18. Alun-alun

168 32 10
                                    

Colaboration with abangcendol

***

Untuk kesekian kalinya Jeongyeon mengintip ke dalam sebuah kelas lewat jendela paling belakang. Untuk kesekian kalinya ia berdecik sebal melihat apa yang ia lihat di dalam. Dan untuk kesekian kalinya ia membalikan badannya, menyenderkan tubuhnya pada tembok dan menghela nafasnya.

Ia sudah tidak tahu lagi sudah hari ke berapa sekarang ia memata-matai orang di dalam. Ia mengintip sekali lagi dan pemandangan masih sama dan tidak berubah. Jihyo yang duduk bersebelahan dengan orang yang saat ini menjadi orang yang paling tidak ia sukai, Kang Daniel. Siapa yang gak kepanasan coba ngeliat inceran deket sama saingan sendiri?

Namun Jeongyeon sebenarnya tidak bisa marah karena dia sendiri juga tidak mempunyai keberanian untuk bergerak mendekatinya. Iya sih dia cukup deket sama Jihyo, tapi itu kan karena ia mengganggunya, bukan "mendekatinya". Rasanya ia ingin masuk ke dalam lalu langsung membawanya pergi jauh-jauh dari Daniel dan menculiknya. Ya, itu terdengar ide yang tidak buruk--

"HUMP!!"

Tiba-tiba saja tanpa persiapannya, ada sebuah tangan yang menutupi mulutnya. Ia mencoba mengerang tapi sia-sia karena orang di belakangnya dengan tangan satunya lagi mengunci badannya sehingga ia tak bisa bergerak dan orang itu lebih kuat. Kejadian secara tiba-tiba ini membuatnya tidak mengerti dengan hal apa yang terja-- tunggu,

"wait!! ini gua diculik!?"

Demi apapun Jeongyeon tidak mau diculik, ia masih ingin hidup (seenggaknya punya pacar sekali seumur idup lah). Jeongyeon terus mengerang tapi sekali lagi orang itu lebih kuat dan mulai menyeretnya ke belakang. Jeongyeon tidak bisa melakukan apapun.

Tapi tunggu dulu, sesuatu di otaknya muncul, ia menemukan sebuah ide. Ia menjilat tangan yang menutupi mulutnya dengan lidahnya.

"AAHHH!"

Dan ternyata berhasil, mulutnya langsung berbebas membuatnya terengah-engah. Ia membalikan badannya bersiap melawan siapa aja itu.

"SIAPA LU!!?" Jeongyeon menyadari siapa itu. "ohh, lu berdua ternyata!?"

"kak Je! jorok banget ah maennya jilat segala! eww" ucap orang itu yang mana adalah Tzuyu. Ia melihat juga ada Dahyun tak jauh di belakangnya yang tertawa.

"lah, harusnya gua yang kesel sama lu berdua! lu mau nyulik gua!?" ucap Jeongyeon tak percaya pada Dahyun dan Tzuyu.

"tapi gak jilat juga kali, geli ish" Tzuyu dengan wajah gelinya dan dengan tangan kanannya bekas jilatan Jeongyeon, pergi ke kran air terdekat di depan kelas. Sementara Dahyun yang memperhatikan sedari tadi hanya tertawa.

"tawa aja lu bisanya. lu berdua ngapain di sini!?" untung saja ia tidak benar diculik.

"ehh? kita di sini gak penting, yang ada kita yang nanya, lah lu ngapain di sini kak? pake ngintip ke dalem segala" tanya Dahyun.

"ah anu..." Jeongyeon bingung. "ngapain aja kek suka suka gua"

"yaelah Hyun, ngapain lagi coba naek ke IPA 1 kalo gak cuma buat mantengin Jihyo?" Tzuyu yang baru mencuci tangannya dan menyilangkan tangannya. "lu ngapain sih kak buntutin dia mulu perasaan?"

"lu gak liat apa tuh si Jihyo lagi berduaan sama Daniel di dalem? itu kalo kejadian apa apa gimana!?" Jeongyeon menunjuk ke dalam.

"yaelah itu kelas rame kali, gak mereka doang, jangan lebay dah lu kak" ucap Dahyun.

"jangan bilang kalo lu kepanasan ngeliatin mereka?" duga Tzuyu.

"noh kan, lu ngomonginnya mah ke sini lagi ujungnya" ucap Jeongyeon.

Above | JeonghyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang