໒ིׅᏊˊ•⌔•ˋᏊ ྀ꒱::Dua Puluh Lima ִ۟⋆

259 33 12
                                    

Bangchan mengurut dahi nya sendiri, pening mendera kepalanya membuat Bangchan rasanya ingin membenturkan kepalanya saja pada dinding saat ini. Ingin rasanya ia pergi ke bar dan bermain dengan banyak Jalang untuk refreshing atau sebagai pelampiasan rasa stress nya belakangan ini. Tapi tidak, ini bukan waktu yang tepat untuk menjadi seorang bajingan.

Ia baru saja dari rumah Changbin dan berbicara secara empat mata masalah yang menimpa Jisung, butuh waktu yang lama juga mencari setiap kata terkecil untuk bisa menjawab setiap pertanyaan Changbin. Bahkan hingga menerima bogeman percuma dari telapak tangan terlatih milik Changbin.

Rasanya sakit, Tapi Bangchan memang pantas mendapatkan nya.

Ia membuka pintu apartement yang nampak sunyi, mungkin sana Minho telah pergi ke klinik hewan nya bukankah tadi ia berkata seperti itu, lalu ke mana Jisung pergi?

Entah mengapa firasatnya tiba-tiba saja buruk ketika netra kelam nya melihat pintu kamar yang bertuliskan nama Han Jisung yang kini tengah tertutup begitu rapatnya. Ia segera melangkah menuju pintu tersebut dengan dipenuhi rasa was-was. Tangan nya terulur memegang kenop pintu.

Tidak di kunci.

Ckleek

Pintu terbuka secara perlahan menimbulkan  suara serut engsel yang cukup mengilu kan ditelinga, tatkala pintu terbuka sepenuhnya barulah Bangchan bisa melihat seisi ruangan yang nampak kacau balau, pecahan  kaca dilantai dengan ceceran darah. Barang-barang yang tak tertata juga.

Han Jisung kini terkapar tak berdaya seolah tertidur diatas lantai dingin dengan salah satu pergelangan tangan sobek bahkan darahnya sudah berhenti mengalir pertanda luka itu sudah lama diciptakan si empunya.

"JISUNG" Bangchan dengan panik segera berlari menghampiri Jisung, mengangkat tubuhnya bridal style menuju kasur.

Kaki pemuda itu juga nampak tidak baik-baik saja, banyak pecahan kaca kecil menancap pada telapak kaki nya. Entah apa yang sudah terjadi saat Bangchan pergi namun sepertinya hal itu bukanlah sesuatu yang ringan.

Bangchan segera mengangkat bridal Jisung, sedikit meringis ketika kaki nya tak sengaja tertusuk pecahan kaca kecil dilantai. Ia harus membawa Jisung ke rumah sakit sekarang.

Ya, ia harus secepatnya membawa Jisung sebelum sesuatu yang buruk menimpa Jisung.

Semoga Jisung baik-baik saja.

┉┉┅┉┉┅┉┉┅┉┉┉┅┄┄┄┄┈•◦• • •◦(🥀)

Kaki Jeongin bergerak tak sabaran mengerikan alas sepatu nya dengan lantai cafe dimana ia kini tengah menunggu satu sosok yang tak kunjung datang. Sosok yang sama menawarkan kerja sama Hwang Hyunjin dan BangChan.

Matanya terus saja berfokus pada sekitarnya mencoba mencari sosok yang siapa tahu saja tengah bermain-main dengan bersembunyi darinya. Ini sudah keterlaluan, terlalu lama ia menunggu bahkan smartphone nya saja sudah terasa membosankan untuk ia pandangi terus-terus an.

Kring

Suara bel diatas pintu cafe terdengar berdentang di seisi cafe dimana memang tak terlalu banyak orang didalamnya, bel yang berbunyi menandakan seseorang baru saja masuk kedalam cafe dan Jeongin memilih menoleh dengan cepat kearah pintu berharap itulah orang yang kini tengah ia tunggu-tunggu.

Jeongin mendengus tatkala netra rubahnta melihat siapa yang baru saja memasuki cafe dengan pakaian kerja lengkap nya. Benar sekali orang itulah yang sensasi tadi ia tunggu-tunggu dan baru saja memasuki pintu cafe setelah Jeongin hampir 2 jam menunggu nya.

Lihat saja Jeongin akan mengomeli orang itu soal penting nya tepat waktu karena pekerjaan nya yang begitu padat hari ini dan harus ditunda karena pria itu meminta bertemu lalu terlambat diwaktu yang ia tentukan sendiri.

"Lama" Sungut sang pemuda rubah yang dibalas kekehan oleh orang itu yang langsung mengambil posisi duduk di depan meja tepat dihadapan Jeongin.

"Maaf tadi klinik sibuk"

"Bang Minho ada apa ngajak ketemu?" Tanya Jeongin memandang sosok dokter muda dihadapan nya dengan penasaran, Minho biasa memanggilnya jika ada sesuatu yang menyangkut Han Jisung dan sayang sekali jika Jeongin melewatkan nya benarkan?

"Hanya ingin membahas rencana kita selanjutnya" Ujar Minho yang membuat Jeongin mengangguk, sudah ia duga dan sudah ia tebak maksud orang ini memanggilnya untuk bertemu dicafe yang jarang dikunjungi oleh orang lain.

Tch memang Jeongin dan Minho siapa hingga orang itu meminta bertemu ditempat sepi dan terpencil seperti cafe pinggiran kota? Jika dirinya Han Jisung dan Minho itu Hwang Hyunjin barulah harus bertemu di tempat seperti ini. Eh tunggu kenapa ia jadi memikirkan mereka?

Jeongin menggelengkan kepalanya, mencoba untuk lebih fokus pada Minho dibandingkan isi fikiran nya sendiri. "Rencana selanjutnya apa?" Tanya Jeongin dengan nada suara berubah penasaran.

Minho mendekatkan bibirnya pada telinga Jeongin lalu membisikkan sesuatu lumayan lama pada Jeongin yang membuat pemuda rubah itu melebarkan matanya, terlalu terkejut ketika mendengar rencana yang Minho beritahu.

"Ngga, kasihan Bang Jisung-!!" Teriak Jeongin yang langsung membungkam mulutnya sendiri. Terkejut mengapa ia bisa membela sosok yang menjadi musuhnya sendiri.

"Lo menginginkan Hyunjin kan?" Tanya Minho yang membuat Jeongin menggigit bibir nya kuat. Jika ditanya apa ia menginginkan Hyunjin maka sudah pasti jawaban nya adalah Ya tapi saran Minho sangat. Ah bagaimana Jeongin menjabarkan nya.

Sangat keterlaluan dan menyakiti Han Jisung. Jeongin mungkin tak suka dengan Jisung namun ia tak membencinya. Ini semua hanya karena cinta.

"Lakuin itu maka semakin maju jalan lo bisa miliki Hyunjin" Seringgai Minho naik melihat Jeongin yang nampak bimbang.

Mudah sekali menipu seorang pemuda polos yang sedang dimabuk cinta seperti Jeongin.

Minho mendapat pion yang sangat beruntung melalui Jeongin. Selain Yang Jeongin itu sendiri

Yakni Kim Seungmin.

┉┉┅┉┉┅┉┉┅┉┉┉┅┄┄┄┄┈•◦• • •◦(🥀)

Hyunjin tak tahu apa yang lebih menyebalkan dibanding melihat berita mengenai Jisung atau dipanggil oleh ketua Agency karena namanya langsung naik dan mendapat predikat kurang baik akibat rumor-rumor sialan itu.

Pria yang selalu ia panggil tua bangka itu dengan seenak jidatnya memarahi Hyunjin dan mengancam jika Hyunjin akan di hiatuskan dari segala kegiatan idol nya akibat rumor itu.

Siapa yang takut? Hyunjin bahkan dengan senang hati melangkah keluar tanpa surat jika benar-benat di pecat. Ia tak akan mengalami kerugian sepeser pun.

Mengingat seberapa tinggi popularitasnya tentu banyak Agensi yang akan langsung mengirimkan surat kontrak pada nya, ditambah jika dia dipecat ia tak akan membayar segala pelanggaran nya.

"Jeongin dimana sih?" Tanya Hyunjin sembari menghembuskan nafasnya gusar. Jeongin hanya terus mengirimkan pesan kepadanya mengenai kegiatan nya dan pemuda itu malah pergi entah kemana.

Ia menghela nafas benar-benar tak bisa berfikir, bodo amat dengan Jeongin ia masih memikirkan Han Jisung.

Dering telfon mengalihkan Hyunjin dari lamunan nya didepan cermin rias dengan beberapa noona yang menjadi make up artist merias wajahnya. Hyunjin akan melakukan promosi comeback nya.

Nama BangChan tertera membuat Hyunjin mendengus, ia langsung saja mengangkat telfon tersebut dan berujar datar. "Aku sibuk"

Suara BangChan terdengar menghela nafas. "Jangan ulangi kesalahan sama, Jisung di rumah sakit karena percobaan bunuh diri dateng atau ngga terserah lo"

Hyunjin langsung berdiri dengan panik, tak bisa berfikir ia segera meraih kunci mobilnya meninggalkan ruang riasnya yang tentu langsung di teriaki oleh sang make up artist.

"Beritahu alamat rumah sakitnya, SEKARANG-!!"

┉┉┅┉┉┅┉┉┅┉┉┉┅┄┄┄┄┈•◦• • •◦(🥀)

STRAYKIDS LOVE STORY2; 애 (OH)  [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang