🎗TDG-17🎗

15.5K 2.3K 181
                                    

Mari vote diawal atau diakhir cerita🏃

200 vote 55 komen gas🏃

><

Hari kedua Hanara di SMA Cakrawala, sudah ada perubahan yang terlihat, satu diantaranya adalah para Osis yang mulai berpikir rasional kembali.

Semalam, Xervan, Ervino dan yang lainnya menghukum para Osis dengan suatu cara, dan itu rahasia.

Kegiatan Hanara hari ini hanya berkeliling sekolah guna patroli, Hanara bersama Tirian dan Vion, dua cowok manis yang begitu manja pada Hanara.

"Hanara, tau gak, aku ada ide baru untuk gelang kita." cetus Vion.

"Oh ya? Yang bagaimana?"

"Nanti aku kasih contohnya, yang jelas digelang itu ada semalam tombol yang bakal tersambung ke Rumah Sakit dan Kantor Polisi, jadi semisal pemakainya dalam bahaya, mereka bisa langsung menghubungi pihak terkait, tanpa harus menunggu bantuan orang."

Senyum penuh kebanggaan terlihat diwajah Hanara, dia merangkul bahu Vion kemudian mengusap gemas rambutnya.

"Pintar banget ya kamu." puji Hanara tulus.

Vion menunduk mendapat pujian itu, dia bisa merasakan jantungnya berdegup cepat. "Makasih Hana." cicitnya pelan.

"Haha, sama-sama."

Tirian yang melihat kedekatan Hanara dan Vion, tentu iri, dia menarik ujung cardigan yang Hanara pakai.

"Hana..jangan cuekin Tirian.." lirihnya sedih, wajahnya terlihat suram dan sendu.

Hanara sempat menghela napas perlahan, kemudian merangkul bahu Tirian dengan tangan kanannya dan mengusap pipi Tirian.

"Untung tinggi kita gak terlalu beda." benar, mudah bagi Hanara untuk merangkul keduanya karena tinggi mereka hampir sama.

Tirian merapatkan dirinya pada Hanara. "Tirian ndak suka dicuekin."

"Ih Vion juga gak suka dicuekinnn."

"Gak ada yang cuekin kalian-"

"Hanara..bisa bicara sebentar?"

Ketiganya menoleh ke sumber suara, disana terlihat cowok yang semalam menangis di kantin, Hanara masih ingat.

"Lo lagi.." gumam Hanara seraya melepaskan rangkulannya pada Tirian dan Vion.

Lion yang jelasnya ada ditubuh Algam terlihat tersenyum, walau senyumannya adalah senyum kesedihan.

"Hanara, mau bicara sebentar? Berdua aja ya, di taman belakang, mau?"

"Tapi gue gak kenal sama lo, Algam."

Denyut nyeri Lion rasakan saat Hanara malah memanggilnya Algam, dia tau, wajah dan semua yang ada ditubuh ini adalah milik Algam.

Cuma saat Hanara memanggilnya Algam, itu terasa sangat sakit dan perih.

"Please..bicara sebentar yah."

"Aaa, baiklah, ayo, aku pergi sebentar, kalian lanjut patroli, mengerti?"

Vion dan Tirian mengangguk, mereka melihat Hanara pergi bersama cowok bernama Algam itu.

Sejenak, tatapan mata Tirian menjadi datar dan dingin, decihan lirih Tirian berikan, cowok berambut pirang kecoklatan itu tampak emosi.

"Lion brengsek, dia dimana-mana selalu memonopoli Hanara, sialan." desisnya kesal.

Vion terkekeh pelan mendengarnya, dia merangkul bahu Tirian lalu menepuknya pelan.

"Tenanglah, jangan marah dulu, rencana kita baru dimulai loh, Hanara bakal jadi milik kita." bisik Vion rendah.

"Terlalu banyak hama, memuakan sekali."

"Ya, dunia ini memang sangat memuakkan, aaaah, aku merindukan tubuh lama ku."

"Ck, ayo lanjut lagi."

Vion mengangguk, mereka berjalan menelusuri koridor sekolah agak cepat.

...

"Jadi, apa yang mau lo bicarain?"

Kedua mata Lion berkaca-kaca, dia berlutut perlahan dikaki Hanara dan menangis lirih.

"Aku minta maaf..hiks..maafkan aku Hanara..aku mengaku salah..tolong maafkan aku.." isaknya pilu.

Hanara semakin pusing "Apaan sih maksudnya?"

Lion mendongak, wajah tampan Algam terlihat menyedihkan dimata Hanara.

"A-aku Lion..m-maaf karena aku..hiks..malah ngikut kamu ke dunia ini.." isaknya terbata.

Hanara nge blank, otak cerdasnya seolah terbang dibawa angin mendengar ucapan Algam.

"Hah!? Lion!? Mana mungkin!" sergah Hanara tak percaya.

"A-aku Lion..kesalahan terakhir aku..k-karena berselingkuh dengan sekretarisku..m-maaf tapi aku gak bermaksud selingkuh..hiks.."

Hanara percaya sekarang, karena benarlah itu kesalahan Lion yang pertama dan terakhir Lion.

Jujur Hanara masih sakit hati, tapi..Lion adalah cinta pertama Hanara..kesalahan Lion sangat fatal.

"T-tunggu..biarin gue cerna keadaan dulu." Hanara memijit dahinya pelan, rasanya pusing, kepalanya seolah dipaksa bekerja lebih.

Lion bangkit dari berlututnya, dia menatap Hanara panik, terlebih saat darah mengalir pelan dari hidung gadis itu.

"Hanara!" dengan cepat Algam menangkap tubuh Hanara yang limbung kedepan, panik, tentu saja.

"Hana! Hana kumohon jangan membuatku takut!" Algam dengan segera menggendong Hanara dan membawanya ke UKS.

Kenapa setiap kali mereka bertemu, pasti ada saja masalah yang terjadi.

Seolah takdir tak pernah mengizinkan mereka untuk bersama, seolah takdir menentang hubungan mereka.

"Hiks..jangan tinggalin aku lagi Hana.."

Ketakutan terbesar Lion ada 2, 1 kepergian Hanara dan 2 kebencian Hanara.

Dia sudah pernah mengalaminya, dia tak mau mengalami hal yang sama 2 kali, itu menyakitkan.

🎗Bersambung🎗

Transmigration Dominant Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang