59. Kedatangan Tamu Tak Diundang

4.1K 555 34
                                    

Seminggu telah resmi berlalu sejak Wana tak sadarkan diri. Begitu pula Joe yang tidak sedikitpun minggir dari ruang tunggu. Kondisi anak itu dikatakan telah membaik sejak dua hari lalu, yang membuatnya bisa dipindahkan ke ruang rawat bertarif VVIP.

Rumah sakit terbesar di kota itu telah diberhentikan untuk beroperasi sementara. Beberapa dokter terbaik dari berbagai dunia telah Alex bawa untuk menangani anaknya.

Selama anak itu menutup mata, Alex merenung. Dan ia menyadari bahwa perasaannya pada anak itu adalah murni seperti ayah dan anak pada biasanya, tidak ada perbedaan anak itu darahnya atau bukan, dan juga, Wana berbeda jauh dengan Fion. Saking berbedanya sampai Fion tidak layak dibandingkan dengan Wana.

Melihat Alex yang tampak tidak seperti dirinya sendiri dalam beberapa hari, Joe akhirnya luluh dan memaafkan pria itu. Belum juga segala usaha yang Alex berikan untuk membuat anaknya membuka mata, membuat Joe sedikit tersentuh.

Sore itu ketika sang Bagaskara hendak memasuki persemayamannya, Joe yang tengah membasuh tubuh sang anak dengan air hangat terhenti di tengah jalan. Tatapannya menajam menatap ambang pintu kejauhan, tubuhnya bersiaga, berdiri di depan bangsal anaknya.

Di sana, di lorong rumah sakit yang tampak ramai dijaga anak buah Alex pada setiap sudut, ada dua orang pria yang jelas sangat Joe kenali. Itu Frans dan Ferdi. Joe tetap siaga, meski kedua pria itu diiringi anggota Redflowers, Alex, Jolyon, Axel bahkan ada Chris -- kartu As nya Lordeon.

"Berhenti di sana," tekan Joe yang membuat rombongan pria itu tidak melangkah melewati ambang pintu.

"Joe," gumam Alex. Ia menatap wanita itu sebelum beralih menatap Axel. Setelah mengangguk, Alex masuk ke dalam ruangan dan menutup pintu. Biarkan ia menjelaskan pada istrinya situasi saat ini.

____

Keberadaan keluarga kecil Alex tercium oleh Ferdi dan Frans. Hal itu karena informasi yang bocor sebab pertikaian internal yang terjadi di dalam keluarga Lordeon beberapa hari lalu.

Jolyon menangkap keduanya yang bersembunyi di tengah kerumunan dokter yang didatangkan Alex. Meski Jolyon merasa itu tidak sederhana seperti kelihatannya, ia tetap menangkap kedua pria itu.

Setelah siksaan yang bertubi-tubi, Frans dan Ferdi akhirnya menyerah. Mereka berjanji akan melepaskan Wana bersama dengan keluarga Lordeon asal mereka bisa melihat Wana untuk terakhir kali. Kesepakatan dibuat oleh Alex.

Itu lah sebabnya mereka berdua berada di sana saat ini. Hal itu juga yang membuat Ferdi akhirnya dapat melihat ponakan kesayangannya. Setelah beberapa sekon berlalu, Ferdi terlalu merindukan ponakannya. Biasanya hampir setiap hari anak itu akan datang ke rumahnya, meminta makan ini dan itu, belum lagi tingkah yang tidak ada habisnya.

Setelah anak itu menghilang, Ferdi merasa sangat kesepian. Mungkin seperti inilah nasib bujang tua, tapi ia belum memiliki keinginan untuk menikah. Lagi pula ia berniat menjadikan ponkananya itu pewarisnya.

Sementara Frans yang tengah menyusun skema jahat di kepalanya langsung terbungkam. Netra gelapnya menatap pada sosok yang terbaring di atas bangsal. Dulu sekali ketika anak itu kecil, ia pernah melihatnya dalam keadaan menyedihkan seperti itu. Ketika anak itu beranjak dewasa, Frans tidak pernah berdiri di sisinya ketika sakit, melainkan Ferdi yang menggantikannya.

Ia merasa sedikit tidak enak pada hatinya, seolah bisa melihat rasa sakit yang anak itu rasakan. Belum lagi mendengarkan kondisi anak itu dari sosok Alex, ia sedikit tidak menduga. Ternyata anak ini sangatlah rapuh, seolah jika Frans memukulnya seperti dulu, anak itu akan hilang begitu saja.

Frans menunduk, maafkan dia, tapi kali ini ia harus berbuat nekat untuk mendapatkan anak itu kembali. Ia berjanji, ketika Wana kembali, ia akan memperlakukannya dengan baik. Sungguh, Frans menyesal.

Aldrewana H.L [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang