Hai, biasakan vote diawal atau diakhir chapter yaaa.
250 vote dan 70 komen, tolong jangan ada yang komen next apalagi sampai spam gajelas.
><
BYUR!
Hanara terbatuk begitu mendapat siraman kuat dari arah depan, kepalanya masih sakit, apalagi kini dirinya dalam keadaan terikat.
Hanara diduduk an disebuah kursi, tubuhnya terikat kuat, mata Hanara berpendar menyesuaikan cahaya temaram dari lampu diatasnya.
"Bangun juga lo." perlahan Hanara mendongak, raut wajahnya tak berekspresi alias datar saja.
Alisnya naik sebelah, melihat sosok didepannya yang berdiri angkuh penuh aroganisme, batin Hanara sampai terbahak dibuat mereka.
"Klise sekali." gumam Hanara, ikatan ditubuhnya memang sangat kuat, tapi dinagian tangannya agak longgar.
Xervan, Kalisa, Salsa, Zelia dan Viona tampak berdiri ditengah ruangan, melihat Hanara dan teman se timnya yang kini terikat dikursi.
"Tinggal lo doang yang belum disiksa, yang lainnya dah sekarat tuh." celetuk Salsa yang sedang memainkan pisau berlumuran darah ditangannya.
Hanara menoleh ke kanannya, benar saja, Tirian, Vion, Kalio, Salio dan Algam sudah terbujur lemas, ditubuh mereka banyak bekas sayatan dan juga memar.
Hanara masih menatap mereka tanpa ekspresi. "Terus? Gue harus bilang wow gitu?" ujar Hanara dengan tenang.
Ucapannya itu membuat mereka geram, kurang ajar! Xervan yang memang sangat membenci Hanara Denloa karena beraninya dia masuk ke tubuh aslinya, meraih sebuah pemukul baseball besi dari tangan Kalisa.
"Lo tau? Kalau gue gak bisa balik ke badan gue, setidaknya badan itu harus habis sama gue! Dan lo itu cuma numpang doang, jadi semestinya lo pergi!" bentak Xervan emosi.
Dia mengangkat tongkat baseball itu lalu memukul kepala Hanara kuat, tapi Hanara bergeming, dia tak menunjukan reaksi sakit atau ringisan.
Hanara hanya menatap Xervan dengan tatapan datarnya.
"Sialan!" Xervan merasa direndahkan dengan tatapan Hanara, dia memukul gadis itu membabi buta, tapi tetap saja Hanara hanya diam.
Sementara Kalio yang masih tersadar hanya mampu melirih memanggil Hanara, mereka tak tau kenapa bisa sampai di ruangan ini.
Seingat nya tadi itu mereka mendatangi salah satu kelas dan ingin membagikan gelang, tapi ternyata di kelas itu kosong, pintu langsung dikunci dan asap mulai terlihat.
Asap yang membuat mereka pingsan, ah tidak, hanya mereka saja, Ervino tak ada disana.
BUAGH! BUGH!
BUGH!
"MATI LO! MATI LO SIALAN MATI!"
Hanara menunduk, darah mengalir deras dari kepalanya, sedikitnya yang Hanara tau, bahwa Vion yang jiwanya adalah Sehan, kini sudah tak bernapas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Dominant Girl [End]
Ficção AdolescenteDi dunia asalnya, perempuan tak lagi ditindas, perempuan bisa sejajar dengan laki-laki dalam hal materi dan kepintaran, perempuan bisa mendominasi sebuah hubungan dengan tenang. Para lelaki pun mulai sadar akan keberadaan perempuan yang tak sembaran...