"Wanita itu telah diramal sebagai Sang Penghancur."
–Khilgharrah–
"MERLIN!"
Pekikan sang pangeran menggema. Telah ia lakukan berulang-ulang pada bawahan barunya.
Merlin bergegas menuju kamar lantai sepuluh. Ia menyunggingkan setengah senyumnya. "Ya, Tuanku?"
Baru saja tiba, mukanya sudah dilempar setelan baju kotor. "Kau cuci sampai bersih. Jangan lupa gosok sepatuku, perisai dan pedang. Lalu bersihkan kamarku, seterika kemejaku, siapkan snack sosis."
Arthur berjalan menuju belakang rotan—pembatas ruang ganti baju. Sambil melepas kaosnya, lalu meletakkan di atas rotan, ia kembali berbicara.
"Ouh, jangan lupakan air hangat untuk mandi. Jangan terlalu panas seperti kemarin, Bodoh."
Merlin geram dengan perilaku majikan barunya. Ia sudah begini semenjak Raja menempatkannya menjadi pelayan pribadi Arthur. Ia harus bersabar menghadapi majikan yang cukup menyebalkan.
"Kau dengar tidak, Merlin? Apa kau tuli, hah?" Arthur melongok sebentar dengan wajah merengutnya, kemudian kembali berganti pakaian.
"Tentu, Tuan."
Merlin sibuk memasukkan pakaian kotor ke keranjang, lalu membersihkan tempat tidur dengan mengganti sprei baru.
"Oh, apakah Ayah akan mengundang putri-putri yang cantik? Aku pasti bingung memilihnya."
"Sayangnya, Raja bilang pesta kesembuhanmu ini hanya untuk rakyat Camelot saja. Ayahmu juga harus menghemat pengeluaran. Setidaknya untuk pesta berikutnya yang sudah direncanakan."
Arthur yang selesai berpakaian, keluar dengan wajah muram. "Diam kau, Merlin!"
Sekali lagi, Arthur melempar pakaian kotornya. Merlin hanya pasrah diperlakukan seperti ini. Ia masih sayang nyawa!
Lantas, baik Merlin, Gwen, maupun pesuruh lainnya mulai sangat sibuk menyiapkan pesta dadakan untuk kesembuhan Arthur. Baru berapa hari Merlin mendapatkan posisi asisten rumah kerajaan, sudah harus merasakan keremukan tulang akibat pesta ini.
"Ayo, Merlin! Kau pasti bisa!" gumam Merlin menyemangati diri.
***
Pesta sudah siap, tetapi para pesuruh masih terlihat sibuk membawakan makanan ke sana kemari. Syukurlah, karena posisi Merlin lebih tinggi, ia diperbolehkan istirahat dan menikmati pesta layaknya tamu lain. Termasuk, Gwen.
"Kau mau ini, Gwen?" Merlin menawarkan sepotong roti di meja pada gadis manis berbalut gaun kuning.
"Terima kasih." Tentu Gwen tidak menolaknya. Ia juga ingin menikmati pesta.
Tampak Arthur yang sudah berada di tengah ruangan, saling berbincang dengan para ksatria. Mahkota kecil mengelilingi kepalanya, jubah merah membuatnya tampak berkelas. Mereka akui, pangeran yang arogan itu memang sangatlah tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Merlin (Hiatus🙏)
FanficFanfiction dari drama series barat, Merlin. ♤♤♤ Merlin, penyihir muda yang ditakdirkan untuk membantu Pangeran Arthur, membentuk tujuan besar. Menyatukan Albion. Dalam perjalanannya, Merlin bertemu dengan beberapa wanita yang membuat hatinya makin k...