Kemungkinan ini end di chapter 40🏃
Biasakan vote diawal atau diakhir chapter ya.
200 vote 70 komen gas🏃
><
Hanara masih bersama Telaga, tapi mereka memilih tempat lain untuk bicara lebih dalam, apalagi ini menyangkut rahasia Hanara sendiri.
Mereka pergi ke rumah Telaga, rumah 2 tingkat yang ada tak jauh dari pinggir jalan raya.
Telaga sudah terlihat tenang, tak ketakutan seperti tadi "Jadi sebenarnya, kamu itu Tirian, dan yang ada ditubuh Tirian itu Bobby?" tanya Hanara memastikan.
Anggukan pelan Telaga berikan, dia menatap Hanara lirih. "Kamu percaya kan? A-aku gatau harus bilang ini kesiapa, hari dimana kamu nyelametin aku di kamar mandi,"
"Malamnya aku hampir diperkosa lagi sama tetangga rumah, kepala aku dihantam pakai balok kayu dan aku gak sadar, tapi begitu aku bangun, aku malah udah ada dibadan ini.."
Hanara diam, tak tau harus merespon yang bagaimana. "Lalu Hanara asli yang kamu bilang itu, dia ada dimana?" tanya Hanara.
Telaga menggeleng pelan "Aku gak tau dia dimana, yang jelas aku ketemu sama dia di cafe tadi, terus dia bilang kalau dia Hanara yang asli, dan.."
"Dan apa?"
Gusar, Telaga tampak gusar dan gelisah, dia ingin mengatakan hal selanjutnya tapi dia ragu.
"D-dan Hanara bilang, dia bakal datengin kamu untuk ambil badannya lagi..s-soalnya..H-hanara yang asli ada dibadan lak-laki.." lirih Telaga.
Deg!
"Laki-laki!?"
"I-iya..dia ada dibadan laki-laki, usianya sekitaran 17 atau 19 tahun gitu, tapi aku lupa sama wajahnya."
Hanara semakin frustrasi, tak menyangka hal ini akan terjadi.
"Baiklah..aku percaya sama apa yang kamu bilang, jadi kita lupain aja soal jiwa tadi, kamu mau bantuin aku gak?"
"Bantuin apa?"
"Bantu aku, kamu bisa membuat benda untuk perlindungan diri, kamu mau jadi tim Modif aku?"
"Maksudnya?"
"Kamu masuk ke Tim yang aku buat, kamu disana tugasnya untuk membuat banyak bendak biasa tapi dengan fungsi yang hebat, seperti pistol kemarin."
"Untuk apa aku membuat benda seperti itu?"
"Ya tentu saja untuk membantu ku, agar bisa dibagi-bagikan dan menjadi benda untuk perlindungan diri."
Telaga menatap Hanara dengan lekat, Hanara yang ini, sangat berbeda dengan Hanara yang asli.
Hanara yang asli auranya sangat dingin, tatapan matanya menunjukan dendam yang besar.
Telaga tebak, pasti Hanara asli mau balas dendam ke keluarga nya dan setelah berhasil dia mau ambil badannya lagi.
"Kamu harus hati-hati Hanara, jangan pernah percaya sama laki-laki disekitar kamu, di sekolah atau dimana pun, bahkan jika itu saudaramu sendiri."
Benar, Hanara harus waspada, dunia ini terlalu berbahaya untuk seseorang yang pemikirannya terlalu polos.
Jika bukan diri sendiri yang waspada, maka siapa lagi, kejahatan tak memandang tua ataupun muda, selagi ada kesempatan maka kejahatan akan terjadi.
"Terima kasih..Tirian.." Telaga tampak kaget, tapi kemudian kedua matanya berbinar indah.
Dia menggenggam tangan Hanara erat dan mencium punggungnya "Terima kasih juga karena menolongku Hanara..aku pasti akan membantumu, karena kamu itu penyelamatku." bisik Telaga lembut.
Hanara mengangguk, dia mengelus rambut Telaga dan juga pipinya.
Jadi, untuk saat ini dia mempercayai Helvi, Ervino, Xervan dan Telaga, karena untuk Kalio, Salio, Vion, Tirian dan Algam, dia tak mempercayai mereka.
Gelagat mereka terlalu aneh, mereka bertingkah seolah mereka tau jika dirinya ini adalah Hanara Denloa.
Kemarin Hanara sempat mendengar Kalio memanggil Hanara dengan sebutan Kak, dan itu mengingatkannya pada Kio.
Lalu Hanara juga sempat memergoki Salio sedang bicara sendiri dengan majalah model ditangannya, dia bicara yang kalau gak salah tuh kaya gini 'Aku dulunya lebih keren daripada ini.'
Cara bicaranya juga mengingatkan Hanara pada Arfin, tak menutup kemungkinan jika bukan Bobby saja yang datang ke dunia ini.
Karena Hanara tak tau situasi setelah dia kecelakaan, maka dia tak tau siapa saja yang celaka disana.
Mungkin mereka meninggal dan malah ikut kesini, bisa saja kan.
Jadi Hanara harus waspada, dia tak boleh gegabah atau dia bisa mati lagi.
🎗Bersambung🎗
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Dominant Girl [End]
Teen FictionDi dunia asalnya, perempuan tak lagi ditindas, perempuan bisa sejajar dengan laki-laki dalam hal materi dan kepintaran, perempuan bisa mendominasi sebuah hubungan dengan tenang. Para lelaki pun mulai sadar akan keberadaan perempuan yang tak sembaran...