Colaboration with abangcendol
***
Waktu itu bagaikan air sungai yang mengalir dan hanya terus mengalir. Tapi waktu tak hanya mengalir begitu saja. Kadang kita mengisi waktu itu dengan tawa, canda, dan kesenangan lainnya, hingga tak terasa kalau waktu mengalir lebih cepat dan tiba-tiba kita sudah sampai ujungnya.
Seperti Jeongyeon dan Jihyo ini. Terhitung sudah hampir enam bulan sejak mereka pertama kali kenalan satu sama lain saat hari pertama masuk sekolah. Kebanyakan dari enam bulan itu diisi oleh mereka yang selalu saja ribut akan sesuatu. Biasanya Jeongyeon yang akan menggoda dan Jihyo akan memukulnya karena kesal. At the end of the day, mereka pasti akan tertawa bersama karena mereka suka menghabiskan waktu bersama.
"wah gila sih uas udah selesai aja, sekarang udah hari terakhir sekolah semester ini" ucap Dahyun. "pulang nanti ngambil rapot abis itu liburan. cepet bener perasaan haha"
"bener, keknya baru kemaren kita pertama kali masuk kelas" ucap Nayeon di sebelahnya.
"sama keknya baru kemaren Tzuyu dikejer-kejer Sana. eh sekarang dah pacaran aja" goda Chaeyoung yang membuat semua orang di meja itu tertawa dan Tzuyu memutar matanya malas.
Tapi diantara mereka ada dua orang yang tertawanya lebih cepat mereda. Jeongyeon dan Jihyo. Selain ini adalah hari terakhir semester pertama, ini adalah hari yang sangat penting bagi mereka. Hari ini adalah penentuan dari pemenang taruhan yang sudah mereka buat dua bulan lalu. Dan keduanya sama-sama tidak bisa menyembunyikan kecemasan mereka tentang hari ini.
Setelah bel masuk ke dalam kelas berbunyi, mereka semua kembali ke kelas masing-masing. Walau sudah bel, mereka tahu guru pasti tak akan datang mengingat ini adalah hari terakhir sekolah. Tapi yang pasti wali kelas akan masuk di jam terakhir untuk membagikan rapot. Rapot penentu masa depan Jeongyeon.
"oy kak, jangan bengong"
Jeongyeon sedikit tersentak di kursinya saat Tzuyu menyenggol menyadarkannya.
"bengong mulu lu kak. kesambet dah bentar lagi" ucap Dahyun.
Iya kah? Mungkin saja sih. Pikirannya saat ini sedang penuh sekali memikirkan kemungkinan yang akan terjadi nanti.
"lu ngapa sih Je tegang amet perasaan?" tanya Momo.
Jeongyeon menghela nafasnya. "gak tau lah, padahal ngasi rapot doang deg-degan gini anjir hahaha"
"santai aja kali kak, kalo nilai gua mah ya paling segitu-segitu doang haha" ucap Chaeyoung.
"gak gede gak kecil, tapi gak malu-maluin amet lah ya wkwk" Dahyun menambahi.
"tau Je, apalagi lu tumben-tumbenan banget belajar kan? gua yakin dah nilai lu pasti nambah" ucap Momo.
"hilih belajar, padahal mah ngeliatin Jihyo doang di perpus" ucap Tzuyu.
Jeongyeon tertawa kecil. "ampe nilai gua gede lu gua ceburin di danau taman depan ya?"
Mereka semua tertawa setelahnya. Tapi sekali lagi, tawa dari Jeongyeon kembali tidak bertahan lama dan mereda. Ia menghela nafasnya dan menatap ke arah lain. Kecemasan yang dialaminya bukan main, sudah menguasai dirinya.
Memang sih ia sudah belajar sejak taruhan ini dimulai, tapi tetap saja masih ada kemungkinan kalau ia tidak maksimal. Atau ada kesalahan saat ujian kemarin. Apalagi nilai A, yang mana minimal harus 91, adalah nilai yang sangat tinggi. Waktu yang ia punya saat itu untuk ia memperbaiki semua nilainya hanyalah dua bulan. Jika ia gagal dalam ini, ia juga gagal pada taruhannya. Yang artinya ia tak akan memiliki Jihyo. Dan lebih buruknya lagi, ia tak akan memiliki kesempatan lain untuk mendapatkan Jihyo.

KAMU SEDANG MEMBACA
Above | Jeonghyo
Fanfiction"kamu tau gak? awan awan apa yang nyenengin? awana be with you forever xixixi" *** "udah sana Jeongyeon! jangan gangguin gua!" *** Masa SMA akan agak garing jika tidak ada bumbu-bumbu cinta di dalamnya. Itulah yang mereka lakukan, terjebak di dalam...