2. Merah

30 2 0
                                    

"Beberapa hal dibiarkan karena memang sebaiknya begitu"

-etnan-

Gatha melempar tas sekaligus tubuhnya ke atas kasur tanpa membuka sepatunya terlebih dahulu. Pikirannya masih didunia lain dan tatapan matanya entah kemana.

"Selamat! First kiss karena cilok!"
"Selamat! First kiss karena cilok!"
"Selamat! First kiss karena cilok!"
"Selamat! First kiss karena cilok!"
"Selamat! First kiss karena cilok!"

Ucapan Rine terus berputar didalam kepalanya. Beberapa detik kemudian Gatha pun tersadar dan langsung beranjak menuju kamar mandi.

Ia mencuci mulutnya beberapa kali namun rasanya masih sama. Eh tunggu-tunggu, rasa? Rasanya masih sama? No, no, no, no! Apa maksudnya? Tentu saja rasa plastik cilok, bukan......(sebagian kata hilang).

Gatha masih belum puas meskipun sudah mencuci mulutnya, ia juga bahkan menggosok giginya sebanyak 5 kali.

Ia pun mulai mencuci mukanya. Pertama-pertama mengambil air (bukan pakai tangan tapi gayung tapi pakai tangan juga) lalu membuangnya ke wajahnya. Yap. Basah. Basah sepatunya.

Aduh bodoh! Lupa buka sepatu!

Gatha melihat ke bawah--menatap sepatunya yang sudah basah kuyup. Ia pun cepat-cepat membuka sepatu dan kaus kakinya.

"Gathaaa! Makan dulu sini!" Teriak Mamanya dari bawah.

"Iya, Ma!!

Gatha langsung ke bawah dengan kedua tangan yang membawa sepatu dan kaus kaki.

Faya--Mamanya yang melihat hal itu menggelengkan kepala. "Kamu mandi lupa buka baju? Basah semua"

Gatha hanya tersenyum malu dan beranjak menuju belakang rumah untuk menjemur sepatu dan kaus kakinya yang entah akan kering kapan.

Setelah Gatha kembali ke ruang tamu, Faya mulai berbicara. "Tadi Ayah datang bawa itu buat kamu" Ucapnya sambil menunjukkan sebuah kotak kecil berwarna hitam.

"Kenapa Ayah nggak nunggu aku pulang, Ma?"

Faya tersenyum lesu, "Ya kan anaknya bukan kamu doang"

Aduh Gatha bodoh lagi! Kenapa sih!

***

Setelah makan, Gatha langsung beranjak ke kamarnya dengan membawa kotak pemberian Ayahnya.

Ia pun duduk di atas kasur dan memperhatikan kotak itu. Ya. Dengan seragam yang masih menempel ditubuhnya, tentu saja ia lupa untuk mengganti baju.

Gatha tertawa melihat tulisan kecil yang terdapat diujung kotak itu. Seperti mendapat hadiah dari sang pacar.

"To my girl"

Aduh, Ayah! Kenapa nggak, 'my son' atau apa gitu! Kenapa mesti my girl!😭

Oke. Tidak apa-apa, my girl bukan hanya untuk kekasih, tapi untuk anak perempuan juga bisa!

Kembali ke kotak. Gatha membukanya perlahan, terdapat sebuah surat menyambutnya. Dan dibawah surat itu, ada sebuah gelang hitam dan gantungan bola kecil berwarna biru, putih, dan merah muda.

Gatha bertanya-tanya dalam kepalanya, kenapa Ayahnya memberikan itu?

Ia pun membuka suratnya dan mulai membaca dengan mata yang fokus memperhatikan tiap kata yang Ayahnya tulis.

***

"Gantungan baru, ya? Lucu"

Gatha pura-pura tidak mendengar ucapan itu, ia terus melangkahkan kakinya menuju kelas.

etnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang