Colaboration with abangcendol
***
Jika ditanya mengapa, lebih baik biarkan saja kalau melihat Jeongyeon yang senyum-senyum sendiri seperti orang aneh. Mood Jeongyeon sedang jauh lebih baik daripada beberapa minggu lalu.
Tentu saja lah, ia menjadi seperti ini sejak mengetahui berita bahwasanya Jihyo sudah tak ada pengikutnya lagi. Semenjak mendengar berita yang menggembirakan itu, Jeongyeon sama sekali tak bisa melepas senyum di wajahnya. Tiba-tiba tertawa sendiri layaknya orang gila. Bahkan ingin tidur pun ia tidak bisa karena perasaan campur aduk di dalam hatinya. Kepalanya juga tak kalah sibuk memikirkan jalan cerita bahagia dengan Jihyo kedepannya.
Jeongyeon tertawa kecil, baru membayangkan saja ia sudah sebahagia ini.
'plakk'
Jeongyeon merasakan sebuah tamparan di pipinya. Tidak terlalu keras tapi sudah cukup membuatnya sadar dari lamunannya.
"Tzuyu! lu kebiasaan dah selalu gak jelas tiba-tiba!" kesal Jeongyeon sambil mengusap pipinya.
"lu kayak orang gila tau gak sih kak dari tadi bengong mulu" ucap Tzuyu sambil menarik kursinya ke meja Jeongyeon. "harusnya kak Je makasih sama gua soalnya gua cegah lu dari kesurupan"
"sekarang mau gak lu gua tampar?"
"uwes galak bener haha, mikirin Jihyo gak usah sampe segitunya kali kak"
"itu namanya 'menatap masa depan' Tzu" ucap Chaeyoung yang menghadap ke belakang. "kak Je tuh lagi bayangin bagi-bagi warisan ke anak cucunya sama Jihyo haha"
"bayangin dulu ya gak kak? soal diterima apa gak nya mah nanti aja haha" Dahyun ikut menggoda.
"emang dasar ya idup sama lu pada emang gak bakal pernah tenang. mau seneng mau sedih keknya sama-sama sengsara" Jeongyeon memutar matanya malas.
"ooo~ parah lu Tzu jadi makin kesel kan" ucap Chaeyoung lagi.
"santai aja kak, kita bakal dukung lu jadi calon pacar Jihyo. calon pacar yang onoh kan udah karam kemaren" ucap Tzuyu.
"haha serah lu dah. udah ah gua mau lanjut ngerjain" ucap Jeongyeon sambil menggeser buku Momo agar bisa melanjutkan copas pr Sosiologinya setelah tadi teralihkan oleh bengong.
Sebenarnya tidak ada yang bisa merusak moodnya hari ini. Candaan temannya sama sekali tidak membuat senyum Jeongyeon luntur sedikitpun, bahkan sampai saat ini. Mereka benar, sepertinya ia sudah menjadi gila karena terlalu memikirkan dirinya dengan Jihyo. Walau emang sih belom pacaran, deket aja enggak. Tapi setidaknya ia tahu ia kembali memiliki kesempatan dan kesempatan itu sangat besar.
Hari berjalan seperti biasa dan tak terasa akhirnya bel istirahat pertama berbunyi. Mungkin efek dari Jeongyeon yang tiba-tiba memiliki semangat yang besar untuk bersekolah. Apalagi kalau bukan mau ketemu Doi xixixi.
Dan seperti biasanya yang mereka lakukan, mereka berlima langsung pergi ke bawah menuju kantin untuk membeli makanan yang sudah mereka bayangkan sedari tadi.
Suasana kantin ramai seperti biasanya. Tapi di tengah keramaian itu, Jeongyeon melihat sesuatu. Sebuah senyum langsung tergambar saat di salah satu meja ia bisa melihat seorang gadis yang sejak kemarin tak bisa pergi dari kepalanya.
"Je, beli nasgor yuk?" ucap Momo di sebelahnya sambil menunjuk warung nasgor.
"g-gua nanti dulu deh Mo. lu pada duluan aja ya, gua mau ke sana bentar" ucap Jeongyeon lalu pergi begitu saja.
"pepet terus kak!" teriak Dahyun membuat semuanya tertawa.
Jeongyeon berjalan mendekati meja yang ia maksud. Hatinya semakin mengguncang dengan kerasnya semakin ia mempersempit langkah ke meja itu. Ia terlalu excited, bisa saja ia terkena serangan jantung di tengah jalan. Sesampainya disana ia langsung duduk di salah satu kursi kosong di sebelah gadis incarannya itu dan itu menarik perhatian semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Above | Jeonghyo
Fanfiction"kamu tau gak? awan awan apa yang nyenengin? awana be with you forever xixixi" *** "udah sana Jeongyeon! jangan gangguin gua!" *** Masa SMA akan agak garing jika tidak ada bumbu-bumbu cinta di dalamnya. Itulah yang mereka lakukan, terjebak di dalam...