pergi bekerja? Langkah Bangchan mendekat pada pemuda Lee tersebut lantas menatap wajah polosnya yang tertidur lelap, begitu polos tidak seperti isi hatinya.
"Minho bangun" Ujar Bangchan menggerakan tubuh Minho.
Minho mengerang dalam tidurnya, respon tubuhnya menolak terbangun dan memilih untuk membelakangi Bangchan. Bangchan menghela nafasnya lalu mengangkat tubuh Minho yang tak seberapa beratnya itu secara bridal.
Minho tentu langsung terusik dari tidurnya dan akhirnya memilih mengintip, Namun kemudian kedua matanya terbuka lebar karena terkejut melihat dagu tegas Bangchan dari bawah.
Bangchan menurunkan Minho diatas kasur yang dulunya merupakan kamar Changbin, ia lalu duduk dipinggirkan kasur dan menatap Minho yang nampak telah sadar dari tidurnya.
"Gua tahu lo dalang dibalik semua keributan ini" Gumam Bangchan yang tentu dapat ditebak oleh Minho. Pemuda itu tahu cepat atau lambat Bangchan akan menemuinya. "Apa yang sebenarnya lo mau dari gua ho?"
"Maksudnya apaan coba? Dalang apaan?" Tanya Minho sembari menampakan ekspresi dibuat se bingung mungkin.
"Lo yang campakin gua dulu dan lebih memilih pendidikan lalu saat kita bertemu lo malah nyakitin pengganti lo dihati gua" Ujar Bangchan lagi. Ia kali ini menoleh menatap Minho. "Mau lo apa?"
"Gua gak suka digantikan" Jawab Minho singkat.
"Tapi lo yang buat kesalahan, kalo aja lo gak pergi mungkin kita udah bahagia sebagai kekasih" Balas Bangchan yang membuat Minho membalikan tubuhnya menunggangi Bangchan.
"Gua gak berbuat satupun kesalahan, satu-satunya yang salah disini adalah Han Jisung. Kenapa dia harus hadir?" Gumam Minho yang membuat Bangchan berdecak.
Bangchan berdiri dari duduknya lalu melangkah menuju pintu keluar. "Jisung hadir buat nyembuhin dan ngisi hati gua menggantikan lo yang meninggalkan luka yang dalam. Gak ada yang salah dari Jisung, semua kesalahan berawal dari lo"
"TAPI GUA LEBIH DULU MENCINTAI LO DIBANDING JISUNG YANG BAHKAN DENIAL SAMA PERASAAN NYA!!" Teriak Minho sembari bangun dan duduk diatas kasur, memandang Bangchan marah.
"Benar, tapi sama kaya lo. Gua juga lagi berusaha untuk membuat Jisung membalas perasaan gua, bedanya gua gak terobsesi kaya lo yang udah kalah masih gak mau menyerah" Ujar Bangchan, ia mendengus. "Lo bisa angkat kaki dari apartement ini, secepatnya kalo bisa. Gua muak ngeliat lo"
Minho mengepalkan tangannya ketika pintu telah tertutup rapat oleh Bangchan, ia berteriak penuh amarah sembari melemparkan bantal dan beberapa benda lainnya kearah pintu.
"ARGHHHH!!" Minho turun dari atas kasurnya, membanting setiap benda kearah lantai dengan nafas terengah-engah.
Ia kemudian tertawa aneh. Tawa yang sangat mengerikan. "Lo kira dengan begitu doang bakal hentiin gua?"
Minho menggelengkan kepalanya. "Han Jisung, gua pasti bakal membunuh lo"
Sebuah seringgai mengerikan mampir dibibir Minho, ia kemudian tertawa bengis tawa mengerikannya saja.
Bangchan sepertinya telah menggali lubang kuburan saat ini.
┉┉┅┉┉┅┉┉┅┉┉┉┅┄┄┄┄┈•◦• • •◦(🥀)
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAYKIDS LOVE STORY2; 애 (OH) [✔️]
Fanfiction[lanjutan dari Book pertama Skz Love story; 30 days] Han Jisung pikir dia tahu dan sombong seolah-olah tahu segalanya. Pada akhirnya, itu semua hanyalah omong kosong. #pair Chansung ft Hyunsung