Fanfiction dari drama series barat, Merlin.
♤♤♤
Merlin, penyihir muda yang ditakdirkan untuk membantu Pangeran Arthur, membentuk tujuan besar. Menyatukan Albion.
Dalam perjalanannya, Merlin bertemu dengan beberapa wanita yang membuat hatinya makin k...
“Larilah ke gua Lotus di Utara. Temukan Balinor, si penunggang naga.”
–Mysterious Man–
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GWEN berjalan cepat, ia pergi menemui Gwaine dan Percyval.
“Ada apa? Mukamu pucat sekali?”
“Aku menemukan ini.” Gwen memberikan gaun putih yang mewah.
“Punya siapa? Lady Morgana?”
Gwen menggeleng. “Lady Elena.”
Gwen kemudian menunjukkan sisik sayap bunga es. “Dia bukan manusia.”
“Kau yakin itu bukan sayap kupu-kupu?”
“Tentu saja bukan!” dengkus Gwen, “ini sangat dingin. Bahkan tidak mencair selama berjam-jam, di mana aku merendamnya dengan air hangat.”
Gwaine menoleh pada Percyval. “Sepertinya memang ada yang tidak beres.”
“Kita laporkan ke Sir Leon.”
Segera kedua kesatria membicarakan hal ini pada ketua kesatria. Mereka pun berjaga-jaga, memanggil kesatria lain dan bergegas menyusul.
Sementara di sisi lain, Morgana berusaha melepas cekalan Elena di tempat yang asing. Ekor matanya menangkap sebuah ruangan kastil tua. Memorinya berputar seperti saat berada di kastil Morgause.
“Lepaskan!”
Elena menurtinya. “Iya, iya. Kita sudah sampai.”
“Apa maumu?”
“Aku hanya sekadar mengantarmu ke tempat seharusnya.”
Lantas, seseorang memasuki ruangan itu. Morgana tercengang.
“Morgause?”
Penyihir rambut ikal pirang itu mengulas senyumnya. “Selamat datang, Morgana! Aku rindu padamu.”
“Kau yang merencanakan semua ini?”
“Bukan,” sanggah Elena, “ini inisiatifku sendiri. Aku ingin membantu kakakmu.”
Morgana mendengkus. “Apa maksud semua ini? Jika ingin memanggilku, kenapa tidak dengan cara biasanya, sih?”
“Karena kau tidak akan mau karena pacarmu itu!”
“Apa hubungannya?”
“Dia melarangmu bergabung dengan Morgause, kan?”
Morgana menegang.
“Apa karena aku hampir membunuhnya waktu itu?” pancing Morgause.
“Kau memang mau membunuh kita semua.”
“Kecuali kau.” Morgause menatap sendu. “Bergabunglah denganku. Tempatmu di sini.”
“Tidak,” tolak Morgana, “aku akan tetap di Camelot.”
