🎗TDG-12🎗

17.8K 2.7K 105
                                    

Sepi, pada gak mau vote apalagi komen, kebanyakan komen cuma next doang.

250 vote 70 komen🏃

><

Siang ini Hanara dipanggil ke ruang osis untuk membicarakan beberapa hal, tentu saja membicarakan kunjungan mereka ke SMA Cakrawala.

"Hana, duduk disini-"

"Minggir lo! Hanara duduk disebelah gue."

"Dih, ngatur, Hanara sebelah gue!"

"Ck, Hanara disini aja ya."

Hanara diam, tapi kemudian dia merasakan tarikan lembut dan dia didudukan disofa tunggal tengah ruangan.

Pelaku yang menariknya adalah Jerven. "Kamu disini saja, biar adil."

Sofa tunggal ditengah, kanan kiri ada sofa panjang, dan ditengah mereka ada meja kayu yang berukuran sedang.

Mereka duduk disofa kanan kiri sementara Hanara dibiarkan duduk sendiri biar adil.

"Mau bahas apa?" tanya Hanara seraya menaikan sebelah kakinya menimpa kaki lainnya.

Dia bersandar di sofa menanti ucapan mereka, tapi belum juga menjawab, Ervino meletakan selimut ke paha Hanara yang tersingkap.

"Kenapa-"

"Diem."

Hanara diam mendengar ucapan Ervino, cowok itu duduk disebelah Xervan dan mengeluarkan beberapa berkas.

"KepSek minta kita untuk pergi ke SMA Cakrawala, kasusnya sama kaya sekolah kita."

Hanara mengangguk mengerti, dia kemudian mengalihkan tatapannya kearah Kalio.

"Kalio, lo bisa modif gelang lagi? Ntar gue yang beli gelangnya." cetus Hanara tenang.

Kalio yang diberi kepercayaan begitu langsung mengulas senyuma bahagia, dia mengangguk riang.

"Nanti aku aja yang beli gelangnya, jangan kamu, tenang aja ya, nanti malam aku beresin!" serunya semangat.

Hanara terkekeh mendengar seruan Kalio. "Bagus Kal."

"Lalu bagaimana dengan kami?" tanya Tirian pelan, dia kan mau berguna juga untuk Hanara, dia gak mau diam saja.

Hanara berpikir sejenak. "Kalian, selebihnya beli alat kejut listrik, nanti gue bakal cari alat yang lain." ujar Hanara tenang.

Mereka mengangguk setuju, untuk berkunjung ke Sekolah lain, mereka harus membawa gelang khas mereka, lalu alat kejut listrik.

Hanara akan mulai menyusun kata-kata lagi, untuk membuka pikiran para siswi disana.

Tugas Xervan dan Ervino adalah membahas perubahan peraturan dengan anggota osis sana dan juga dengan KepSek.

"Baik, kami akan persiapkan semuanya, 2 hari lagi kita berangkat ke Cakrawal, oke?"

"Naik apa?"

"Tenang, kita bakal pakai mobil Alphard punya aku, jadi gak usah pisah." aju Vio semangat.

Dia kan senang kalau menjadi berguna kedepannya.

Baguslah, semua sesuai rencana, tertata dan rapi.

....

"Hanara."

Panggilan Bagas membuat Hanara berhenti melangkah, dia tadinya mau ke lantai 2, baru pulang sekolah btw.

"Apa?" tanya nya tenang.

Bagas memberikannya paper bag berisi skincare untuk Hanara, tadi Bagas bertanya pada teman di kampusnya, skincare apa yang bagus untuk anak SMA.

Hanara menerima barang itu dengan tenang "Buat gue nih?" Bagas mengangguk senang.

Seulas senyum Bagas berikan, dia mengusap pelan rambut Hanara.

"Iya, murah kok, gue beli per paketnya cuma 1 juta 450 ribu, udah sama masker, sheet mask, toner dan macamnya lah, gue gak ngerti."

Wow, untuk skincare doang nih, Hanara tertawa pelan mendengarnya.

"Makasih ya bang Bagas."

Deg!

Bagas terpaku sejenak, dia agak..senang mendengar Hanara memanggilnya abang, setelah sekian lama.

Hampir menangis, Bagas memilih berlari meninggalkan Hanara disana, malu, bahagia, terharu, semua campur jadi satu.

Tapi ada satu yang belum Bagas lakukan, apa itu? Minta maaf pada Hanara, bagas belum melakukannya.

🎗Bersambung🎗

Transmigration Dominant Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang