25. Baby.

13.1K 1.5K 91
                                    

"Mommy! Mommy!"

Pekikan itu berasal dari dalam lift yang baru saja terbuka. Bukan hanya Joe saja yang menoleh, namun seluruh anggota keluarga Lordeon yang memang berkumpul di ruang keluarga. Tak laam mata Joe membelalak ketika melihat putranya menggendong seorang anak kecil yang terlihat asing di matanya.

"Liat! Liat Wana bisa gendong Yutul!" pekik Wana antusias, berjalan mendekat dengan langkah kaku yang ketara. Joe yang melihat itu langsung mendekat, mengambil alih bayi itu dari gendongannya.

Setelah menyeret anaknya ke sofa, Joe langsung mencampakkan bayi yang tadi ia gendong ke karpet berbulu di bawahnya. Ia lebih memilih memeriksa putranya. Wana yang melihat itu merasa herah, ia kembali menatap bayi yang tadi ia bawa dengan bingung.

"Apa yang Wana lakukan? Bukankah sudah Mommy peringati untuk jangan melakukan pekerjaan yang berat?" kata Joe membuat Wana menatapnya dengan tampang tak percaya. Jika menggendong bayi adalah pekerjaan berat, lantas bagaimana dengan pekerja yang mengangkat banyak barang berton-ton?

"Wana cuman gendong dia kok," belanya. Ia kembali mengangkat bayi yang tampak kebingungan ke atas pangkuannya. Tanpa menyadari tatapan tidak menyenangkan dari Alex, Joe maupun Tuan Lordeon.

"Ah bukankah ini waktunya minum susu bagi anak bayi? Seharusnya biarkan dia bersama ibunya Nak, dia harus minum susu untuk pertumbuhan." Istri Axel yang bernama Frisla itu mengambil alih bayi dari pangkuan Wana, sebelum membawa bayi itu menjauh dari sana. Wana masih mencerna keadaan, ia menoleh ke arah Joe.

"Emang iya ya Mom?" tanyanya yang langsung dibalas anggukan cepat Joe, wanita itu menyodorkan segelas susu yang telah ia persiapkan sedari tadi. Susu itu telah dicampur dengan vitamin dan penambah nafsu makan.

"Wana nanti aja," katanya sembari mendorong susu itu. Ia berganti duduk di karpet dan mengambil Al yang bersembunyi di bawah meja. Kucing yang satu ini benar-benar pemalas, setiap harinya hanya tidur dan akan bangun jika waktunya makan.

"Mommy," panggil Wana yang langsung membuat Joe menoleh, ia mengusak rambut pemuda itu dengan lembut.

"Kakak, kapan keluar kamar?" tanyanya yan tiba-tiba teringat Jolyon. Wildan yang tengah asyik dengan sepupunya yang lain itu mendengus, ia menatap tak suka Wana yang baru saja bertanya kapan Jolyon keluar.

"Saat sudah waktunya." Joe tak bisa berkata-kata lagi. Wana mengehela napas pelan sebelum mengangguk saja. Ruangan itu hanya diisi pembicaraan orang dewasa tentang bisnis dan sebagainya. Wana hanya diam menatap Al yang tengah mendusal di kakinya. Hingga sebuah pertanyaan dari Alex yang ditujukan pada Joe membuat Wana spontan menoleh juga.

"Joe, bukankah kaus kakiku yang ini baru?" tanyanya sembari membuka pantofel dan menunjukan kaus kaki yang jempolnya tidak tertutupi kain. Joe yang melihat itu sontak membulatkan mata.

"Hei, kau menggunakan kaus kaki bolong Kak?" ucap Axio yang langsung disertai tawa. Alex mendengus, ia menatap Joe penuh pertanyaan. Sudah sebulan ini kaus kakinya tiba-tiba saja selalu bolong saat hendak digunakan. Membuat Alex selalu memakai kaus kaki tidak layak saat berangkat bekerja.

Jangan kira Alex miskin hingga tak mampu membeli yang baru, setiap hari ia membeli selusin kaus kaki hitam, namun esok pagi saat ia lihat, kaus kaki itu kembali berlubang. Hal yang terjadi secara berulang ini membuat Alex prustasi dan pasrah.

"Aku juga tidak tahu, tidak ada tikus di rumah ini." Joe sungguh penasaran, Alex sudah mengeluhkan hal ini sejak sebulan yang lalu. 

"Periksa CCTV, siapa tahu ada tikus yang berubah menjadi anak manusia." Itu saran dari Jackson-- suami Axela yang bertemu dengan Wana di taman waktu itu. Alex menurut dan menghidupkan Macbooknya, menyambungkannya dengan rekaman CCTV di kamar selama sebulan ini.

Aldrewana H.L [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang