22. Morgause

8 1 0
                                    

"Aku mau ... dia. Berikan wanita itu padaku."

–Cedric–

"BERGABUNGLAH denganku, Morgana," kata Morgause sambil mengulurkan tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"BERGABUNGLAH denganku, Morgana," kata Morgause sambil mengulurkan tangan.

Arthur menarik Morgana  ke belakang tubuhnya.

"Langkahi dulu mayatku!"

Morgause tertawa. "Belum waktunya, Arthur."

"Kenapa kau tau namaku? Siapa kau?"

"Lebih baik kalian menyerah." Morgause enggan menanggapi pertanyaan sang pangeran. "Ini peringatan pertama dan terakhir dariku."

Arthur mulai mengambil pedang dari sarungnya. "Tak ada kata menyerah dalam kamusku."

Morgause tersenyum misterius. "Terserah kau saja."

Wanita itu membalik, tetapi sedikit menoleh ke belakang.

"Kita akan bertemu lagi, Morgana!"

Tiba-tiba saja wanita itu menghilang dalam kabut. Lantas, Arthur menoleh pada Morgana.

"Apa pun yang terjadi, tetap berada di dekatku. Jangan percaya dengan omongan penyihir itu. Mungkin saja dia seperti Nimueh, yang akan menghancurkan kita."

Morgana menyengguk, meski ada perasaan aneh menyelip di balik dadanya. Tidak mungkin, kan, dirinya benar-benar memiliki seorang kakak?

Sementara Merlin hatinya berdesir ketika nama Nimueh disebutkan. Setidaknya ia tahu, Nimueh tidak lagi jahat. Ia yakin penyihir bergaun merah itu sudah tobat.

"Kalau begitu, ayo kita masuk," ajak Gwen setelah melihat kabut yang mengganggu pandangan, mulai menghilang.

Keempat insan pun kembali berjalan, melewati gerbang. Hutan terlihat indah, terang, bahkan cuitan burung merdu. Sangat berbeda sekali dengan sebelum di gerbang tadi.

"Aneh," desis Merlin yang kemudian dijitak kepalanya oleh sang pangeran.

"Kau yang aneh."

"Hei, ini benar." Gwen memindai sekeliling. "Auranya sangat berbeda dengan yang tadi."

"Berbeda apanya?" Arthur melihat langit yang cerah dengan tampang menyebalkannya itu.

"Sudahlah, lebih baik kita terus berjalan dengan waspada. Mari merapat," saran Morgana yang juga merasakan keanehan ini.

Hingga akhirnya, Arthur menghentikan langkah mereka. Kali ini pangeran angkuh satu itu sedikit lebih peka.

"Ada yang tidak beres!"

"Apa?" Merlin mengeloyor begitu saja.

Lantas, sebuah anak panah melesat!

Arthur berhasil meraih baju Merlin, menariknya merunduk.

Another Merlin (Hiatus🙏)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang