19. The Battles of Sidhe

16 2 0
                                    

"Kalau ayahku tau, mereka bisa dieksekusi!"

–Morgana–

UTHER dan lainnya pergi ke hutan untuk berburu seperti rencana sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

UTHER dan lainnya pergi ke hutan untuk berburu seperti rencana sebelumnya. Tentu saja, Gayus memintanya seolah tak mendengar apa pun yang dikatakan oleh Gayus. Uther telah mempersiapkan pasukan terkuatnya dan bersiap untuk melindungi anaknya dari kaum Sidhe.

Merlin pun juga sudah siap di samping Arthur. Prioritasnya adalah pangeran itu. Meski ia juga harus melindungi Sophia. Ia berharap peri muda itu bisa menjaga dirinya. Menjadi pengkhianat, tentulah tidak mudah.

Merlin juga mengerling gerobak berisi tong minuman. Tentu saja itu hanya pengelabuhan. Isinya adalah serbuk vergif, yang melemahkan kekuatan para peri.

"Begitu tanda dibunyikan, cepat kau tarik ayahmu ke belakang," lirih Merlin mengingatkan Sophia.

Gadis itu mengangguk dengan gugup.

"Kau pasti bisa. Beliau adalah ayahmu," kata Merlin berusaha menyemangati.

"Terima kasih, Merlin."

Kedua insan saling tersenyum, membuat Arthur sadar. Lelaki itu berdeham dengan sengaja. Merlin paham, Arthur iri karena kegagalan cintanya.

Hingga mereka tiba, beberapa pelayan ditugaskan untuk membawa tong serbuk vergif mengelilingi danau, diam-diam. Sementara Arthur dan keluarga kerajaan tetap berakting dalam rencana. Merlin siaga sambil membawakan busur pangeran.

Setelah segala persiapan selesai, Uther mulai memancing percakapan.

"Karena kita semua sudah ada di sini, bisakah kau jujur saja?"

Raja Tir Mor tampak kebingungan. "Apa ada yang salah denganku?"

"Tak usah membodohi diri. Bahkan kau bisa melihat teman-temanmu di sini, kan?"

"Sungguh, aku tak mengerti ucapan Yang Mulia."

"Raja Tir Mor yang asli sudah tewas dua tahun yang lalu. Siapa kau?"

Uther mengacungkan pedangnya, begitupula dengan Arthur dan para pasukan.

Merasa terpojok, lelaki tua itu pun mengayunkan tongkatnya, mengeluarkan sinar biru.

"Jangan, Ayah!" Sophia mendorong ayahnya, hingga serangan itu meleset ke arah pohon.

"Kau!" geram raja palsu itu yang kemudian memanggil kaum Shide dengan suara transparannya.

Tak mau kalah, Arthur pun memberi tanda pada petugas untuk menyiramkan tong serbuk vergif.

Bersamaan, para peri telah keluar dari danau dan bersiap menyerbu. Merlin memberi kode pada Sophia, dan gadis itu menarik paksa ayahnya, menjauhi TKP.

Serbuk pink pun bertebaran, membuat beberapa ribu peri terhuyung. Namun, beberapa lagi lolos dan mulai menyerbu.

Arthur mengambil tongkat raja palsu itu, kemudian mengarahkan pada para kaum Sidhe. Itu cukup membantu, tetapi beberapa peri terlihat kuat.

Another Merlin (Hiatus🙏)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang