24. Thank You

11 2 2
                                    

"Perasaan itu tumbuh menjadi sebuah ketidakrelaan, keegoisan, dan kebingungan yang utuh"

-etnan-

"Maaa! Liat kaus kaki aku? Kenapa ilang semua?" Ucap Gatha cukup panik karena hari ini adalah hari senin. Hari di mana selain upacara, kelengkapan seperti sabuk, dasi, topi dan sebagainya pasti di periksa. Jika tidak lengkap, siap-siap upacara lebih lama dari yang lain dengan barisan yang dipisah hingga terlihat sangat jelas siapa saja murid yang tidak disiplin.

"Lho? Kan semuanya ada di lemari kamu" Jawab Faya sambil menaruh beberapa piring yang sudah berisi masakan ke atas meja untuk sarapan mereka.

"Gaada, Ma! Aduh aku pasti kena hukum!"

Gatha berdecak kesal sambil berpikir ke mana larinya kaus kakinya. Sedangkan jam dinding seolah memojokinya untuk mencari lebih cepat karena ia pun hanya punya waktu lima menit untuk sarapan. Faya terlambat memasak karena ia pun kesiangan. Jadilah pagi yang cerah ini seolah gelap dalam pandangan Gatha.

"Aku pergi, Ma!" Teriak Gatha sambil mengambil satu lembar roti tawar lalu minum sedikit susu putih yang sudah dibuatkan Faya.

"Eh, bentarr! Ini Mama siapin bekel buat kamu, Tha!"

Ucapan Faya bagai angin lalu karena Gatha buru-buru berangkat sekolah sambil berharap ada temannya yang bawa kaus kaki lebih sehingga ia bisa meminjamnya.

Tepat saat Gatha keluar gerbang, sudah ada lelaki yang menyambutnya dengan atribut sekolah lengkap seolah murid teladan. Tapi, seperti biasa, mukanya selalu menyebalkan.

"Gas, queen!"

Gatha tanpa berpikir naik ke jok belakang motor lelaki kadal itu dengan terpaksa. Daripada ia terlambat, hukumannya akan lebih berat karena ditambah tidak memakai kaus kaki.

***

Para murid yang sedang mengejar waktu berbondong-bondong masuk ke dalam gerbang sekolah. Begitupun dengan Gatha dan Etnan. Etnan memarkirkan motornya dengan cepat lalu Gatha turun dan mengembalikan helm milik lelaki yang harus ia akui menyelamatkannya karena tidak jadi terlambat.

Etnan pun mengambil helm itu sambil memperhatikan Gatha yang terlihat masih panik padahal jelas-jelas mereka tidak terlambat.

"Makasih!" Ucap Gatha lalu beranjak dari sana menuju kelas. Etnan pun mengekorinya.

Saat baru memasuki kelas, Gatha langsung memanggil sahabatnya. Rine yang sedang mengerjakan tugas atau lebih tepatnya menyontek jawaban temannya tersentak, "Kenapa, Tha? Ntar dulu dikit lagi ini"

"Lo bawa kaus kaki lebih, nggak? Pinjem dong, please!"

"Gaada! Lo kan tau kaus kaki gue keitung jari" Jawab Rine tanpa melihat Gatha dan terus fokus menulis.

Gatha pun semakin panik lalu membalikkan badannya dan sebuah uluran tangan berada tepat dihadapannya.

"Cepet pake, bentar lagi mau upacara"

Bukan mengambilnya, Gatha justru mematung. Etnan pun langsung meraih tangan Gatha dan memberi kaus kaki miliknya lalu keluar dari kelas tanpa menunggu Gatha mengucapkan terima kasih.

etnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang