20. Bukan Penculikan

9 1 0
                                    

"Bukankah ini semua mustahil?"

-Gwen-

AYAM mentega terlihat begitu cokelat dan menggoda, tersedia di atas meja makan yang kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AYAM mentega terlihat begitu cokelat dan menggoda, tersedia di atas meja makan yang kecil. Gwen telah menyiapkan semuanya. Ia mendengar dari Merlin dan bergegas melakukan segalanya. Kapan lagi datang kesempatan emas ini? Gwen tak pernah menyangka sebelumnya!

Waktu yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba. Arthur dalam balutan jubah bertudung hijau masuk ke rumah kecil itu bersama Merlin.

"Baiklah. Dua jam lagi aku jemput, Pangeran." Merlin pamit, lalu menoleh pada Gwen. "Selamat bersenang-senang."

Setelah Merlin keluar, Gwen mempersilakan Arthur untuk duduk di tempat yang sudah disediakan.

"Hmm aromanya wangi," komentar Arthur sambil melihat menu favoritnya.

"Terima kasih."

"Kalau begitu, bisa tolong potongkan ayamnya?"

Gwen mengerutkan dahi. Hanya memotong ayam saja tidak bisa? Namun, gadis itu harus tetap beretika dengan baik. Gwen memotongnya sambil tersenyum.

"Tolong semua paha untukku. Itu favoritku."

Gwen lagi-lagi menatap kesal pada sang pangeran. Memang benar, ia menyukai ketampanannya, kegagahannya, keberaniannya. Namun, ia masih manusia biasa. Mengapa laki-laki itu tidak mau berbagi paha ayam dengannya?

Dengan terpaksa, Gwen memberikan semuanya. Yah. Dirinya masih berusaha menghormati sang pangeran.

"Minumnya?"

Oh, sungguh! Tidak bisakah Arthur sedikit lebih gentle? Bukannya ia harusnya yang mendapat perlakuan ini? Dirinya bukan pelayan saat ini.

"Kenapa? Kau keberatan."

Gwen berdeham. "Ah, tidak. Biar kutuangkan."

Gwen menuangkan wine merah. Kemudian mereka mulai menikmati makan malam.

"Kau tau? Sebenarnya aku masih menyimpan rasa dengan Sophia."

Sendok garpu dalam genggaman Gwen terhenti. Bisa-bisanya lelaki tampan itu menyebut nama wanita lain saat makan malam bersama?

"Ah, kau tenang saja. Kau sudah dengar 'kan kalau dia bukan manusia?" pancing Arthur, "jadi aku sedang dalam proses pemulihan. Tidak mungkin aku memberikan cintaku pada seorang peri."

"Memangnya kenapa?" Gwen mulai terpancing. "Kenapa kalau dia seorang peri? Bukannya perasaan cinta itu tidak bisa kita kendalikan seenaknya?"

"Eh?"

"Memangnya ada aturan manusia dilarang jatuh cinta dengan peri?"

Arthur menggumam. "Tidak juga. Tapi kau tahu Ayahku tidak akan suka dengan makhluk ghaib, yang dekat dengan sihir."

Another Merlin (Hiatus🙏)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang