18. Masa Lalu

20 3 8
                                    

"Jembatan masa lalu itu tidak mempunyai kunci. Makanya ia suka datang sendiri"

-etnan-

"Udah lama, ya?"

Etnan terpaku melihat seorang gadis yang ada dihadapannya. Mulutnya membisu, tubuhnya mematung, matanya pun lupa berkedip.

"Halllooo!"

Gadis itu melambaikan tangannya dekat kedua mata Etnan, sehingga dirinya kembali sadar dan berkedip. Tapi, mulutnya masih membisu. Tidak tahu apa yang harus dikatakan, isi kepalanya seakan terhenti. Terhenti ditempat di mana ia tidak mau berhenti. Tempat yang sudah lama tidak ia kunjungi dan tidak akan didatangi lagi. Tapi, ia lupa bahwa memang ia bisa memilih untuk tidak datang lagi ke tempat itu, tapi bagaimana jika tempat itu sendiri yang mendatanginya?

"Are you okay, Ry?"

Tangan gadis itu bergerak untuk menyentuh bahu kanan Etnan. Namun, Etnan segera mengeluarkan suara yang membuat gadis itu menarik kembali tangannya.

"Lo emang seenaknya, ya?"

Kini gadis itu yang mematung. Etnan ingin sekali mengeluarkan isi kepalanya yang hampir pecah itu dan menumpahkannya pada gadis yang ada dihadapannya. Tapi, bagaimana bisa? Melihat kedua matanya saja sudah membuatnya bungkam dan sulit untuk mengeluarkan suara. Namun, entah kenapa, ia berani berbicara seperti itu.

Tidak lama, gadis itu pun berbicara lagi, namun kali ini dengan nada yang agak canggung, "Bunda sehat?"

Hening.

"Sorry, gue mau balik" Ucap Etnan tanpa menjawab pertanyaannya dan langsung melangkahkan kakinya menjauh dari sana.

Baru saja enam langkah, ucapan lantang gadis itu langsung menghentikannya.

"Bunda yang minta gue ke sini"

Tanpa mau berbalik, lima detik kemudian, Etnan meneruskan langkahnya tanpa memedulikan seorang gadis yang berada dibelakangnya.

Namun, langkahnya terhenti kembali karena melihat seorang gadis yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Kedua mata mereka saling bertemu.

Etnan pun langsung melangkah cepat mendekati gadis itu dan memeluknya erat seolah itu pelukan terakhir atau pelukan setelah lama tidak bertemu.

Gatha tersentak melihat apa yang dilakukan Etnan. Tapi, ia tidak membalas pelukannya. Hanya lelaki itu yang memeluknya.

Tak lama, Etnan melepas pelukannya dan memegang bahu Gatha dengan kedua tangannya, "Gue cari lo, Gat!"

Gatha yang masih tersentak langsung meneguk ludahnya kasar, "Han-handphone gue ketinggalan" Ucapnya gugup sambil mengacungkan handphone-nya dengan tangan kanannya.

Etnan pun langsung menarik tangan gadis itu tanpa sepatah katapun dan beranjak pergi dari sana. Entah kenapa tubuh Gatha tidak bisa menolaknya, dan yang ada dikepalanya sekarang adalah seorang gadis yang bersama Etnan barusan. Siapa dia? Kenapa Etnan terlihat seperti menahan amarah saat berhadapan dengannya? Bahkan tanpa pamit langsung meninggalkannya.

Tapi.. untuk apa Gatha repot-repot memikirkan hal itu? Semua yang berhubungan dengan Etnan.. tidak penting!

***

Saat dipertengahan jalan, lelaki itu tiba-tiba tertawa kecil membuat kerutan di kening Gatha nampak dengan jelas. Tapi, gadis itu tidak bertanya kenapa, ia menunggu Etnan melanjutkan ucapannya.

"Lo gendong gue sampe rumah? Gila" Ucapnya yang masih tertawa.

Bukannya menjawab, Gatha malah ikut tertawa, "Nggak, lah! Gue minta tolong satu kampung buat gotong lo!"

etnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang