40. I Want You

225 38 19
                                        

Colaboration with abangcendol

***

"Chaeng, psst!" bisik Mina sambil menyenggol orang di sebelahnya.

Chaeyoung yang sedang menikmati Indomienya menoleh ke samping, hanya menaikan alis sebagai balasan karena sedang mengunyah. Mina menunjuk ke teman mereka di depannya dengan memanyunkan bibirnya ke depan. Chaeyoung mengerutkan dahinya bingung, tapi tak lama setelah itu ia langsung memaku di tempat karena paham dengan maksudnya.

Ia menelan kunyahannya gugup lalu beralih kepada temannya yang sedang asik berbicara satu sama lain. Ia mengambil nafas dalam kemudian mengeluarkannya untuk menenangkan dirinya sebelum berbicara.

"eh guys" panggil Chaeyoung yang mendapat perhatian semuanya.

Chaeyoung tiba-tiba saja kehilangan kata-katanya karena merasa gugup semua mata kini ada padanya. Ia merasakan lengan kirinya dipegang oleh seseorang. Ia menoleh ke samping dan bertemu dengan Mina yang tersenyum menenangkannya. Ia membalas senyum itu.

"gua mau ngasi tau kalo gua sama Mina..." Chaeyoung terhenti sesaat. "gua sama Mina sekarang balikan, kita berdua pacaran"

Terdapat senyum yang sangat lebar dari Chaeyoung saat mengatakan itu. Tapi yang ia dapat hanyalah keheningan setelahnya. Semuanya diam, tak ada yang bereaksi apapun.

"oh" ucap Tzuyu singkat kemudian semuanya kembali melanjutkan apa yang mereka lakukan tadi seolah tak peduli.

"oh doang gitu? gak ada selamet atau apa gitu?" Chaeyoung tak percaya dengan mereka.

"hadeh yaudah, selamat kalian sekarang balikan lagi" ucap Dahyun terdengar malas.

"yaay, selamat ya kalian" ucap Sana sama malasnya.

"yah! lu pada gak seru banget kampret!" rengek Chaeyoung.

"haha terus kita harus apa? bilang wow terus kaget sampe jungkir balik gitu? lu berdua sejak masuk sekolah dah keliatan banget kali kalo ada apa-apanya" ucap Nayeon.

"yaudah sih, tapi minimal kasi selamet kek" Chaeyoung semakin merenggut.

"haha manja bener lu Chaeng" ucap Jihyo. "yaudah, Mina selamat ya. sama Chaeng, lu kalo jadi pacar yang bener"

"berisik lu, kek pernah punya pacar aja. dulu sama Daniel juga gagal"

"au lu Ji cari gandengan ngapa, gak bosen apa sendirian mulu" ucap Sana.

"ehh? gua mah hepi sendirian gini, gua juga males pacaran. lagian sekarang ini gak ada yang deketin gua lagi, gua sih males deketin duluan, jadi mending gua sendiri kek sekarang" Jihyo menaikan kedua bahunya.

"kak Je mau sama lu" celetuk Dahyun yang mendapat keterkejutan dari semua.

Dahyun mengerutkan dahinya bingung karena mendapat tatapan tajam dari semuanya. Tapi dengan cepat akhirnya tersadar dengan omongan yang barusan ia keluarkan. Itu terlambat karena sudah ada satu orang yang sudah larut di dalam pikirannya.

Yoo Jeongyeon.

Nama itu sudah sangat samar di telinga Jihyo. Ia sangat mengenali nama itu, tapi di saat yang bersamaan terdengar asing. Mereka sudah jarang sekali menyebut nama itu yang membuatnya cukup asing di telinganya.

Bukan hanya namanya, kehadirannya pun juga samar. Jihyo sudah kehilangan hitungan hari ke berapa sekarang sejak terakhir kali bertemu dengannya. Dan semenjak terakhir kali itulah kabar dari Jeongyeon semakin jarang ia dengar.

Tepat di sebelah kanannya ini adalah kursi kosong. Jika mereka sedang full team seperti sekarang ini, kursi itu biasanya adalah tempat Jeongyeon. Kursi itu adalah tempat dimana banyak kejadian menarik terjadi. Di kursi itu dimana Jeongyeon yang selalu membuat Jihyo kesal setiap harinya. Dari yang menggodanya, mengusilinya, atau mempermalukan di depan temannya. Semua terjadi di sebelah Jihyo itu.

Above | JeonghyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang