Another Merlin (Hiatus🙏)

46. Lamia

“Kurasa, kita bisa mempersempit penyelidikan.”

–Gayus–

DALAM perjalanan pulang, Arthur terus mengernyitkan dahi, menatap gadis berpakaian compang-camping.

“Kau bawa dari mana orang hutan ini?”

Merlin berdecak. “Sudah kubilang dia temanku.”

“Sudahlah, Arthur.” Gwen mengingatkan. “Aku sudah pernah bertemu dengannya juga. Dia baik. Kau tidak percaya padaku?”

“Aku selalu percaya padamu,” ucap Arthur dengan tatapan lembut.

Merlin pura-pura muntah mendengarnya. Tentu saja ia mendapat pukulan mulus di kepala dari sang majikan.

“Bukan pacarmu, kan?” Arthur masih penasaran.

Merlin bergumam. “Mungkin akan segera resmi.”

Terlihat Freya yang malu-malu mau. Sudah lama dirinya tak tertarik lawan jenis. Mau bagaimana? Bertahun-tahun ia menjadi gadis tak normal. Tak ada lelaki yang mau menerima kondisinya. Sampai bertemu dengan Merlin.

“Kau tak bercanda, kan?”

Merlin menatap kecewa. “Kenapa kau tak percaya dengan perkataanku? Lihat saja, saat kudandani dia nanti, kau bisa melupakan Gwen.”

Arthur mendelik. Lalu Gwen berkomentar. “Aku tak akan membuka kesempatan berikutnya."

“Hei, jangan dengarkan Merlin. Kau tau? Hanya kau yang ada di hatiku.”

Lancelot pun batuk dengan keras. “Sepertinya aku harus ikut perjodohan. Kau tak punya kandidat teman putri cantik di luar sana, Pangeran?”

“Hmm, bisa dicoba. Memangnya kriteria wanita idamanmu seperti apa?”

“Seseorang yang baik, tulus, ramah, menerima apa adanya.”

Arthur mengernyit. “Seperti seseorang yang kukenal.”

“Itu aku,” interupsi Merlin, mengingat Gwen canggung dalam keadaan ini. Mereka tahu siapa yang dibicarakan Lancelot.

“Otakmu pasti geser kupentok tadi.”

Kelima insan hanya tertawa, menikmati perjalanan pulang.

Sayangnya, angin berembus tiba-tiba. Membuat kuda-kuda mengerem mendadak. Seorang wanita muda yang penampilannya mirip Freya datang menghadang. Mukanya terlihat begitu ketakutan.