I Will Make It Happen.3

1.1K 38 0
                                    

●●●

Bel pulang sekolah berbunyi, semua siswa berhamburan meninggalkan kelas. Saat Yerin bergegas keluar dari kelas, tiba-tiba Yerin terjatuh setelah tersandung kaki Jiera yang sengaja menghalangi jalan.

"Oh maaf aku tidak sengaja," ucap Jiera dingin.

Sementara itu Cea sibuk dengan ponselnya. Tanpa memperdulikan perlakuan dari Jiera barusan, Yerin lebih mementingkan buku-bukunya yang jatuh berserakan dan segera mengambilnya lagi.

"Untuk apa jalang sepertimu bersekolah di sini? kau tidak pantas ada di sekolah ini, ah sial jalang sialan," ucap Jiera sembari menendang buku Yerin.

Setelah puas melakukan aksinya pada Yerin, Jiera dan Cea langsung pergi meninggalkan Yerin seorang diri. Saat Yerin sibuk mengambil buku-bukunya tiba-tiba datang seseorang membantunya.

"Biar aku bantu," ucap perempuan sebayanya.

"Terima kasih," Yerin pun tersenyum.

"Sama-sama... panggil aku Lili, kau?" tanya Lili sembari membantu Yerin mengambil buku-bukunya.

"Yerin," jawab Yerin singkat.

"Aku anak kelas 10 C, kau pasti anak kelas 10 A kan? tidak usah di jawab, kau pasti si jenius itu kan? ya benar," ucap Lili sembari beranjak bangkit dan menyerahkan bukunya, setelah itu Lili pun bergegas pergi meninggalkan Yerin.

"Terima kasih sudah membantuku," seru Yerin.

"Iya sama-sama," balas Lili.

...

Malam hari kemudian, Yerin tengah bersial pergi ke tempat kerjanya.

"Yerin... berhentilah bekerja paruh waktu di tempat itu, cukup bibi saja yang bekerja, kau harus fokus dengan sekolahmu," ucap Bibi Jil.

"Tidak masalah bi, semua yang aku lakukan adalah kemauanku sendiri, lagi pula itu bukan paksaan, jadi bibi tidak usah mencemaskanku," ucap Yerin.

Bibi Jil hanya bisa diam menatap Yerin dengan sangat dalam.

...

Tengah malam kemudian di restoran tempat Yerin bekerja suasana restoran itu sudah sepi pelanggan.

"Akhirnya selesai, ini sudah larut, sebentar lagi kita pulang," ucap Bella, rekan kerja yang usianya lebih tua dari Yerin.

Mereka berdua akhirnya berkemas menutup restoran dan pergi pulang. Beberapa saat kemudian di suatu jalan saat mereka berdua pulang, Bella menyempatkan diri untuk berbincang dengan Yerin.

"Yerin, kau tahu? waktu aku seusiamu, kau percaya atau tidak?" tanya Bella sembari melirik ke arah Yerin.

Di sisi lain, Yerin terdiam dan sibuk melamun.

"Yerin?!" ucap Bella sembari menepuk bahu Yerin.

"Ya?" sahut Yerin sedikit terkejut.

"Ada apa denganmu? kau tidak apa kan?" tanya Bella.

"Oh... tidak ada apa-apa, maaf apa yang kau katakan padaku tadu?" tanya Yerin.

"Jika ada masalah kau ceritakan saja padaku, aku siap mendengarkanmu, aku sudah menganggapmu seperti adikku sendiri," ucap Bella.

"Terima kasih... kau tidak usah mencemaskanku, aku tidak apa-apa, mungkin karena aku sedikit kelelahan saja," jelas Yerin.

Bella langsung memasang ekspresi wajah kasihan pada Yerin.

"Apa yang kau katakan tadi?" tanya Yerin.

"Oh itu, saat aku seusiamu aku pernah dekat dengan seorang laki-laki, kau tahu apa yang dia lakukan? dengan polosnya dia menyatakan perasaannyanya padaku di depan banyak orang, ah!.orang gila itu, saat seusiamu aku merasa sangat bahagia bisa berteman dengan temanku, walaupun semua temanku agak gila," seru Bella sembari tertawa.

"Sampai jumpa lagi besok," ucap Yerin.

"Sampai jumpa?!" seru Bella kebingungan.

"Ya... sampai jumpa," ucap Yerin sembari berbelok ke arah jalan rumahnya.

Bella langsung menoleh ke kanan kiri, ternyata dia baru sadar jika jalan ini sudah memisahkan pembicaraannya dengan Yerin.

...

Pagi hari, seperti biasa Yerin bergegas pergi ke sekolah. Saat di bus sekolah, Yerin tidak sengaja disenggol oleh seorang yang tak lain adalah Lili.

"Kau... Yerin?! ah jika begini ceritanya kita bisa berangkat sekolah bersama," ucap Lili.

"Ya... kau naik bus?" tanya Yerin.

"Ya aku naik bus, aku ini bukan orang kaya, kau pasti menebak jika aku ini orang kaya kan?! ah... banyak orang yang mengira aku ini anak orang kaya dan sialnya semua kenalanku mendadak kabur setelah tahu faktamya, jangan bilang kau akan kabur juga," ucap Lili sedikit jenaka.

"Tentu saja idak... kenapa juga aku harus kabur," jawab Yerin.

"Jika begitu, mulai sekarang kita bisa menjadi teman kan?" tanya Lili.

Yerin tersenyum dan mengangguk. Di sisi lain, pikiran Yerin langsung teralih ke aksi Jiera dan Cea kemarin dan membuatnya sedikit cemas.

"Aku terbiasa dengan kesendirian, jika mereka tidak menyukaiku itu bukan urusanku," batin Yerin mencoba menguatkan diri.

●●●

~triwahnii~

I Will Make It Happen (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang