🎗TDG-05🎗

24.3K 3.3K 139
                                    

Hai, bisa vote kan? Pasti bisa dong, vote atas kesadaran diri kalian masing-masing, kalau aku nemu 1 chapter yang vote nya jimplang, ini aku karantina.

200 vote 80 komen gas🏃

><

Hanara tadi pergi ke koperasi untuk membelikan seragam siswa yang baru, Tirian dibiarkan di UKS sebentar, istirahat.

Tadi luka nya sudah Hanara bersihkan, dan juga Tirian sudah membersihkan dirinya dari bekas-bekas sperma tadi.

"Hanara, sebentar." langkah kaki Hanara terhenti begitu mendengar suara Helvi yang datang dari belakangnya.

Helvi datang bersama anggota Osis yang lain. "Kenapa?" suara Hanara dibuat setenang mungkin.

Tatapannya mengandung arti terselubung, tak ada yang tau apa arti tatapan Hanara itu.

Helvi meraih tangan Hanara dan menggenggamnya erat. "Lo-enggak, maksud aku, kamu tadi nolongin siswi atau siswa?" tanya Helvi lembut.

Alis Hanara naik sebelah, dia menarik tangannya dari genggaman Helvi dan menyeka nya di rok, seolah baru saja menyentuh benda kotor.

Helvi menahan nyeri di dadanya, apa dia sekotor itu sampai Hanara menyeka bekas genggamannya?

"Gue nolongin siswa yang dipaksa pakai seragam siswi, dan lo sebagai anggota osis beserta teman lo yang lain, tutup mata seolah gak tau kejadian di sekolah ini, gila lo pada."

Mereka terdiam, kemudian Ervino dengan tatapan dinginnya angkat bicara.

"Terus lo maunya gimana? Memang lo kira ubah sosialitas di sekolah ini mudah? Dari sebelum lo masuk kesini, semua udah kaya gini, kehidupan diluar juga kaya gitu."

Hanara mendengus malas.

Ini kesempatan bagus bukan? Dia bisa mengutarakan rencana nya karena nampaknya orang-orang ini bisa diajak kerja sama.

Walau sebenarnya mereka gatau harus memulai darimana.

"Biarin gue masuk di KomDis dan Osis, gue bakal kasih tau apa rencana gue untuk sekolah ini."

"Kalau lo gagal?"

"Lo semua bebas hukum gue, tapi kalau gue berhasil, lo semua harus nurut dengan apapun rencana gue kedepannya."

Ke 8 siswa di depan Hanara berpikir sejenak, mereka hendak setuju namun sepertinya Vion tak mau.

"Hana, kamu jadi asisten sekretaris aku aja-"

"Apaan sih!? Lo gak boleh monopoli Hanara dong!" protes Kalio kesal.

"Suka-suka dong."

Hanara mengibas pelan. "Nanti pulang sekolah kita bahas, gue mau ngurus Tirian dulu, bay." Hanara berlari cepat menuju UKS.

Kasihan Tirian, dia udah nunggu disana.

"Kita andelin Hanara ya, dia bakal bawa perubahan di sekolah ini."

Vion mendengus kesal. "Tapi aku maunya Hana jadi asisten aku aja." protesnya kesal.

Tatapan mata Xervan dan Ervino tajam sekali. "Dia bukan milik lo, yang mau deketin Hanara banyak asal lo sadar itu." bisik Xervan dingin.

"Dan lo tau? Jangan beranggapan cuma lo doang yang tertarik sama dia, karena gue juga termasuk." cetus Ervino santai.

Vion menggeram rendah menyadari tatapan licik dan penuh rencana dari teman satu organisasi nya itu, sial, Vion kira hanya dia.

Ternyata, ada banyak.

....

"M-maaf..Tirian nyusahin Hana.."

Hanara menangkup wajah Tirian lalu mengelus pipi chubby nya, tatapan mata Hanara lembut dan hangat, dia kasihan pada Tirian.

Cowok lemah yang harus merasakan penindasan sampai harus diperkosa beramai-ramai, ah Hanara tak bisa berpikir kehidupan apa yang sudah Tirian alami.

"Gak papa kok, gue gak masalah, mulai besok lo bakal pindah ke kelas gue, terus juga bakal duduk sama gue, gak bakal ada lagi yang nindas lo, paham?"

Air mata Tirian mulai memupuk, bibirnya bergetar pelan, rasanya Tirian bahagia memiliki teman dan pelindung seperti ini.

Tangannya bergerak memeluk Hanara erat, dia butuh pelukan guna menenangkan dia dari kenyataan pahit.

Kenyataan bahwa dia adalah bekasan banyak orang, sangat lemah dan tak bisa membela diri, keluarga nya hanya keluarga miskin.

Tirian bisa sekolah disini karena beasiswa, dia tak bisa melawan karena tak punya kuasa dan kekuatan.

Karena disini, siapapun yang memiliki uang dan kekuasaan, kehidupannya akan berjalan lancar dan damai.

"Makasih Hana..hiks..makasih..Tirian takut..Tirian udah gak ada berharga lagi..Tirian cuma bekasan..hiks.."

"Sst, jangan nangis yah, udah gausah nangis."

Hanara mengelus punggung Tirian lembut dan pelan, menenangkan cowok manis ini agar tak menangis lagi.

Tirian tak boleh merasakan sedih lagi, bukan apa ya, Tirian ini termasuk murid cerdas, jadi sayang kalau harus dibiarkan di dalam lubang hitam begini.

Hanara bisa merawat dan mengarahkan Tirian ke arah yang lebih baik, dengan begitu Tirian bisa menjadi orang yang berguna bagi Hanara.

Lo ini berlian yang tertumpuk ditempat sampah, untung gue langsung narik lo dari sana, biar gue jadiin lo orang yang lebih baik lagi dan tentunya bakal berguna bagi gue kedepannya.

Hanara juga butuh orang cerdik dan pintar, dia sudah punya backingan karena sebentar lagi akan masuk ke Osis dan KomDis.

Lalu Hanara juga punya orang cerdik disebelahnya, itu melancarkan hidupnya di dunia ini kedepannya.

Dan uang, Papi nya sudah mulai terbuka pikirannya, Hanara tak perlu takut lagi perihal uang.

"Pulang sekolah, ikut ke ruang osis bentar sama gue, nanti gue anter pulang ke rumah." ujar Hanara seraya menyeka air mata Tirian dan mengelusnya.

Tirian mengangguk pelan, bibirnya melengkung kebawah, kembali menangis merasakan kebahagiaannya kini.

Hanara yakin, anggota Komdis dan Osis juga punya niat padanya, mereka sama-sama memanfaatkan bukan.

Hanara memanfaatkan Tirian demi rencana nya, Tirian memanfaatkan Hanara untuk melindunginya.

Dan Hanara memanfaatkan anggota KomDis dan Osis, sama halnya anggota Osis Komdis memanfaatkan Hanara untuk perubahan di sekolah ini.

Di awal, mereka hanya memanfaatkan sesama, tapi tak tau bagaimana kedepannya.

Akan menggunakan perasaan atau logika dan ego tetap mendominasi.

🎗Bersambung🎗


Transmigration Dominant Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang