🎗TDG-19🎗

14.5K 2.1K 58
                                    

Mari vote diawal atau diakhir chapter🏃

><


Dan rahasia mereka ber 5 tak ada yang tau selain mereka sendiri, bahkan Hanara juga tak tau akan hal itu, yang dia tau hanya Lion saja.

Hari ini mereka akan kembali ke sekolah mereka, urusan di Cakrawala sudah selesai.

Para siswa sudah bisa diatur dan diberi pengertian bahwasannya perempuan itu tidak boleh diberi kekerasan.

Dan para siswi disini sedikit demi sedikit sudah tau bagaimana cara membela diri, jadi tugas mereka selesai.

"Hana..aku mau ikut ke sekolah kamu." tatapan mata Tirian dan Vion langsung tajam setelah mendengar ucapan Lion.

Hanara sendiri diam, tapi tak lama dia mulai berpikir, kalau Lion diajak kerja sama, bukannya itu bagus, dia jadi punya tambahan orang.

Terlebih Lion ini pintar memanipulasi, itu bisa jadi keuntungan buat Hanara suatu saat nanti.

Tapi bukan berarti Hanara udah maafin Lion, itu belum.

"Ya terserah lah." jawab Hanara tenang.

Ekspresi wajah Lion langsung mengembang sempurna.

"Oke! Terima kasih Hana~"

"Hm."

Hanara berbalik dan hendak masuk ke dalam mobil, tugas disini sudah selesai, mereka harus kembali ke sekolah mereka untuk laporan pada KepSek.

Hanara, Ervino, Xervan, Helvi dan Jerven duluan masuk, sementara Tirian, Vion, Kalio dan Salio masih diluar bicara sama Lion.

"Lo harus berguna kalau mau masuk dalam rencana Hanara." cetus Salio.

"Iya, gue punya uang."

"Heh, lo kira lo doang? Kami semua juga punya uang." sinis Vion.

"Gue enggak, si Tirian gak punya uang, dia cuma punya otak yang cerdas." sahut Tirian malas.

"Aa, benar juga."

Setelah beberapa saat berbincang, akhirnya mereka ber 4 masuk ke dalam mobil seolah tak ada yang terjadi.

Biarkan saja Hanara tak tau perihal kenyataan bahwa mereka ikut berpindah ke dunia ini, karena mereka yakin, kalau Hanara di dunia ini tak memperdulikan perihal cinta.

Yang dia perdulikan adalah rencana nya saja, cinta tak ada dalam daftar kehidupan Hanara yang ini.

...

Kegiatan hari ini selesai, Hanara masuk ke dalam rumah bersama Helvi, rumah bergaya modern dengan cat biru langit itu terlihat nyaman sekali untuk ditinggali.

Hanara bisa melihat Galan sedang nonton diponselnya, sementara Bagas sedang nonton Cocomelon ditv, Andrew sedang sibuk dengan pekerjaannya di laptop.

"Di meja makan udah ada makanan, makan sana." celetuk Andrew saat melihat Hanara dan Helvi pulang

"Iya papi."

"Hm."

Keduanya berjalan menuju ruang makan, mereka juga kelaperan, jadi waktu yang tepat sekali.

"Jadi kak, apa rencana kedepannya?" tanya Helvi begitu duduk dikursi makan.

Hanara meraih piring dimeja dan mengambil nasi serta lauk.

"Tergantung situasi, rencana bisa berubah kalau situasi berubah." ujar Hanara.

"Setelah ini kita libur, minggu depan mau ke SMA Budi Jaya."

"Apa masalah disana?"

"Aku kurang tau, cuma katanya disana siswanya pada baik dan tau aturan, cuma para siswi nya ini, mereka terkadang memperlakukan siswa disana semena-mena, suka bully siswa culun juga."

"Aaaa..osis mereka gak ada lakuin sesuatu?"

"Ada kak, cuma Osisnya laki-laki semua, dan mereka gak bisa ngelawan siswi disana."

"Ini rumit,"

"Kenapa rumit kak?"

"Menyadarkan laki-laki lebih mudah, dibanding menyadarkan perempuan, aku rasa akan sangat susah menyadarkan para siswi kalau tindakan mereka itu melawan hukum Ham."

"Bisa! Kakak pasti bisa nyadarin mereka!"

"Ya, lihat aja kedepannya bagaimana."

Karena Hanara juga tau, lebih baik dia berurusan sama siswa brengsek dibanding sama siswi pembully.

Karena pembully lebih mengerikan lagi, mereka tak akan tanggung-tanggung menghancurkan mental serta kehidupan korban mereka.

🎗Bersambung🎗

Transmigration Dominant Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang