●●●
Waktu yang dijanjikan akhirnya datang. Yerin bergegas pergi dengan taksi yang akan siap mengantarkannya ke tempat tujuan.
"Jalan Wangsang 9," ucap Yerin.
"Sebentar... Jalan Wangsang 9? apa kau tidak tahu jika daerah itu hanya berisi hutan pinus sa..." ucap sopir taksi terpotong.
"Tidak masalah, aku akan bertugas menyelidiki be..." sahut Yerin terpotong.
"OH! ternyata kau seorang ilmuan! tapi tetap saja, di malam hari seperti ini aku hanya menyarankan agar kau tidak pergi ke..." ucap sopir taksi terpotong.
"Iya, tapi aku tidak sendiri, akan ada banyak rombongan bersamaku nanti," tegas Yerin.
"Oh begitu, baiklah aku akan mengantarkanmu," ucap sopir taksi.
Di setiap perjalanan, sopir taksi itu menceritakan semua hal tentang daerah Wangsang 9 itu.
"Non, apa kau tahu? daerah itu sangat angker, tidak ada satu pun yang berani ke sana selain kepentingan dan kunjungan siang hari, aku saja langsung merinding, sementara itu tidak ada kendaraan umum yang melewati daerah itu kecuali polisi yang berjaga di ujung pos jalan Wangsang 9," jelas sopir taksi.
Sontak, Yerin langsung tersenyum tipis menanggapi apa yang baru saja sopir taksi itu ceritakan.
"Apa ada tempat ikonis lain selain gedung terbengkalai?" tanya Yerin.
"Apa kau akan berpetualang menyelusuri hutan Wangsang 9 HAH?!" jawab sopir taksi itu dengan ekspresi wajah yang terlihat sangat terkejut.
"Ya, ini sudah menjadi tugas dan pekerjaanku menyelusuri hutan-hutan terpencil di tengah Kota Daegu ini," sahut Yerin.
"Sebentar aku akan mengingat-ingat, OH IYA! aku pernah mendengar ada pusat air terjun di dekat area gedung terbengkalai itu," jelas sopir taksi.
"Benarkah? baiklah terima kasih," ucap Yerin.
...
Di sisi lain, Zen akhirnya sampai di alamat yang sudah ditentukan. Mobil Zen perlahan mulai masuk ke dalam menuju ke area gedung terbengkalai itu yang tempatnya agak jauh dari jalan utama. Beberapa saat kemudian, Zen akhirnya turun dari mobil sembari langsung menyalakan senter di ponselnya. Suasana terasa sangat mencekam, lampu gantung yang sudah sangat berlumut menjadi salah satu objek penerangan di gerbang gedung terbengkalai itu. Dengan was-was, Zen mencoba memberanikan diri untuk masuk.
Di sisi lain, akhirnya Yerin sampai di alamat tujuannya. Yerin langsung membayar biaya taksi dan langsung pergi meninggalkan tempat.
"NON! apa kau yakin akan pergi HAH?! aku saja hanya berani menurunkanmu di area pembatas ini!" seru sopir taksi.
"YA!" jawab Yerin.
"Untuk apa aku takut dengan tempat seperti ini, sementara... dunia tempatku bertahan hidup jauh lebih mengerikan dari semua ini," batin Yerin sembari menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Will Make It Happen (Tahap Revisi)
Misteri / ThrillerDi saat semua orang mengatakan hidup ini indah, Yerin justru mengatakan hidup ini adalah NERAKA. Bagaimana tidak, hari-hari yang ia lewati sangatlah mengerikan. Hingga suatu saat, sebuah insiden mengerikan tiba-tiba menimpa Yerin, kepalanya mendadak...