62. Penyihir Tampan

9 1 0
                                    

"Kau harus hidup. Demi keluargamu. Demi rakyatmu."

–Merlin–

MERASA tidak ada waktu lagi, Merlin memilih nekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MERASA tidak ada waktu lagi, Merlin memilih nekat. Begitu saja ia mengulurkan tangan, merapal mantera, dan menghasilkan angin puyuh yang besar. Tak lagi peduli jika setelah ini justru hidupnya yang akan melayang. Kondisinya benar-benar dalam keadaan genting.

Di dalam angin yang besar, Merlin memanggil Khilgharrah untuk membantunya. Ia kehabisan ide bagaimana menyerang Questing Beast.

Begitu Khilgharrah datang, naga itu segera membakar hutan. Tentu saja kebakarannya begitu hebat karena bercampur angin. Merlin malah kebingungan. Apakah dirinya malah membahayakan semua orang?

Namun, Merlin bisa melihat Questing Beast bereaksi dengan sihir api sang naga. Namun, ini tidak cukup. Merlin harus apalagi?

"Merlin ...."

Merlin mendengar sesuatu. Rasanya tak asing. Ia kemudian melihat Vilia si peri sungai!

"Kau tak usah khawatir. Kami akan membantumu."

Merlin merasa lega.

"Kami dikirim oleh pacarmu."

"Maksudmu?"

Vilia dalam bulir air yang melayang-melayang terdiam sesaat. "Dia berpesan bahwa dia pernah tersiksa sendirian. Ceritakanlah pada tuan putri itu. Dia selalu mendukung apa pun keputusanmu."

Merlin membeku. Ia mulai paham. Vilia berkata tentang Freya. Hati Merlin ambyar. Freya benar-benar wanita terbaik yang pernah ditemuinya. Merlin berjanji akan mengingatnya.

Lantas, Vilia mulai memberi sihir air pada Questing Beast sekaligus mengguyur api sang naga. Monster itu mengerang, hingga akhirnya berubah menjadi debu dan menghilang. Sungguh. Merlin merasa lega semuanya berakhir.

Ah, tidak. Masih ada tugas untuk memperbaiki psikologis Mythia.

***

Merlin terkejut saat akhirnya Mythia mau berbicara. Ternyata gadis itu sempat diculik beberapa tahun yang lalu oleh seorang penyihir lelaki. Dahulu, Mythia terpikat oleh ketampanannya. Tidak tahunya, ia malah menjadi 'mainan' si penyihir. Dia diculik, disiksa, dan membuatnya trauma dengan hal-hal yang mengerikan.

"Kau ini sedang apa, hah?"

Merlin tersadar. Ia masih mematung tatkala hendak meniup api lilin. Arthur akan bersiap tidur malam ini. Sebagai pelayan, Merlin harus melakukan ini dan memastikan ruangan dalam keadaan bersih dan rapi.

Beruntungnya, Arthur tidak banyak mengomel malam itu. Merlin akhirnya keluar dari kamar. Pikirannya masih dipenuhi rasa iba terhadap Mythia.

Lantas, Merlin mulai menuruni anak tangga menuju kamarnya di lantai kedua. Namun, langkahnya terhenti tatkala melihat seseorang berlari dari jendela.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Another Merlin (Hiatus🙏)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang