໒ིׅᏊˊ•⌔•ˋᏊ ྀ꒱::Tiga puluh ִ۟⋆

242 30 4
                                    

Changbin menghembuskan nafasnya dengan kepala berdenyut tatkala kaki nya melangkah keluar dari ruangan Jisung dimana sang adik tak sedarahnya lagi dan lagi menolak bertemu dengan nya dan berbicara.

Karena kejadian Bangchan yang tak sengaja membocorkan rahasia masa lalu mereka berakibat pada Jisung yang kini selalu enggan menemui mereka.

Menghindari nya, Felix dan Bangchan secara terus-terus an, mau tak mau itu berhasil membuat dia dan Bangchan pening bukan main, apalagi saat ia mengingat pertemuan nya dengan Bangchan dan Hyunjin beberapa jam lalu dimana Hyunjin membawa sebuah informasi yang sangat besar.

Jikalau boleh jujur Changbin ingin sekali berusaha acuh tak acuh namun sayang nya jiwa kemanusiaan dan rasa sayang nya yang murni sebagai kakak pada Jisung mengubur dalam keinginan konyolnya. Dan disinilah sekarang ia, dilanda depresi ringan yang menyebalkan.

"Bang" Changbin agak terhenyak ketika ia tak sengaja melihat Bangchan duduk di kursi tunggu tepat didepan ruangan Jisung, walau sudah menjadi kebiasaan rutin Bangchan semenjak sering di usir dari kamar Jisung.

Changbin masih tetap merasa terkejut, seperti. Apa pemda itu tidak sedetik pun beranjak untuk melakukan keperluan nya? Karena ya Changbin selalu menemukan nya di posisi sama setiap saat.

"Bang"

Yang dipanggil mengangkat kepalanya sebagai jawaban dari panggilan tersebut, Changbin mendesis entah mengapa sedikit merasa kasihan ketika melihat kondisi Bangchan yang terlihat begitu menyedihkan di matanya.

Mata dengan kantung mata tebal ditambah kulitnya yang memang pucat semakin pucat karena jarang terkena sinar matahari, ia menghela nafas.

"Jisung masih enggan bertemu?" Tanya nya, walau Changbin tahu jawaban nya.

"Ya" Jawab Bangchan pelan. Ia melanjutkan dengan sebuah helaan nafas. "Begitulah"

Bangchan memandang lantai kosong, Changbin bisa melihat pemuda itu kehilangan semangat hidup nya saat ini.

"Apa yang lo rasain sekarang?" Tanya Changbin sembari duduk di kursi kosong tepat disisi Bangchan.

"Kosong" Jawab Bangchan seadanya.

"Lo kehilangan sosok Jisung banget ya" Gumam Changbin sembari menyandarkan punggung pada kursi tunggu di lorong tersebut. Ia meluruskan kaki nya sembari menaruh tangan di belakang kepala nya.

"Gua jadi gak paham, padahal lo cuman ngerasa bersalah dan beranggapan itu adalah tugas lo doang, tapi lihat kondisi lo saat Jisung acuh" Changbin melirik Bangchan yang nampak menaruh atensi padanya. Changbin tertawa sedikit menghina.

"Gua emang merasa bersalah sama Jisung, apalagi gua jadi alasan Jisung dan Hyunjin berpisah. Karena gua" Human Bangchan sembari meremas tangan nya sendiri.

"Gua mencintai Jisung, ya emang cinta. Tapi yang Jisung cintai Hyunjin jadi buat keegoisan gua sendiri gua berusaha menyangkal nya dan menerima fakta bahwa gua bertahan sama Jisung karena kasihan"Jelas Bangchan yang membuat Changbin terdiam.

"Sejak kapan?"

Bangchan menggeleng. "Gua gak tahu pasti nya, seandainya Jisung mau mendengarkan penjelasan gua. Gua gak masalah dia mau diemin gua atau ngusir gua sekalipun. Gua cuman pengen menjelaskan semua nya sama Jisung"

Bangchan dan Changbin sama-sama terdiam, keduanya tak menyadari seseorang tengah terduduk di belakang tembok tepat didalam ruangan. Bersandar pada benda datar tersebut sembari menggigit bibir bawahnya.

Ia baru saja mendengarkan semua percakapan itu.

Percakapan yang mampu membuat tumpukan egonya bergetar dan bisa kapan pun rubuh dibuatnya.

STRAYKIDS LOVE STORY2; 애 (OH)  [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang