9. Nothing

27 3 5
                                    

"Perasaan jatuh tanpa kenal waktu. Tapi, mereka menyatu"

-etnan-

Terlihat lukisan bunga krisan putih menempel di dinding kamarnya. Namun, terdapat banyak goresan kecil yang membuat lukisan tersebut tidak lagi sempurna.

Dinding kamarnya berwarna hitam pekat, dengan lantai yang dilapisi karpet hitam. Semua yang ada didalam kamarnya berwarna gelap. Lampu kamarnya pun ia matikan, dan digantikan dengan lampu tidur berbentuk bulat yang berada diatas meja samping kanan tempat tidurnya.

Ia sedang duduk di atas tempat tidur dengan sebuah foto kecil yang ada digenggamannya. Sejak tadi, kedua matanya terus menatap foto itu tanpa jeda. Sesekali ia mengelus foto tersebut dengan matanya yang sayu.

Foto itu selalu ia bawa kemanapun ia pergi. Ia tidak mau sampai foto itu hilang. Bahkan foto itu lebih ia jaga dari pada dirinya sendiri. Baginya, tidak ada yang lebih berharga dari foto itu. Karena yang ia punya, yang tersisa, hanya foto itu.

Dan di balik foto tersebut terdapat sebuah tulisan kecil yang terletak di ujung bawah sebelah kiri.

'Princess Zyane'

***

"Oke anak-anak, udah waktunya istirahat. Nanti tugasnya kumpulkan di meja Ibu, ya!"

"Baik, Bu!" Jawab seluruh murid yang berada didalam kelas.

"Gila ya, Bu Pika kalau kasih tugas nggak kira-kira, langsung jeder!" Keluh Rine sambil memasukkan buku tulis ke dalam tasnya.

Gatha menggeleng kecil sambil tersenyum mendegar ucapan Rine yang berisi keluhan yang tidak berkesudahan.

Gatha melihat siswa-siswi yang mulai berjalan melewati kelasnya. Ia dapat melihat jelas mereka karena mejanya berada didekat pintu keluar-masuk kelas.

Etnan pun melewati meja mereka tanpa menyapa Gatha. Rine yang melihat itu sontak melongo lalu melihat ke arah Gatha.

"Tha? Hari ini ada apa ya? Kok aneh sih!"

"Aneh gimana?"

"Itu! Etnan kok nggak gangguin lo"

Gatha mengedikkan bahu, "Ya, baguslah"

Rine pun mengusap punggung Gatha pelan, "Sabar, ya"

"Apaan, sih, Rin!"

***

Gatha dan Rine kini sudah berada dikantin. Mereka always memilih meja paling pojok. Selain tidak terlalu mengundang suara, tidak mengundang perhatian juga. Tentu meja itu sudah mereka keep sejak awal masuk sekolah ini. Tiap ke kantin, mereka cepat-cepat menempati meja itu sebelum orang lain.

Pandangan Gatha tertuju pada meja yang terletak ditengah-tengah kantin. Di sana terdapat siswa sekitar enam orang. Dan matanya tertuju pada salah satu diantara mereka. Ya. Etnan. Selain pandai membuatnya kesal, lelaki itu juga pandai membuatnya penasaran dan kebingungan.

Ia tentu merasa aneh mengapa lelaki itu tiba-tiba menjauhinya. Ia takut bahwa mungkin ia membuat lelaki itu sakit hati, tapi hal itu tidak ia sadari.

Mata mereka pun bertemu. Gatha sedikit tersentak tatapannya dibalas oleh Etnan. Namun, yang melepas lebih dulu lelaki itu. Bukan dirinya. Ini adalah pertama kalinya lelaki itu melepaskan pandangan lebih dulu, karena bukannya lelaki itu senang melihat Gatha? Mengapa kini lelaki itu bahkan tidak mau melihatnya lebih dari sedetikpun?

Gatha berusaha untuk tidak memikirkan itu. Karena itu sangat tidak penting baginya. Untuk apa mengisi kepalanya dengan lelaki menyebalkan itu? Baguslah kadal itu sudah tidak mengganggunya lagi. Hidupnya kini tenang dan mulai sekarang ia akan kembali pada saat dimana lelaki itu belum menjadi siswa disini. Pada saat dimana tidak ada Etnan. Ya. Tidak ada.

etnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang