"Tanpa kamu dorong, aku sudah jatuh"-E
-etnan-
"Tha. Lo mau makan apa?"Gatha tampak lesu dan malas melakukan apapun.
"Tha? Lo sakit?"
Gatha masih mengabaikan ucapan Rine dan terus melamun.
Rine pun mengangkat tangan kanannya dan menggerakkannya ke kanan dan kiri didepan mata Gatha hingga gadis itu sedikit tersentak.
"Kenapa, Rin?"
Rine menghela napas, "Lo sakit? Mau gue anterin ke UKS?"
Gatha menggeleng, "Udah sana lo pesen makan"
Rine menghela napas lagi, "Iya, tadi gue udah tawarin lo, lo mau makan apa?"
"Gue enggak, Rin"
"Lho.. Kenapa, Tha?"
"Gue mau ke taman, lo gapapa sendiri?" Ucap Gatha sambil beranjak dari duduknya.
Rine mengangguk kecil dan menatap kepergian Gatha dengan tatapan yang penuh pertanyaan. Apa yang terjadi padanya? Dan mengapa Gatha selalu menutup diri? Bahkan pada sahabatnya sendiri.
***
"Gatha!"
Mendengar itu, Gatha menghela napas dan berusaha untuk sabar. Ia sedang malas sekali marah-marah apalagi pada manusia satu itu. Akan berujung percuma.
Gatha dengan sangat terpaksa menghentikan langkahnya tanpa membalikkan tubuhnya. Lalu, lelaki yang paling ingin ia lenyapkan dari bumi sudah muncul dihadapannya.
Etnan memberikan sebungkus cilok yang penuh dengan kecap manis. Gatha menatap cilok tersebut dan dirinya secara bergantian seolah bertanya tujuan dari lelaki itu.
"Kok diliatin? Di makan, Gat"
"Maksud lo apa?"
"Buat lo"
Etnan masih mempertahankan uluran tangan kanannya yang memegang sebungkus cilok tanpa turun sedikitpun.
Bukannya menerima, Gatha memilih untuk melanjutkan langkahnya sambil menjawab, "Nggak, makasih"
Etnan pun langsung mengejar Gatha dan berhenti dihadapannya hingga mau tidak mau langkah gadis itu terhenti.
"Gat. Lo tega? Kasian Abang ciloknya udah bikinin khusus buat lo"
"Ya tinggal lo makan, apa susahnya?"
"Ini kan buat lo, Gat. Gue udah makan"
"Nggak nanya!" Jawab Gatha sambil melanjutkan langkahnya lagi. Namun, Etnan buru-buru menghentikannya lagi.
Gatha mendengus kesal, "Minggir! Gausah ganggu gue!"
"Gat, ini--"
"Berisik! Gue mau sendiri, lo paham nggak, sih?!" Potong Gatha dan langsung melanjutkan langkahnya tanpa menunggu jawaban dari lelaki itu.
Etnan terpaksa tidak mengejar Gatha. Ia tidak mau membuat Gatha semakin tidak menyukainya. Namun, hal itu membuatnya bertanya-tanya lagi. Kemarin ia berhasil menghibur gadis itu. Tapi, sekarang gagal. Gatha benar-benar terlihat ingin sendiri dan tidak mau diganggu. Etnan tentu tidak bisa memaksa, karena bukannya menghibur, ia malah membuat Gatha semakin tidak karuan.
Setelah Gatha menjauh dari pandangannya, Sangga menepuk pundaknya dari belakang, "Berat ya, Bro"
Etnan memutar kedua bola matanya malas sambil memberikan sebungkus cilok tadi pada Sangga lalu meninggalkan sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
etnan
Fiksi RemajaNamanya Etnan. Ia sangat suka coklat. Namun, kemanisan coklat itu tidak bisa mengubah kepahitan hidupnya. Tapi, ada yang lebih ia suka daripada coklat. Gatha. Seorang gadis yang membuat banyak halaman baru dalam hidupnya. Ia rela untuk tidak makan y...