23. Vanilla

10 2 0
                                    

"Walau terasa mustahil, tetap tidak meruntuhkan harapan"

-etnan-

"Lo percaya cinta?"

Gatha tersentak mendengarnya. Ia sedang duduk di deretan kursi menghadap sebuah panggung yang kosong bersama orang yang ingin sekali ia lupakan wajahnya.

"Tiba-tiba?"

Andra melihat Gatha sebentar lalu kembali melihat ke arah panggung, "Gue nggak percaya"

Sejujurnya Gatha tidak menyangka pertanyaan itu akan keluar dari lelaki yang baru saja ia kenal. Dan kini mereka bisa duduk bersama karena habis ekstrakurikuker teater, mereka sama-sama belum mau pulang.

"Kenapa lo nggak percaya?"

"Lo? Percaya?"

Gatha menelan ludahnya kasar, "Tadinya"

"Terus? Kenapa jadi enggak?"

Gatha tersenyum kecil, "Pertanyaan lo terlalu serius untuk kita yang baru kenal"

"Kita udah kenal dari kemarin-kemarin, kan? Menurut gue itu waktu yang cukup untuk bisa nanya. Tapi, gue nggak nanya lo punya pacar atau belum" Jawabnya diakhiri dengan kekehan kecil.

Gatha menggelengkan kepalanya dua kali, "Gue gamau jawab"

"Terus lo mau jawabnya soal apa?"

"Yang nggak berkaitan sama cinta"

"Ternyata lo lebih nggak percaya cinta daripada gue ya"

"Gue berusaha untuk nggak percaya lagi, bukan udah nggak percaya"

"Kenapa?"

Gatha langsung beranjak dari duduknya, "Kepo!"

Andra pun ikut beranjak dari duduknya lalu menarik tangan gadis itu, "Lo harus coba ke toko es krim yang biasa gue datengin"

Entah kenapa Gatha membiarkan hal itu terjadi. Membiarkan Andra menarik tangannya tanpa izin dan membawanya kemanapun lelaki itu inginkan. Seolah yang menariknya itu bukan Andra. Melainkan tokoh yang siap dibenci seluruh pembaca.

***

"Lo mau yang mana?"

Gatha melihat seluruh isi menu dengan gambar yang penuh dengan warna di sana, tapi tidak ada yang menarik perhatiannya.

"Lo aja yang pilihin deh"

Andra tampak senang mendengarnya, seolah gadis itu mempercayakan dan ingin mencoba es krim kesukaannya.

Tidak sampai 8 menit, es krim itu sudah berada di kedua tangan Andra. Tidak lupa dengan senyumannya yang entah mengapa bisa ia berikan dengan mudahnya pada Gatha.

"Gue suka banget sama es krim vanilla di sini. Kayak beda aja dari es krim vanilla biasanya. Gue yang nggak begitu suka es krim pun jadi suka"

Seolah tidak sabar, Gatha langsung merasakan sensasi dari es krim vanilla tersebut dan terdiam sejenak.

"Enak, kan? Tapi, hari ini lebih enak dari biasanya. Karena makannya sama lo kali, ya?"

Gatha tidak peduli dengan apa yang dibicarakan lelaki buaya darat itu. Ia memilih untuk fokus memakan es krim sambil melihat sekeliling toko yang nampak enak dipandangannya.

"Gue udah tau dari lama toko ini. Cuma belum ada kemauan untuk nyoba"

Andra lagi-lagi tersenyum, "Wah sebuah kehormatan buat gue jadi orang pertama yang membuat lo datang ke toko es krim ini. Ya.. meskipun agak maksa dikit"

etnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang