Ting.. Tong..
Suara bell rumah seseorang yang bernama JuHa-eun berbunyi.
"SEBENTAR!" seru seseorang dalam rumah tersebut.Dengan perlahan, pintu rumah tersebut terbuka, memperlihatkan kan seorang JuHa-eun.
"Selamat sore, Ha-eun." sahut Jihoon dan Junkyu menunjukan senyum mereka.
Mata Ha-eun membulat, ia dikagetkan oleh Jihoon dan Junkyu yang sekarang berdiri di depannya. Dan juga ia dikagetkan oleh.. "tunggu! Yoshi?! " seru Ha-eun.
"ah apakah kau lah orang yang bernama JuHa-eun?" Tanya Jaden.
Ha-eun terdiam sebentar, lalu dengan perlaham ia berjalan mundur, "aku tidak memiliki masalah kepada kalian." Ucapnya sembari menutup pintu perlahan.
Tangan Jaden menahan pintu itu tentunya, "aku tahu, aku hanya ingin berbicara dengan mu dan keluarga mu." sahut Jaden.
"Eomma dan Appa sedang tidak ada dirumah."
"Aku tidak suma memberi tahu nama ku dengam orang yang baru aku ketemui tetapi nama Aku Jaden, kita semumuran, Tetapi tidak selevel. Aku adalah Agen yang sedang mengerjakan tugasku." Ucap Jaden.
Bukan hanya Ha-eun yang membulatkan mata nya, tetapi Jihoon dan Junkyu juga!
Ha-eun takut, maka ia mempersilahkan ketiga orang itu masuk kerumahnya.
"dimana boleh kita berbicara, Ha-eun?" Tanya Jaden sopan.
Seburuk buruknya Jaden, ia tetap manusia yang ramah san sopan.
Ha-eun menunjuk suatu sofa berwarna putih, didepan sofa itu ada meja yang tidak besar maupun kecil.
Ha-eun memperbolehkan Jihoon dan Junkyu untuk berkeliling rumahnya. ya, Itu rumahnya.
Hanya saja kedua orang tuanya suka menginap disana.
"Apakah aku boleh mulai pembicaraan ini?" Tanya Jaden.
Ha-eun Menganggukan kepalanya ragu.
Jaden terkekeh, "jangan tegang, aku tidak akan membunuhmu, aku hanya ingin informasi darimu."
Jaren sekarang melihat isi kertas yang ia bawa, "So JuHa-eun. Seseorang bernama So JuHa-eun tidaklah diperlihatkan oleh berita hanya sekali, tetapi berkali-kali."
"Tetapi berita tidak pemperjelaskan dengan jelas, mereka hanya memberi info setengah setengah, itu lah apa yang di katakan atasan ku. Maka aku disini untuk menanya mu apa yang sebenarnya terjadi. Tidak usah malu, aku tidak akan memberi tahu siapa siapa, hanya ingin memperjelas informasi saja."
"Tetapi Jika aku memberi tahumu, kau akan melaporkan kepada polisi, dan polisi akan menangkap ku lagi.." lirih Ha-eun.
"Oh tidak tidak! Seperti yang aku katakan, aku tidak akan memberi tahu siapa siapa kecuali atasan ku, itupun hanya dia. Dan Jika kau mengira aku akan melaporkan dirimu kepada polisi, kenapa aku tidak melaporkan kepada polisi kriminal yang pernah aku ajak bicara?" Tanya Jaden.
Baiklah, kepercayaan Ha-eun sekarang telah muncul.
"Baiklah.. Aku akan memberi tahu semuanya "Jaden tersenyum, "Pertama. Seorang Ibu tengah membawa anaknya keluar dari toko perhiasan, diduga ibu tersebut merampok beberapa perhiasan. Apakah itu benar?" Tanya Jaden.
"Eomma rakus harta, sedangkan Appa rakus menghabiskan uang." Ucap Ha-eun.
"Baiklah aku mengerti. Kedua-"
Dan seperti itulah pembicaraan mereka.Tidak ada yang mendengar, hanya Ha-eun dan Jaden.
♡ -
"Hoon, mau keatas gak? Katanya ada rooftop gituu" tanya Junkyu.
"Hmm, udah dibolehin kan yaa, yaudah ayo!" Jawab Jihoon.
Suara langkah kaki Jihoon dan Junkyu terdengar sangat jelas, mungkin mereka senang sekali jika ingin menghirup udara segar.
"Wahh! Hoon, pemandangan nya sangat indah!" Seru Junkyu.
Jihoon setuju.
Mungkin karena Rumah Ha-eun ini sungguh besar dan tinggi, hampir satu kota dapat ia lihat. oh dan jangan lupa dengan langit yang cerah, bewarna Jingga.
"Eh apakah itu rumah kita? wahh bisa kelihatan ya.." ucap Jihoon.
Tiba tiba, langkah kaki terdengar.
Jihoon dan Junkyu mengira bahwa dia adalah Jaden. karena itu lah mereka tidak menoleh ke arah ke suara langkah kaki itu.
"Hey Jaden! lihat lah pemandangan ini!! sungguh indah bukan?" Seru Junkyu.
tidak ada sahutan.
Jihoon dan Junkyu bingung, kenapa tidak di jawab ya?
"Jaden! apakah kamu tidak dengar. lihatlah! langit nya sangat indah!" seru Jihoon, mereka masih tidak menoleh.
Perasaan sabar sudah habis, Jihoon menoleh, "Jad-"
PRANG!
dan seseorang melempar suatu vas bunga menuju wajah Jihoon yang membuat Jihoon jatuh dari atap rumah Ha-eun.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Deja vu" || TREASURE 00LINE
Short Story"kalian sama saja seperti membunuh seseorang, bedanya kalian membunuh melalui Mental, Bukan fisik." - ᴩᴀʀᴋ ᴊɪʜᴏᴏɴ. "Hampir setiap hal yang aku lakukan mengingatkanku tentangnya. Aku seperti merasakan 𝓭𝓮𝓳𝓪 𝓿𝓾.." - ᴋɪᴍ ᴊᴜɴᴋyᴜ Kanemoto Yoshinori...