7. Rumah Jihyo

181 33 9
                                    

Colaboration with abangcendol

***

Terhitung sudah hampir sebulan Jihyo bersekolah di sekolah barunya. Sama seperti cerita biasanya orang-orang, overall, dia suka dengan sekolah ini. Ditambah ia juga langsung bertemu dengan tiga orang teman barunya saat pertama kali masuk sekolah dan langsung menjadi dekat yang membuatnya semakin nyaman di sekolah ini.

Tapi ada satu hal, hanya satu mengapa ia malas jika harus pergi ke sekolah. Itu tak lain karena si gadis Yoo Jeongyeon itu.

Saat pertama kali bertemu dengannya, awalnya Jihyo hanya mengira kalau itu hanyalah caranya sendiri bagaimana dia untuk berkenalan dengan orang lain. Tapi dugaannya sama sekali tidak benar. Hari berikutnya dan berikutnya lagi, itu terus berlanjut, Jeongyeon terus dan tak henti untuk mengganggunya. Dan sekarang sudah terhitung hampir sebulan itu masih saja berlanjut.

Nayeon, beberapa hari lalu, menertawainya karena ia menyadari kalau dirinya sudah jarang menjadi korbannya Jeongyeon. Tapi sekarang yang menjadi getahnya adalah kepada Jihyo, si anak baru yang malang.

Jihyo sudah tak tau ada berapa banyak hal yang dilakukan Jeongyeon sehingga membuatnya pening di kepala. Dari semua hal yang dia lakukan, yang paling ia benci adalah ketika dia melayangkan perhataan cheesy-nya itu di depan murid-murid lain. Itu sukses membuat Jihyo blush tidak terkontrol sementara Jeongyeon tertawa dengan puasnya. Karena memang itu tujuannya kan?

Jika berfikir bagaimana cara menghentikannya lebih baik jangan. Itu hanya tambah membuat pusing karena orang itu memiliki kepala yang batu. Jihyo heran bagaimana caranya Nayeon bertahan dua tahun dengan orang menyebalkan seperti dia.

Berbicara tentang menyebalkan, saat ini Jihyo sedang sebal. Mengejutkannya ini bukan karena Jeongyeon, tapi hal lain.

Jihyo saat ini seharusnya sudah berada di rumahnya dan rebahan di kasurnya. Tapi karena hari ini ia lupa membawa uang, ia tidak bisa pulang menggunakan ojol. Bahkan dua ribu saja tidak punya untuk naik angkot. Dan bodohnya ia lupa meminjam uang pada temannya. Jadi dengan sangat terpaksa ia harus pulang jalan kaki.

Sedari tadi ia berjalan, ia terus saja menggerutu sambil sesekali menendang batu di depannya. Ini menjengkelkan, sangat menjengkelkan.

'tin, tin, tin'

Jihyo tersadar dengan dunianya sendiri ketika mendengar suara klakson motor. Ia cukup terkejut (atau mungkin tidak?) saat melihat siapa pengendara motor di belakangnya itu dengan senyum bodohnya.

"eh Jiji, sendirian aja nih?" ucap orang itu dengan suara dan nada khas yang sangat menyebalkan di telinganya.

Jihyo memutar matanya malas sebelum akhirnya kembali menatap ke depan lanjut berjalan mengabaikan orang itu.

"yeh ji, ditanya malah diem aja"

"udahlah jeong, ini udah pulang jadi jangan jangguin gua. gua capek" ucap Jihyo lelah tapi tetap terdengar kesal.

Bukan Jeongyeon namanya kalo langsung nyerah. Ia terus menarik pelan pedal gas motornya yang dikendarainya menyamai laju Jihyo.

"sensi bener ji, gua perasaan cuma nanya kenapa lu jalan sendirian di sini" ucap Jeongyeon.

"terserah gua lah gua mau ngapain, udah sana lu jalan. ganggu aja di sini"

Above | JeonghyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang