10. Hujan & Diary

22 2 0
                                    

"Kita akan menemukan. Tapi, kita juga akan kehilangan"

-etnan-

"jangan main hujan-hujan-an! Nanti sakit!"

Gatha selalu menutup telinga tiap ia mendengar ada yang bilang begitu.

Hujan. Ia bukan penyakit. Tidak membuat sakit. Ia malah ikut merasakan rasa sakit itu. Memeluk erat meskipun ia sendiri butuh pelukan. Menenangkan, meskipun ia sendiri butuh ketenangan.

Tapi, hujan? Kalau ia mempunyai perasaan seperti manusia, mungkin tiap saat ia kesakitan. Karena harus jatuh padahal mungkin di atas lebih baik. Ia harus turun ke bumi yang penuh dengan rasa sakit dan jauh dari rasa senang.

Dan ia terima. Ia selalu menerima apapun resikonya karna ia tahu bahwa, dibalik kesakitan itu, ada hal menakjubkan yang Tuhan berikan.

Ia memang datang dan pergi, tapi ia tidak lupa kembali. Entah deras atau tidak, suaranya tidak pernah berubah. Selalu indah.

Hujan memang terasa dingin, tapi kenapa pelukannya hangat?

Pemikiran Gatha soal hujan tidak ada batasnya. Karena ia tidak ingin menciptakan batas itu sendiri.

Kalau tidak ada hujan, apakah ia akan punya teman? Dan kalau turun hujan, apakah masih bisa berteman?

Berteduh. Mereka memilih berteduh. Sedangkan ia malah menyambutnya. Hujan yang tanpa diminta untuk kembali selalu datang. Jadi, kenapa tidak berterima kasih? Bahkan kata itu saja tidak cukup.

"Hujan bisa buat kamu sakit. Tapi, justru dari kesakitan itu kamu malah merasa sehat"

Tiba-tiba saja ia teringat akan kalimat itu. Kalimat yang dilontarkan oleh seorang lelaki yang ingin sekali ia lupakan. Bagaimana bisa lupa kalau tiap kata yang ia bilang tersimpan rapi dalam kepala?

"Manusia buat sakit. Tapi, hujan tidak"

"Jadi, kamu tim hujan, nih?"

"Aku nggak memihak siapapun. Tapi, hujan pantas dipilih"

"Lalu, aku?"

"Hujan nggak pernah buat aku nunggu. Dan jelas itu bukan kamu"

Lelaki itu langsung terdiam, menelan jelas perkataan yang diucapkan gadis yang ada dihadapannya.

"Ayo pergi, Kaf"

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
etnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang