🎗TDG-02🎗

28.2K 3.6K 222
                                    

Haiiii, mari vote atas kesadaran diri masing-masing🏃

200 vote dan 100 komen gas🏃

><

Rasanya pengap, Hanara bisa merasakan napasnya sendiri saking pengapnya, ini seolah Hanara sedang tenggelam.

Benar, tubuh Hanara bergerak dengan spontan naik ke permukaan, dia memang sedang tenggelan namun..bukannya tadi dia ada di lift.

Plash!

"Huahhhh..hahhh..uhuk-uhuk!" Hanara meraup udara dengan susah payah, pandangannya kabur dan terasa perih.

Dia bisa melihat siluet seseorang diatasnya, terhalang sinar matahari siang yang terik.

"Adik tolol sia mah! Berenang gitu aja malah tenggelam, bodoh!" Hanara masih merespon kejadian.

Dia tadi tuh lagi kena musibah setelah mergoki pacar bangsatnya lagi making love sama sekretarisnya sendiri, kenapa malah jadinya di kolam renang.

Ctis.

Hanara memejamkan matanya saat sekelibat ingatan muncul, ingatan dimana tubuh ini diperlakukan tidak adil dalam keluarganya.

Tapi, wajah itu adalah wajah Hanara, bahkan sangat mirip saat Hanara masih kelas 2 SMA.

"Hanara! Bengong aja lo, naik buruan anjing, gue laper nih! Masakin cepat!"

Alis Hanara naik sebelah, dia menatap cowok berusia 10 tahunan yang baru saja bicara tak sopan padanya.

Hanara tak suka pada bocil tak sopan seperti itu, gadis berambut hitam kebiruan itu memicing tajam, dia naik dari kolam tadi dan berdiri di depan bocah songong tadi.

Ada 3 orang laki-laki berbeda usia yang menonton in pemilik tubuh ini tenggelam.

Yang satu, dari ingatan pemilik tubuh ini berusia 10 tahun dan namanya Galan, yang kedua usianya 16 tahun dan namanya Helvi, dan yang ketiga usianya 21 tahun bernama Bagas.

Hanara belum sempat mencerna keadaan sebelum tamparan dia dapatkan dari Bagas.

Plak!

"Gak usah sok! Tatapan lo buat gue makin jijik-"

PLAK!

"Berani banget lo nampar gue, ada hak apa lo atas badan gue hah!? Sembarangan main tampar aja!" bentak Hanara setelah menampar Bagas balik.

Ketiganya terdiam mendengar bentakan itu, seumur-umur mereka tinggal bersama, gadis satu-satunya di rumah mereka ini tak pernah membentak.

Paling kasar dia hanya diam sebagai tanda kemarahannya, bahkan mereka melihat tatapan asing dikedua manik biru muda saudari mereka.

"Lo lancang banget nampar bang Bagas-"

Hanara langsung mencengkram pipi Helvi kuat dan menatapnya dingin, tinggi Hanara dan Helvi sama, jadi mudah baginya melakukan itu.

Helvi terkaku melihat tatapan kakaknya itu, tangannya bergetar pelan.

"Gue lebih tua daripada lo ya Helvi, walau usia gue 17 tahun tapi gue ini kakak lo, yang sopan! Gak diajari sopan santun apa hah!?" Hanara kembali membentak.

Transmigration Dominant Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang