30. Rasa

3 2 3
                                    

"Menunggu. Menunggu hal yang tidak pasti seperti membiarkan diri terjatuh. Entah akan jatuh bahagia atau malah sebaliknya"

-etnan-

"Jangan lupa, 2 minggu lagi kalian akan menghadapi ujian kenaikan kelas. Ibu gamau sampai ada murid yang stay di sini. Kalian harus banyak belajar, persiapkan diri untuk ujian sekaligus untuk di kelas 12 nanti. Untuk tugasnya kumpulkan di meja Ibu setelah jam istirahat" Ucap Bu Sri lalu tak lama keluar dari kelas.

Bel istirahat pun berbunyi, seluruh murid langsung menyerbu kantin sekalipun harus berdesakan. Termasuk yang ada di kelas XI IPS 2 ini. Ruang kelas telah kosong tersisa Gatha, Rine, Etnan dan Sangga.

"Waduh, mau double date nih kita?" Ucap Sangga dengan senyuman tengil sambil berdiri dari duduknya.

Etnan ikut berdiri lalu menoyor kepala lelaki itu, "Udah, ayo"

"Eh, gue masih lurus dan akan tetap lurus"

Rine menggelengkan kepalanya, "Temen lo nih emang perlu diobatin"

Gatha yang mendengar itu terkekeh kecil.

"Nggak bisa. Udah nggak ke tolong nih orang" Jawab Etnan yang sudah berdiri di ambang pintu.

"Gatha? Gue minta maaf" Ucap seseorang yang tiba-tiba masuk ke dalam kelas melewati Etnan seolah lelaki itu tak terlihat.

"Jangan ganggu gue lagi. Ayo, Rin" Balas Gatha sambil menarik tangan kiri Rine untuk mengikutinya.

"Lo jadi cowok drama banget, deh" Ceplos Sangga saat Gatha dan Rine sudah keluar dari kelas.

"Gausah ikut campur!" Jawab Andra yang langsung melangkahkan kakinya keluar dari kelas--menyusul Gatha. Namun, sebelum itu Etnan menarik kerah seragamnya.

"Lo denger apa yang Gatha bilang? Nggak budek, kan?" Tanya Etnan dengan raut wajah biasa namun nada bicaranya yang cukup mengintimidasi.

Andra pun melepas cengkeramannya dan segera menjauh dari sana.

***

"Lo kenapa sama Andra?" Tanya Rine sambil fokus memakan bakso.

Gatha menggeleng, "Nggak penting"

"Tha, bilang sama gue kalau tuh anak ternyata brengsek" Balas Rine yang kini pandangannya tertuju pada sahabatnya.

Gatha menghela napas kasar, "Udah, Rin. Gue nggak mau bahas dia"

Rine pun mengedikkan bahu, "Yaudah, Etnan, deh"

"Makin nggak mau!"

Rine terkekeh kecil lalu tak lama wajahnya berubah menjadi serius memperhatikan Gatha dengan kedua tangan di atas meja menyilang, "Tapi, ya, gue liat-liat dari pagi hawa lo kayak bagus, gitu. Kayak, seneng, berbunga-bunga. Pasti ada apa-apa" Ucapnya sambil memicingkan matanya.

Gatha tampak salah tingkah dan tidak tahu harus menjawab apa, "Eh, tuh bakso enak, nggak?"

Rine memutar kedua bola matanya malas, "Nggak usah ngalihin topik. Etnan atau Andra? Tapi, lo lagi ribut sama Andra, berarti--"

Sebelum Rine menyelesaikan ucapannya, Gatha segera memasukkan sepotong roti yang dibelinya tadi pada sahabatnya itu.

"Meja pada penuh, boleh kali gabung" Ucap Sangga tanpa menunggu persetujuan langsung duduk dengan sebuah mangkok berisi mie ayam.

Begitupun dengan Etnan. Ia ikut duduk dengan membawa es teh manis.

Gatha duduk di sebelah Rine yang berhadapan dengan Sangga. Maka dari itu, Gatha sekarang berhadapan dengan Etnan.

etnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang