Seungmin, Felix, Changbin dan Jeongin nampak melangkahkan kaki mereka sembari membawa sebuah amplop coklat yang kini tengah dipeluk oleh Felix dengan eratnya seolah benda itu merupakan benda paling berharga yang tak ingin sampai Felix hilangkan.
"Ini melelahkan" Ujar Felix dengan wajah mengantuknya, ia bersama Seungmin sudah beberapa malam tidak bisa tidur hanya untuk mengecek kembali dan menyelidiki kejadian-kejadian yang menimpa Hyunjin beberapa hari lalu.
"Untung udah biasa gadang" Jawab Seungmin lalu segera menoleh kearah Changbin yang mengangkat telapak tangannya, keduanya nampak saling menatap lalu bertos ria. Para si paling sibuk sampe gadang akur banget.
"Iyadeh yang jarang pulang gegara kerjaan. Sampe lupa ada yang nungguin kabarnya" Sindir Jeongin sembari melipat tangannya.
Changbin menatap Jeongin dan Seungmin bergantian, ia lalu menaik-turunkan alisnya bermaksud menggoda kedua anak adam tersebut. "Ada apa nih, couple baru ya?"
"Bukan, di kode keras juga gak nembak-nembak" Jawab Jeongin melengos pergi, meninggalkan Seungmin yang menatap punggungnya dengan pandangan bingung.
Felix menolehkan kepalanya kearah Seungmin disusul kemudian oleh Changbin. "Bukannya lo suka Jeongin? Kenapa belum ditembak?"
Seungmin mengangkat bahunya. "Sulit percaya Jeong udah berhenti mencintai Hyunjin, gua udah capek jadi pelampiasan"
Changbin dan Felix saling memandang bergantian, tidak tahu harus bereaksi apa.
"Gua duluan ya, kerjaan kantor numpuk" Seungmin tersenyum kecil sekilas lalu melangkah pergi berlawanan arah dari arah berjalannya Jeongin tadi.
"Aku kira Jisung doang yang kisahnya ribet kaya film negeri wakanda, ternyata mereka juga ya" Gumam Felix sembari menatap punggung Seungmin yang menghilang memasuki mobilnya.
"Ya namanya juga se-Book, author nya prik banget kalo gak bikin alur alay dan berbelit" Jawab Changbin yang membuat Felix mengangguk.
"Untung bakal tamat, udah pengen pensi ke genre yang lebih happy-family" Felix menyahut yang dibalas kekehan oleh Changbin. Pemuda itu mengusap puncak kepala istrinya lembut.
"Mending kita ke rumah terus ceritain ini sama Bangchan" Changbin menggenggam tangan Felix lalu menariknya lembut yang tentu dibalas senyuman oleh sang istri.
Felix jadi tidak sabar bagaimana akhir dari kisah membingungkan ini, Semoga saja sesuai harapan.
┉┉┅┉┉┅┉┉┅┉┉┉┅┄┄┄┄┈•◦• • •◦(🥀)
Minho menghembuskan nafasnya dengan emosi yang meletup-letup, kakinya ia bawa ke sebuah tempat sepi nan gelap. Gank kecil nan kumuh itu akan membawa Minho pada sebuah bar tua yang sering di datangi oleh para kriminal buangan masyarakat kota.
Minho melangkah memasuki tempat yang dulu sering sekali ia datangi ketika sedang stress, tempat itu masih berdiri dengan kokohnya walau terlihat memiliki pondasi yang sangat rapuh.
Kaki-kaki panjang Minho membawanya menuju pintu utama yang terbuka dengan sebuah kain tergantung di atas nya, Minho kadang heran kenapa kainnya tidak ditaruh dilantai saja biar jadi keset dan malah ditaruh diatas kepala. Emangnya kepala mereka kotor apa?
"Selamat datang" Seorang pelayan pria nampak menoleh ketika mendengar suara sepatu milik Minho yang bergema diatas lantai kayu. Isi didalam tidak begitu terang juga tidak remang.
"Berikan segelas cocktail terbaik" Ujar Minho kepada sang pelayan yang nampak mengangguk dan segera melangkah pergi menuju meja bartender, suasana masih termasuk sepi karena waktu masih terlalu siang untuk menghabiskan waktu bermabuk-mabuk an.
Minho duduk disalah satu kursi, menatap keatas langit-langit bar sembari menghela nafas. Jika Minho tidak berada di apartement lagi maka bagaimana Bangchan bisa mengetahui kegiatan Jisung dan melanjutkan rencana nya?
"Ck, sebelum pergi dari apartement gua harus mempercepat rencana nya " Ujar Minho sembari menolehkan pandangan nya kearah bartender yang tengah meracik minuman nya.
Minho tidak mengerti, padahal ia sudah berhati-hati dalam setiap tindakannya namun bagaimana Bangchan bisa membaca nya? Siapa orang yang balik mengelabui dan memanipulasi nya?
"Gua yakin salah satu dari mereka seorang psikolog seperti gua, tapi siapa?" Gumam Minho dengan dahi berkerut pertanda tengah berfikir keras saat ini, ia mengacak surai belakangnya dengan kepala berdenyut.
Sudahlah, mengenai itu nanti saja. Yang terpenting sekarang membebaskan isi fikirannya dan memisahkan Han Jisung dengan Bangchan.
┉┉┅┉┉┅┉┉┅┉┉┉┅┄┄┄┄┈•◦• • •◦(🥀)
"Ji, siapa sih yang sebenarnya lo sukai?"
Jisung memiringkan kepalanya bingung, tangannya masih enggan melepaskan tangan Hyunjin seolah saat nanti ia melepaskannya maka tangan itu akan pergi dan tak akan pernah bisa ia gapai kembali.
"Enggak tahu" Jisung menggelengkan kepalanya, Jisung mulai ragu dengan perasaanya kini.
"Kenapa sampai enggak tahu?" Tanya Hyunjin yang membuat Jisung menunduk, pemuda itu melirik tangannya sendiri yang digenggam lebih erat oleh Jisung.
"Gua lebih dulu cinta sama lo" Jisung menggigit bibir bawahnya sendiri ragu. "Tapi seseorang yang lebih sering menemani gua juga perlahan mengambil cinta itu"
"Jadi sekarang siapa yang lebih dominan di hati lo?" Tanya Hyunjin lagi yang membuat Jisung menggeleng, ia benar-benar tidak tahu jawabannya.
Hyunjin orang yang mengajari nya mengenai cinta dan Bangchan orang yang dapat mengambil hatinya dengan selalu menjaga Jisung. Hati Jisung tidak ingin kehilangan keduanya karena entah mengapa keduanya memiliki peran penting dan sejajar dihatinya.
"Bangchan tidak menyukai Jisung, dia dan sikapnya tercipta karena perduli dan merasa bertanggung jawab akan keadaan Jisung" Gumam Jisung.
Hyunjin menghela nafasnya, ia sudah tahu jawaban dari Jisung tanpa harus mendengarkan sebuah untaian kata berisi penjelasan dari pemuda tupai itu.
"Gua ngerti kok, gak papa" Hyunjin mengangkat salah satu tangannya dan mengusap puncak kepala Jisung.
Ia tersenyum kecil, sepertinya kutukan sadboynya Hyunjin akan nular ke sini.
┉┉┅┉┉┅┉┉┅┉┉┉┅┄┄┄┄┈•◦• • •◦(🥀
Disebuah ruangan yang hanya di isi oleh Bangchan, Felix dan Changbin nampak hening saat Felix beberapa saat lalu mengucapkan rencana nya yang membuat Bangchan memandang horor pemuda manis bermarga seo tersebut.
"Lo yakin Lix?" Tanya Bangchan memastikan mengenai keseriusan Felix dalam ucapannya barusan.
"Enggak " Jawab Felix disertai cengirannya yang membuat Bangchan menahan diri untuk tidak berkata 'kan anying' didepan wajah Felix.
Soalnya ada Seo Changbin memantau. Kan gak lucu kalo pulang nanti dia malah babak belur, mendingan babak belur sih daripada tinggal nama doang.
"Gak mau ah, nanti Jisung benci sama gua" Ujar Bangchan yang membuat Felix menatap nya dengan ekspresi persis anak anjing, bedanya yang ini minta dibuang.
"Lix, rencana lo gila" Ujar Bangchan yang membuat Felix menunduk lesu, Changbin yang hanya menyimak menghela nafasnya.
"Chan coba aja rencana Felix, kita butuh resiko besar buat kemenangan bersinar" Ujar Changbin, kali ini Bangchan lah yang menghela nafasnya.
"Gak gitu sih kak konsepnya, tapi yaudah kaya gitu aja" Ujar Felix menghancurkan jiwa percaya dirinya Changbin yang baru saja dalam hatinya memuji diri sendiri karena merasa sangat keren.
Sabar bin, untung bini. Nanti hajar aja diranjang.
"Ok, gua ikutin rencana Felix" Jawab Bangchan Final yang membuat Felix tersenyum senang.
Kira-kira, apa rencana besar Felix?
┉┉┅┉┉┅┉┉┅┉┉┉┅┄┄┄┄┈•◦• • •◦(🥀)
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAYKIDS LOVE STORY2; 애 (OH) [✔️]
Fanfic[lanjutan dari Book pertama Skz Love story; 30 days] Han Jisung pikir dia tahu dan sombong seolah-olah tahu segalanya. Pada akhirnya, itu semua hanyalah omong kosong. #pair Chansung ft Hyunsung