●●●
Hari senin, hari dimana Yerin kembali bersekolah. Saat itu juga kepala sekolah baru itu datang. Rea, Jiera dan Cea pun sudah terbebas dari hukumannya dan kembali berangkat ke sekolah. Tidak seperti biasanya, Yerin datang ke sekolah lebih awal dari Lili, dan sengaja meninggalkannya.
"Aku yakin mereka sudah berubah," batin Yerin.
Sampainya di depan gerbang sekolah, tiba-tiba seseorang berteriak memanggil Yerin.
"Yerin!" teriak Lili.
Sontak, Yerin langsung menghentikan langkahnya.
"K-kenapa kau meninggalkanku?!" seru Lili terengah-engah.
"Maaf, aku ada urusan mendadak" ucap Yerin.
"Hah?! urusan mendadak? urusan apa itu?" tanya Lili.
"Tidak ada apa-apa," jawab Yerin.
...
Setelah upacara penyambutan kepala sekolah baru selesai, semua siswa bergegas kembali ke kelas masing-masing. Saat Yerin masuk ke kelasnya, Yerin merasa Rea, Jiera dan Cea sedikit berubah. Mereka bertiga terlihat lebih pendiam dan sama sekali tidak bertingkah seperti sebelumnya.
"Apa mereka menyesali perbuatannya? syukurlah jika begitu," batin Yerin.
...
Bel pulang sekolah berbunyi, semua siswa bergegas pulang dan meninggalkan kelasnya masing-masing. Kini tersisa Yerin, Rea, Jiera dan Cea yang masih tinggal di dalam kelas. Saat Yerin bergegas meninggalkan kelas, tiba-tiba mereka mengatakan suatu hal yang membuat Yerin terkejut.
"Yerin... aku minta maaf, aku menyesali perbuatanku selama ini," ucap Jiera.
"Ya... aku juga minta maaf... Yerin," ucap Cea.
"Iya Yerin... aku juga minta maaf," ucap Rea.
Yerin langsung mematung. sementara itu, mereka terus meminta maaf sampai Yerin buka suara.
"Kalian tidak usah menangis seperti ini, aku sudah memaafkan kalian sebelum kalian meminta maaf padaku," ucap Yerin.
"B-benarkah?!" ucap mereka bertiga bersamaan.
"Iya, aku sudah memaafkan kalian," ucap Yerin.
Sontak, mereka bertiga langsung memeluk Yerin. Yerin merasa lega karena mereka bertiga sudah menyesali perbuatannya.
...
Di perjalanan pulang, Yerin dan Lili merasakan hal yang sama di diri mereka masing-masing.
"Kenapa aku masih tidak percaya dengan mereka," ucap Lili keheranan.
"Maksudmu?" tanya Yerin.
"Kau tahu? mereka bertiga meminta maaf dan menangis di depanku," jawab.Lili.
"Mereka meminta maaf padamu juga?!" ucap Yerin.
"Iya, jangan bilang mereka meminta maaf padamu juga?!" sahut Lili.
"Iya, aku rasa mereka sudah berubah, buktinya mereka mau meminta maaf pada kita, dan pastinya mereka juga sudah menyesali perbuatannya," ucap Yerin.
"Mungkin, tapi kenapa perasaanku mendadak tidak enak seperti ada yang tidak beres, tapi jika mereka benar-benar berubah syukurlah, tapi jika mereka mengulangi perbuatan busuknya lagi, aku akan mengumpat di depan matanya," ucap Lili.
...
Keesokan hari kemudian, Yerin seperti biasa sudah berada di halte bus sembari menunggu Lili. Setelah beberapa menit, mereka akhirnya pergi berangkat ke sekolah bersama. Hari itu adalah hari-hari mereka berdua terlihat bahagia. Karena orang yang pernah merundung mereka sudah berubah dan menyesali perbuatannya.
...
Saat jam istirahat pun, tidak ada satupun yang mengganggu Yerin dan Lili. Raut bahagia terpampang di wajah mereka. Saat mereka tengah makan, tiba-tiba Jiera dan Cea menghampiri mereka. Yerin terkejut karena mereka tiba-tiba menghampirinya.
"Boleh ikut gabung dengan kalian? meja kantin sudah hampir penuh," ucap Jiera lembut.
Yerin dan Lili mengizinkan mereka berdua untuk bergabung.
Cea pun ikut duduk, dan mengantongi ponselnya di saku seragamnya.
"Sekali lagi aku minta maaf, kita berdua menyesal telah melakukan hal buruk itu pada kalian," ucap Jiera sangat menyesal.
"Ya aku juga, sekali lagi aku minta maaf... Yerin... Lili," ucap Cea.
"Tidak apa-apa, kita berdua sudah memaafkan kalian," ucap Yerin.
"Terima kasih banyak Yerin... Lili, aku merasa sangat bodoh telah berbuat buruk pada kalian," ucap Cea dengan tatapan sendu.
"Tapi video it..." ucap Lili terpotong.
"Oh itu, kalian tenang saja, aku sudah menghapus semua videonya," ucap Cea sembari memperlihatkan ponselnya.
Dari situlah Yerin dan Lili merasa jika Jiera dan Cea benar-benar menyesali perbuatannya.
...
Saat jam pulang sekolah, Yerin menghampiri Lili untuk mengajaknya pulang. Saat menunggu Lili keluar dari kelas, Yerin duduk di kursi panjang dekat kelas Lili. Tanpa membuang waktu, Yerin mulai membuka buku novel itu dan membacanya.
"Aku lihat kau sering membawa dan membaca buku novel itu, apa kau tidak bosan membacanya?" tanya Lili.
"Tidak," jawab Yerin.
"Darimana kau dapatkan buku novel itu?" tanya Lili penasaran.
"Buku novel ini adalah peninggalan mendiang orang tuaku," jawab Yerin.
"Maaf... aku tidak tahu, maaf karena itu aku jadi menyinggung perasaanmu," ucap Lili.
Yerin pun tersenyum tipis.
●●●
~triwahnii~
KAMU SEDANG MEMBACA
I Will Make It Happen (Tahap Revisi)
Mystery / ThrillerDi saat semua orang mengatakan hidup ini indah, Yerin justru mengatakan hidup ini adalah NERAKA. Bagaimana tidak, hari-hari yang ia lewati sangatlah mengerikan. Hingga suatu saat, sebuah insiden mengerikan tiba-tiba menimpa Yerin, kepalanya mendadak...