11. Avalon

15 3 0
                                    

"Bunga-bunga itu akan tumbuh makin cantik, seperti pemiliknya."

-Merlin-

MORGANA mengamuk karena lagi-lagi Merlin tak mempercayai mimpinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MORGANA mengamuk karena lagi-lagi Merlin tak mempercayai mimpinya.

"Kau tak tahu apa yang kurasakan, Merlin! Kau tahu, obat dari Gayus tak ada yang berguna. Aku terus bermimpi hal yang mengerikan. Semuanya terasa nyata."

"Maaf, Putri. Aku tak bermaksud-"

"Sudahlah, aku hanya bisa bergerak sendiri," lirih Morgana sembari berbalik.

Merlin meraih tangan wanita muda itu. "Aku ... percaya."

Morgana menoleh. "Sungguh?"

Merlin mengangguk. "Tak bisa dipungkiri, apa yang terjadi akhir-akhir ini."

Apalagi jika bukan tentang pecahan kaca? Terlebih iris mata Morgana yang berubah warna. Terlihat raut muka wanita cantik itu tampak lega, membuat Merlin makin iba.

"Terima kasih, Merlin."

Merlin mengulas senyum. "Tak apa, aku akan menjaga Arthur sebaik mungkin. Percayalah padaku."

Morgana akhirnya mau menerima ini. Lalu si pelayan itu pamit undur diri, ia bergerak menuju rumah Gwen. Ada yang harus ia lakukan.

Sesampainya di sana, Merlin bisa melihat Gwen yang asyik menyiram bunga-bunga dalam pot.

"Bunga-bunga itu akan tumbuh makin cantik, seperti pemiliknya."

Gwen mengulas senyumnya. "Tentu saja."

Merlin masih diam. Ia mempersiapkan diri untuk mengungkap tujuannya menemui perempuan itu.

Sementara Gwen justru salah paham. Ia menghentikan kegiatan menyiramnya. "Oh, maksudku, bukan aku. Err, ini tanaman milik ayahku. Jadi, ayahku memang lebih cantik. Oh, maksudku, tampan."

Keduanya pun terkekeh. Merlin memaklumi. Gwen memang seperti itu orangnya, yang suka canggung karena pikirannya sendiri. Wanita itu memang jarang berkomunikasi sehingga hasilnya seperti ini.

"Ah, apakah ayahmu punya pedang yang bagus?"

Ayah Gwen adalah seorang pandai besi yang biasa membuat pedang dan senjata lainnya. Terkenal di Camelot, membuat Merlin lebih memercayainya.

"Hmm, sepertinya ada. Buat siapa?"

"Aku."

Gwen mendengkus geli. "Kau?"

"Jangan meremehkanku." Merlin sedikit tersinggung, walau sebenarnya memang ia benar-benar tak pandai menggunakan pedang.

Gwen segera membungkam mulut. "Sori."

"Kau tau, Morgana bermimpi buruk tentang Arthur."

Gwen mengernyit. "Kau percaya dengan apa yang dimimpikannya?"

Another Merlin (Hiatus🙏)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang