33. Joe si supermodel.

9.7K 1.3K 78
                                    

Jangan lupa vote and komen.

Harap siapkan mental setiap membaca story' Wana.
















___


Tubuh Joe langsung menegang mendengarnya. Ia berbalik dan menemukan segerombolan orang yang ada di sana. Menelan salivanya gugup, Joe meraba Alex dan Zach yang ada di samping nya. Ini lah yang ia takutkan jika keluar tanpa pengawalan.

"Lari!" 

James, Zach dan Wildan berlari, begitu pula dengan Alex yang mendorong troli berisi Wana itu. Berbeda dengan wajah Alex dan Joe yang terlihat cemas, Wana justru memekik kegirangan karena ia seperti naik roller coaster.

Segerombolan orang yang mulai mengeluarkan ponsel itu mengejar dengan cepat dan memanggil-manggil nama Joe dengan kencang. Kini suasana pusat perbelanjaan besar itu tak lagi terkendali. Semua pengunjung yang mendengar jika ada supermodel nomor satu di dunia langsung naik ke lantai yang sama untuk melihat dan meminta foto.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Zach. Meskipun mereka bisa melakukan segalanya dengan uang, di saat seperti ini tidak ada yang bisa menghadapi.

"Cari tempat aman untuk bersembunyi sembari menunggu orang-orangku datang!" kata Alex.

"NGUENGG~ YUHUU! NGUENGG~"

Kesenangan Wana tak berlangsung lama kala Alex menariknya dari dalam troli. Pria itu menggendong Wana sembari berlari, memakai troli hanya akan meninggalkan jejak karena jelly yang terus berjatuhan.

"BERBELOK!" teriak Joe yang sudah sangat cemas.

Brak

James dan Zach menutup pintu dengan kencang. Mereka menghela napas lega ketika tidak bisa melihat para pengunjung yang berubah menjadi fans fanatik. Joe menyandarkan tubuhnya ke dinding, mereka berbalik bersamaan guna melihat ruangan apa yang mereka masuki.

Mata Joe membulat, ia menatap simbol yang ada di dinding dan keempat pria yang berlari bersamanya secara bergantian. Begitu pula dengan Alex dan ketiga putra dewasanya yang menelan saliva. Joe memejamkan mata, mendadak ingin menangis. 

"Toilet wanita, mengapa kita malah memilih tempat ini?" tanya Joe prustasi. Wana yang tengah mengupil itu mengelap jarinya di dasi Alex sebelum menatap Joe.

"Emang nya kenapa Mommy?" tanyanaya yang membuat Joe kembali tegak.

 Wanita itu tersenyum manis dan menggeleng. Hingga langkah kaki yang berasal dari salah satu bilik tertutup itu membuat jantung mereka berdebar, kecuali Wana yang tengah menatap kaca di depannya sembari menyugar rambut ke belakang dengan gaya narsis.

"Kita tidak bisa keluar, cepat bersembunyi!" pekiknya dengan suara tertahan.

Joe mendorong suami dan keempat anaknya untuk masuk ke dalam sebuah bilik yang satu-satunya kosong. Setelah menutup pintu, Joe merasa lega. Kamar mandi ini luas, namun untuk dimasuki enam orang sekaligus akan sangat sempit.

"Ugh, Mommy di sini pengap, kita ngapain di sini sih?" tanya Wana yang tidak suka tempat kecil.

Alex menaruh anak itu di bahunya, membuat posisi Wana lebih tinggi dan lebih dekat lubang ventilasi. Sehingga udara yang ada di luar akan sampai pada Wana terlebih dahulu sebelum pada mereka.

Joe dengan segera menghubungi anak buahnya dan Alex, ia memerintahkan mereka untuk datang dan mengosongkan mall ini sementara. Setelah panggilan terputus, mereka hanya bisa menunggu dalam diam.

"Mommy, di sini banyak kepala gerak, Wana bisa liat."

Ucapan Wana itu sontak membuat semua keluarganya mendongak menatapnya. Wana menunjuk sisi mereka yang merupakan bilik lain. Mata Joe melotot, detik berikutnya Alex langsung menarik anak itu dari atas bahunya.

Aldrewana H.L [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang