Bonus: JeongMo

265 43 8
                                    

Colaboration with abangcendol

***

“akhirnyaaaa tidur juga tu dua reog” keluh Jeongyeon setelah berhasil meninabobokan anaknya, Ryujin dan Yuna.

Diawali dengan drama jambak-jambakan antara Ryujin dengan Jeongyeon, lalu Yuna yang tidak sengaja menelan tissue, botol susu tumpah, belum lagi Yuna jatuh dari kasurnya karena ditendang Ryujin dan berujung tangisan menggelegar dari si bontot, akhirnya mereka semua sudah tidur dan Jeongyeon bisa ikutan istirahat dengan tenang.

"Ga ada tuh seneng-seneng ngurus anak, hadehhhh"  kesal Jeongyeon di dalam hati

Perlahan, Jeongyeon meletakkan badan tenang Ryujin di ranjang tidur khusus bayi, kemudian si adik. lalu meregangkan otot-otot pinggangnya.

Ia menjatuhkan badan di sofa, lalu mengecek beberapa notifikasi di hp. Pekerjaan, teman-teman semasa SMA, teman bekas himpunan mahasiswa, dan lain-lain memenuhi aplikasi whatsapp Jeongyeon.

“Je” panggil Momo, istrinya.

Jeongyeon menoleh, lalu tersenyum sembari mengajak Momo duduk disebelahnya “kenapa nih mom? sini”

Momo berjalan dengan gontai, bikin Jeongyeon kebingungan. “lemes banget, kenapa?”

Momo tidak menjawab. Ia duduk di sebelah Jeongyeon, lalu memeluk erat-erat istri tercintanya itu. Ea.

Jeongyeon hanya membalas peluk sang istri yang terlihat lelah, mungkin akibat perjalanan menggunakan pesawat dari Indonesia-Jepang. Belum lagi perjalanan darat menggunakan mobil yang lumayan juga jaraknya

“Jeongyeonieee~!” rengek Momo sambil meremas baju bagian belakang Jeongyeon

“iyaa apa sayangg, ya tuhan. yang bayi tuh Ryujin sama Yuna loh, ini kaa-san nya kenapa jadi bayi juga hmm?” jawab Jeongyeon, dengan memberi usapan sayang di puncak kepala Momo.

“hngg” Momo masih enggan menjawab, terlihat gusar.

“ada apa? bilang aja” ujar Jeongyeon

"Ya Tuhan pinggang gua mau copot ini" tangis Jeongyeon karena posisi Momo saat ini berpangku di paha Jeongyeon, membuat sakit pinggang yang sering Jeongyeon dialami, kumat.

"Encok, encok dah ini mah hhhh"  masih Jeongyeon dengan keluhannya. Wajar, faktor U.

“soal Jihyo tadi, ga beneran kan?”

Ya ampun, ternyata Momo cemburu.

Jeongyeon tertawa kecil, ada ide usil yang melintas di kepalanya

“hmm, ga tau sih Momoring. Mungkin sekarang ga serius, kalo besok gimana? gak ada yang tau soal besok kan”

Jeongyeon berusaha mati-matian menahan poker face terbaiknya. kalau soal akting kaya begini, Jeongyeon jago banget. Ditambah sifat isengnya yang udah mendarah daging.

“kamu mah, serius dulu ah!” ucap Momo yang mulai terisak.

“kapan aku becanda sama omongan aku?” Jeongyeon memeluk kepala Momo dan menahannya di leher, sangat mendalami aktingnya.

Agak jahat memang, Jeongyeon sedikit merasa bersalah. Tapi udah terlanjur, mau gimana dong?

Momo sekarang lagi memukuli dada Jeongyeon, ga terlalu sakit lah, Momo kan masih sayang sama Jeongyeon. Ea.

“Jeee~ kamu lagi bercanda kan? ga serius kan?” tanya Momo sambil mendongakkan wajahnya demi menatap istri tercinta.

Sementara Jeongyeon, dia menghindari kontak mata dengan Momo dan memandang kearah lain (soalnya udah ga tahan banget mau ketawa). Pura-pura menghela nafas berat, biar aktingnya keliatan serius.

Above | JeonghyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang