"Jika saya boleh tau, mengapa engkau memberi pesan kepada Junkyu secara tiba tiba bahkan tidak memberi tahu bahwa itu engkau di hari pertama?" tanya Jinu.
"Maaf paman Jinu.. aku kira Junkyu maupun Jihoon akan mengira aku gila atau semacamnya.. awalnya aku hanya ingin mengetahui hal yang mereka ketahui. ya, tentang kaka ku, Yoshi. hanya itu." Jawab Jaden.
Jinu Menganggukan kepalanya, sejujurnya ia sudah tahu, tetapi ia hanya ingin meluruskan dan menjadikan segalanya agar tidak ada kesalah pahaman.
"bagaimana saat engkau mengikuti mobil Jihoon dan Junkyu setelah ke pemakaman palsu itu? bagaimana kamu bisa tahu bahwa itu adalah mobil mereka?" tanya Jinu sekali lagi.
Jaden terdiam sejenak.
"aku tidak bermaksud ingin membela diriku sendiri dengan kepalsuan, tetapi aku tidak mengikuti mobil Jihoon dan Junkyu. aku bahkan tidak tahu dimana pemakaman palsu itu.." jawab Jaden sekali.
Jinu membulatkan matanya.
"lalu.. siapa..?"
-
"Jadi dulu, Ayah memiliki tiga orang anak bukan dua. begitu kah bu?" tanya seorang anak laki-laki.
"Ya, betul sekali. Dulu ayah mu memiliki anak bernama Bang-jeon, Yoshi dan Jaden. Ia cerai dengan istri lamanya dan hanya membawa Bang-jeon dan Jaden, alias para kaka mu." ujar sang ibu.
"Begitu.. mengapa ibu baru memberi tahu ku ini?" tanya anak laki itu lagi.
"Karena jika ibu memberi tahumu saat engkau dibawah umur 18 tahun, engkau mana paham" kekeh ibu tersebut.
Dijawab oleh tawa anak tersebut. "Lalu tadi ibu bilang bahwa ibu sempat mengikuti teman-teman 'kak Yoshi'? itu bagaimana ceritanya ma?"
"begini awal mula nya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
"Deja vu" || TREASURE 00LINE
Short Story"kalian sama saja seperti membunuh seseorang, bedanya kalian membunuh melalui Mental, Bukan fisik." - ᴩᴀʀᴋ ᴊɪʜᴏᴏɴ. "Hampir setiap hal yang aku lakukan mengingatkanku tentangnya. Aku seperti merasakan 𝓭𝓮𝓳𝓪 𝓿𝓾.." - ᴋɪᴍ ᴊᴜɴᴋyᴜ Kanemoto Yoshinori...