🎗TDG-03🎗

26.6K 3.6K 273
                                    

Ayo vote atas kesadaran diri, ntar kalau aku udah males, ini aku karantina aja🏃

200 vote dan 70 komen aja deh.

><

Pagi hari di dunia baru yang menyebalkan ini, Hanara sudah rapi sedari subuh, dia sudah Salat subuh dong karena Hanara Dandelion ini juga beragama islam.

Rambut hitam kebiruannya diikat pony tail, mata biru mudanya bergerak menelusuri dapur.

Dia lapar, jadi lebih baik Hanara masak nasi goreng untuk dirinya dan papi nya, sarapan itu penting.

Dan kenapa juga rumah mewah 3 tingkat ini tak ada pembantunya, ya sudah jelas karena Hanara lah yang menjadi pembantu.

Hidup Hanara Dandelion suram sekali, selalu jadi pembantu dan dikasari saudara nya, tak punya teman di sekolah, tapi untungnya Hanara ini cerdas.

Jadi tak terlalu buruk lah, Hanara yang baru bisa merubah banyak hal disini.

10 menit akhirnya nasi goreng selesai, Hanara membawa piring dan segelas susu ke meja bar di dapur, lalu duduk disana.

Hanara bisa mengingat titik lokasi dimana kunci motor di rumah ini disimpan, ada 1 motor scoopy abu-abu yang tak digunakan.

Itu milik mendiang ibu mereka, jadi lebih baik nantinya Hanara saja yang gunakan.

Galan, Helvi dan Bagas sudah punya mobil sendiri, Galan nanti dianter supir sementara 2 lainnya bawa sendiri.

Hanara biasanya sih naik sepeda tua yang memang diberikan untuknya, tapi setelah ini tak ada lagi sepeda tua itu.

Puas sarapan, Hanara berjalan ke lantai 2, dia harus minta uang jajan sama papinya, enak saja gak ada uang jajan.

Tok tok.

"Siapa!?"

Hanara berdecak kesal, santai aja napa sih, kenapa ngegas amat nanya nya.

"Hanara,"

Setelah berkata begitu, pintu kamar terbuka dan terlihatlah raut wajah Andrew, Papi nya yang datar.

"Mau apa kamu?"

"Uang jajan."

Andrew mendengus sinis, dia menyunggingkan senyum sinisnya.

"Berani banget kamu minta uang jajan ya, udah selesai bersihin rumah emangnya?"

Dahi Hanara mengernyit emosi, anjir? Dia mau sekolah loh, masih aja harus beresin satu rumah gede ini biar dapat uang jajan.

"Papi kan orang kaya, kenapa gak sewa pembantu aja sih, kenapa harus Hanara yang dijadiin pembantu? Jatuh miskin Papi iya? Lagipula itu udah kewajiban papi untuk kasih Hanara uang jajan."

Telak, ocehan Hanara membuat Andrew diam, raut wajahnya kaget, melihat cara bicara Hanara dia jadi teringat dengan mendiang istrinya.

Dengusan malas Andrew berikan.

"Pintar ngomong sekarang, dulu kaya orang bisu." cibir Andrew.

Transmigration Dominant Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang