Jaden melangkahkan kakinya ke arah kamar inap Jihoon.
ia sudah menenangkan dirinya, Mungkin ia hanya akan demam untuk sementara."Dari mana saja kamu??" tanya Junkyu.
"Seperti yang aku ucapkan, aku hanya pergi mencari udara saja" sahut Jaden.
"Baiklah-baiklah, Kata dokter Jihoon harus dibawa jalan jalan memakai kursi roda ini, apakah engkau ingin ikut?" Tanya Asahi.
"Boleh?" tanya Jaden.
Dibalas oleh anggukan mereka. "Pastinya " ucap Jihoon.
Mereka membantu Jihoon untuk duduk ke Kursi roda dari tempat tidur nya, sejujurnya ini adalah keinginan Jihoon.
Eun-Ha sudah pergi dari ruang inap Jihoon, mungkin ia menyesal, mungkin saja tidak.
"Kamu ingin kemana dulu, Jihoon?" Tanya Ha-eun sembari tersenyum.
"Hahaha, aku tidak ada tujuan. Bawa aku kemana saja." Jawab Jihoon.
Mereka semua menganggukan Kepalanya, Lalu Junkyu mendorong kursi roda Jihoon dengan perlahan.
Jihoon sama seperti Jaden, ia ingin menghirup udara segar walaupun ia tahu ia tetap akan menghirup bau Obat.
Mereka kadang melihat hal yang lucu dan tertawa bersama, mungkin saja melihat hal yang menyeramkan, mereka akan menutupi wajah mereka sendiri.
Itu semua membuang waktu 1 jam..
Tidak diketahui kenapa, Mata dan Wajah Jihoon menoleh dan melihat ke arah kamar yang memiliki Pintu bewarna Gold.
Ia tahu, itu adalah kamar VIP. karena kamar nya juga seperti itu, tetapi ia semakin curiga saat pintu itu dipenuhi corat-coretan dan gembokan.
Seperti tidak ada orang yang dibolehkan masuk.
"Kenapa pintu itu dihias seperti.. seperti Tidak ada orang yang diperbolehkan masuk?" tanya Jihoon melihat ke arah kamar tersebut.
Mereka semua menoleh ke arah yang Jihoon lihat, "Iya hyung, mengapa ya?" Tanya Junghwan.
Tidak mereka ketahui, Jaden sedang panik setengah mati. "mungkin itu hanya hiasan" ucap Jaden.
"tidak mungkin itu hanya hiasan, gembokan itu bukan hanya satu loh hyung!" ucap Jaehyuk.
"Ayo bertanya?" tanya Ha-eun.
Di jawab oleh anggukan. mereka menghampiri salab satu suster disana dan langsung bertanya, "Halo suster, Apakah saya boleh bertanya?" tanya Jihoon.
Jaden menutupi wajah nya sebelum suster itu menjawab. suster tersebut tersenyum lalu berucap, "tentu saja boleh, ada apa?" tanya nya.
"Kami ingin bertanya, mengapa Kamar yang disebelah kanan itu harus di gemboki?" tanya Junkyu.
Suster itu menatap kamar yang Junkyu tunjuk, ia tersenyum kembali, "Sejujurnya kami tidak tahu, tetapi ini adalah keinginan salah satu keluarganya. Ia sedang Koma, sebenarnya ia sudah koma dari 2 tahun yang lalu dan sedihnya ia mendapatkan kanker darah." ucap nya panjang.
Wajah mereka berubah menjadi wajah khawatir, "Sungguh sedih ya.. kasihan orang itu.. Aku akan mendo'a kan nya!" ucap Yedam.
Suster itu kembali tersenyum, "Terima kasih, Apa ada yang ingin di tanya kan lagi?" tanya nya.
"Tidak ada, terima kasih suster" ucap Jihoon sembari tersenyum.
Suster itu tersenyum dan Menganggukan kepalanya sebagai jawaban, lalu pergi.
Jaden menghela nafas lega dan langsung membuka penutup wajahnya.
♡ -
Jihoon tidak keluar dari rumah sakit itu dengan cepat, apalagi dengan kaki dan tangan yang patah, kepala yang bisa berdarah kapan saja.
Tetapi Jihoon tidak apa, Jihoon tidak ada hal menyenangkan untuk membuatnya buru-buru keluar rumah sakit. dan juga semua teman nya ada di samping nya.
Setiap hari teman temannya pastk akan membawa nya keluar dari kamar inap dan berjalan jalan mengelilingi rumah sakit.
Pasti saja Jihoon akan selalu melewati kamar yang ia khawatirkan.
Pasti seseorang yang di dalam kamar tersebut ia sedang berjuang untuk tetap hidup.
Jihoon dan seluruh temannya sedang menglilingi rumah sakit dengan perasaan senang dan santai, Jihoon harus banyak bergerak walaupun tetap di kursi roda.
Canda dijawab oleh tawa. mereka tertawa seperti tidak ada hari lain.
Akhirnya, mereka melewati kamar yang menarik perhatian Jihoon.
Mereka membeku ditempat saat salah satu suster disana membuka gembok pintu kamar tersebut.
Mereka diserang oleh rasa ingin tahu dan harapan yang sangat amat besar.
Mereka tahu suster tersebut akan memeriksa keadaan pasien yang di dalam sana. Tetapi kenapa rasanya sungguh ingin tahu siapa pasien tersebut?
Pintu terbuka besar karena suster tersebut membawa meja yang diisikan oleh banyak sekali suntikan, infusan baru, baju dan lain lain.
Dan dengan begitu, mereka dapat mereka lihat siapa di dalam dengan sangat jelas. Tetapi bukannya merasa kasihan tetapi mereka membulatkan mata mereka, kecuali Jaden.
"Jihoon.. aku tidak salah lihat 'kan?" tanya Junkyu.
"Jihoon.. itu benar kah dia..?" gumam Ha-eun.
"Yoshi..?"
KAMU SEDANG MEMBACA
"Deja vu" || TREASURE 00LINE
Historia Corta"kalian sama saja seperti membunuh seseorang, bedanya kalian membunuh melalui Mental, Bukan fisik." - ᴩᴀʀᴋ ᴊɪʜᴏᴏɴ. "Hampir setiap hal yang aku lakukan mengingatkanku tentangnya. Aku seperti merasakan 𝓭𝓮𝓳𝓪 𝓿𝓾.." - ᴋɪᴍ ᴊᴜɴᴋyᴜ Kanemoto Yoshinori...