29. Pulang

6 2 2
                                    

"Perasaan itu terus tumbuh dengan baik walau dirawat dengan rasa sakit"

-etnan-

Pulang. Tidak ada yang terlintas di kepalanya selain pulang. Satu-satunya tempat untuk ia berlindung sekaligus bersembunyi. Tempat yang akan selalu menerimanya walau dunia terus berperilaku seenaknya. Tanpa maaf, tanpa izin, dan tanpa pamrih. Tapi, pulang tidak selalu ke rumah. Pulang tidak semuanya ke rumah.

Dan, di sini ia berada. Udaranya cukup sejuk, memberinya sedikit ketenangan. Tidak ada siapapun yang dapat mengganggunya. Hanya dirinya. Sendiri. Namun, pikirannya sangat ramai. Seolah tidak memberikannya kesempatan untuk dapat bernapas dengan baik. Rasanya sangat sesak.

"Lo? Di sini?"

Etnan membalikkan badannya dengan cepat, "Gatha?"

Mereka saling diam selama beberapa detik. Tidak tahu harus mengatakan apa. Mematung tanpa memutuskan kontak mata.

"Meow"

Seekor kucing tiba-tiba masuk ke rumah pohon itu--memecah keheningan yang ada dan mereka pun langsung menoleh ke arah kucing tersebut.

"Pas banget. Untung gue bawa makanan kucing" Ucap Etnan yang langsung membuka tas ranselnya.

Gatha memperhatikan baik-baik dari lelaki itu mengambilkan makanan sampai memberikannya pada kucing yang tengah kelaparan itu. Tak lupa dengan sebuah senyuman. Senyuman hangat. Senyuman yang tidak bisa di miliki siapapun selain Etnan. Senyuman yang membuat bibirnya sedikit terangkat--ikut tersenyum pada kucing tersebut dan pada.. Etnan.

Setelah Etnan melihat kucing itu sedang makan dengan lahap, matanya kembali beralih pada Gatha, "Maaf, Gatha. Gue bakal pulang sekarang. Jadi, lo bisa di sini" Ucapnya yang langsung membawa tas ranselnya dan melangkah menuju ambang pintu.

"Lo nggak harus pulang"

Kalimat itu menghentikan langkahnya yang bersiap untuk turun. Badannya berbalik, "Maksud lo?"

Gatha menelan ludahnya kasar, "Iya, lo bisa di sini. Gue yang pulang" Ucapnya dengan sangat terpaksa. Ia tidak ingin pulang. Ia ingin di sini.

Etnan terdiam sejenak sebelum menjawab sambil melihat kucing yang makanannya tinggal sedikit.

"Gat. Rumah pohon ini punya lo. Jadi, lo bebas mau gimanapun"

"Rumah pohon ini juga punya lo. Jadi, lo berhak di sini"

Bukannya menjawab, Etnan mengalihkan topik pembicaraan, "Gue tadi bawa beberapa cemilan ke sini. Sama beberapa barang biar lebih hidup. Kalau lo nggak suka dekornya, bisa lo ganti dengan yang lo mau" Ucap Etnan sambil tersenyum.

Gatha menggeleng, "Suka. Bagus" Jawabnya ikut tersenyum.

Etnan bernapas lega, "Syukur kalau gitu. Gue nggak mau rumah pohon ini jadi patah hati terus nyetel lagu galau karna yang punya nggak suka sama dia"

Gatha terkekeh kecil, "Apaan, sih!"

Kucing yang sedang makan tadi langsung keluar dari rumah pohon setelah menghabiskan makanannya dan membiarkan mereka berdua di dalam rumah pohon.

etnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang