55. Di Balik Kabut

4 1 0
                                    

"Pokoknya aku akan menemanimu."

–Arthur–

MERLIN bergegas keluar dari rumah tanpa peduli teriakan Gayus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MERLIN bergegas keluar dari rumah tanpa peduli teriakan Gayus. Ia berlari menuju hutan. Jantungnya berdegup tidak stabil. Ketakutan terus merenggut jiwanya. Firasat buruk. Merlin merasakannya.

Sesampainya di hutan, Merlin melihat beberapa patroli yang tengah berkumpul. Ia mengendap dan mendekat. Bersembunyi di balik pohon.

"Apa benar Bastet itu telah mati?"

Pupil mata Merlin melebar.

"Aku juga tidak tahu. Dia jatuh ke jurang yang dalam. Kalau ukuran manusia, sudah pasti tidak selamat."

Tangan Merlin mulai tremor. Ia tetap di tempat, mendengarkan.

"Tapi aku yakin anak panah itu mengenai tepat di jantungnya."

Air mata Merlin mulai menetes. Sebelah tangannya menutup mulut yang hampir berteriak.

"Tapi tetap saja dia makhluk mistis. Apa kita cek saja jasadnya?"

Merlin menggeleng cepat. Tidak. Freya pasti belum meninggalkannya. Merlin bergegas turun dari gunung. Ia akan mencari Freya lebih dulu dari para penjaga Camelot itu.

Sesampainya di bawah, Merlin tak menemukan Freya. Ia mencari ke sana kemari, tetap saja tak ketemu. Merlin menutup muka dengan sebelah tangannya. Lelaki itu tidak ingin kehilangan cintanya untuk yang kedua kali.

Tiba-tiba seseorang menyentuh pundaknya. Merlin membalik, raut mukanya berubah menjadi syok bercampur lega.

"Freya!"

Merlin bergegas memindai tubuh kekasihnya. "Mana yang sakit?"

"Tidak ada."

"Sungguh? Katanya kau dibidik patroli?"

"Ini maksudmu?"

Freya menunjukkan anak panah yang patah.

"Kau?"

"Aku tidak bodoh, Merlin. Kau pikir aku siapa? Aku menangkapnya dan sengaja menjatuhkan diri. Beruntung sekali jurang ini sangat dalam, sehingga mereka kesulitan melihat aksiku yang sebenarnya."

Merlin mulai paham. Seorang Bastet juga pintar mendarat meski dari ketinggian. Yah, dia cukup ahli melompat. Bodoh sekali Merlin tak memikirkan soal ini!

"Kau mengkhawatirkanku?"

"Siapa bilang?" Merlin mendongakkan dagu.

Sedangkan Freya mendecih. "Kalau begitu aku tak usah kembali ke Camelot."

Merlin cepat-cepat meraih tangan kekasihnya. "Jangan begitu, sensitif sekali. Aku hanya bercanda."

"Aku juga bercanda." Freya menjulurkan lidahnya, lantas keduanya saling tertawa kecil. Merlin pun merangkul pacarnya, yang kemudian pergi dari sana. Tentu saja kembali ke Camelot dengan aman.

Another Merlin (Hiatus🙏)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang